Chapter 15: Kembali Masa lalu

92 5 1
                                    

Aruno membuka matanya yang terasa berat. Ia melihat ke sekelilingnya. Terlihat beberapa orang yang berbaring di tanah dengan pakaian yang lusuh dan kotor.

Saat melihat ke kanan, ia juga melihat jeruji besi yang mengurung mereka semua.

(dimana ini?)

"Sayang, udah bangun?" Suara lembut itu menarik perhatian Aruno yang masih bingung dengan apa yang terjadi padanya.

"Mama?" ucap  nya dengan ragu.

"Iya sayang?" Senyum indah yang sudah ia lupakan kini kembali terlihat di depan matanya.

Sentuhan lembut dari jemari indah itu menyadarkan nya jika saat ini bukan sekedar mimpi. Dengan lembut ia menggenggam jemari sang ibu yang menyentuhnya dengan lembut.

Meski rambut dan baju nya kotor, kecantikan wanita itu tidak tertutupi sedikitpun. Senyum cerah itu tetap menenangkan perasaan nya yang kini terasa bercampur aduk.

"Ma." 

Ia memeluk Aurelia, sang ibu yang sangat ia cintai. Mencoba menyembunyikan air matanya yang turun dengan cepat saat rasa rindu yang menumpuk itu bertemu dengan sosok yang rindukan.

"Cepat keluar!" bentakan itu membuat Aruno terkejut.

Pintu besi itu terbuka saat seorang penjaga dengan kasar menarik rantai seorang budak tua yang terduduk lesu di tanah karena kelelahan dan kelaparan.

Budak-budak yang lain segera mundur saat penjaga itu masuk ke tempat ini, karena seringkali penjaga itu memukul mereka saat mood nya sedang buruk.

Pelukan Aurelia menguat saat penjaga itu masuk dan menarik seorang budak tua. Berusaha melindungi Aruno dari hal buruk yang mungkin akan terjadi.

Tepat setelah penjaga itu menutup pintu besi itu, seseorang datang dan membisikkan sesuatu padanya. Penjaga itu segera kembali dan menarik salah satu rantai yang mengarah pada leher seorang budak.

"Kakak!" Seorang anak kecil berambut pirang terpaksa berdiri saat rantai di lehernya ditarik paksa oleh penjaga itu.

anak kecil lain yang berpenampilan sama dengan anak kecil yang ditarik itu berteriak memanggil sang kakak saat ia tidak merasakan genggaman tangan sang kakak di tangan nya.

Kedua anak kecil itu memiliki mata putih yang berarti mereka tidak bisa melihat dengan sempurna. Dengan panik sang adik berusaha mencari sang kakak dengan memanggilnya dan berjalan meraba sekitar.

Meski jarak diantara mereka berdua kini semakin jauh.

"Aaron!" sang kakak berusaha memberontak sekuat tenaga namun usaha nya belum berhasil.

beberapa menit berlalu dan sang adik yang kehilangan sang kakak kini berhenti memanggil sang kakak. Ia terduduk di tanah dengan perasaan sedih. Ia tidak ingin kehilangan keluarga satu-satunya.

Saat Aruno fokus melihat anak itu ia tidak menyadari jika mama nya berusaha melindungi nya dari penjaga yang berniat memisahkan mereka berdua.

"Cih." penjaga yang kesal segera menarik Aurelia dengan keras keluar dari penjara besi itu.

Aruno melihat mama nya ditarik paksa, mencoba membantu sang mama meski tenaga nya tidak dapat menandingi tenaga penjaga itu sehingga mama ditarik sampai keluar penjara.

"Mama!"

Aruno berdiri dan berlari mengejar sang mama, namun pintu besi itu langsung dikunci setelah mama nya ditarik keluar. Ia mencoba menggapai mama nya yang ada didepan matanya namun mama nya segera menjauh saat tarikan rantai itu semakin kuat.

"Mama..."

Ia tau, ditubuh kecil ini ia tidak bisa melakukan hal apapun. Baru saja ia bertemu kembali dengan ibunya setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Rasa takut di tinggal membuatnya merasa sedih.

ReinaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang