6

64 3 2
                                    

Brak

Lagi dan lagi,dimas mengganggu aku,kali
Ini aku menemukan banyak sampah
Di lokerku.

Aku menutup kasar lokerku,tidak bisakah
Dimas berhenti.

"Wow...mengejutkan"dimas
Bersandar diloker samping aku
Entah sejak kapan,membuat aku
Menatapnya tidak suka"luh miskin
Tapi gak kelihatan miskin juga
Tuh"cetus dimas,entah apa motifnya
Sampai membawa-bawa kasta.

"Luh gak ada kerjaan ya,gangguin aku
Terus"cetus aku kesal.

"Karena kerjaan gua,adalah luh"sahut
Dimas cuek.

"Aku gak tahu salah apa sama luh,tapi
Luh gangguin aku terus,brengsek"ucap
Aku kesal.

Plak

Sudah dua kali pipiku ditampar
Dimas,cowok di hadapannya manatap
Tajam seakan tatapan dimas akan
Menghunusku.

"Gua gak akan biarin cowok yang nyakitin
Cewek hidup tenang"cetus dimas.

"Aku capek"lirihku,dia mendongak
Menatap dimas yang masih menatap
Penuh kebencian padaku.

"Luh bukan ngelindungin cewek?tapi luh
Buta karena cinta viona

Brak

Tubuh aku tersungkur,dimas mendorong
Nya sangat keras.

"Sekali lagi mulut sampah luh ngomong
Kaya gitu,mati luh anjing"tekan dimas.

"Aku gak peduli,luh mau ngapain aku,yang
Jelas aku gak bakalan keluar dari sekolah
Ini"tutur aku yakin.

Dimas menyeringai"gua bakal hancurin
Pendirian luh"ucap dimas.

"Terserah luh anjing"aku segera
Berlari,entah kenapa dadaku sangat
Sesak,sepertinya ketenanganku akan
Direnggut.

Aku masuk kedalam kelasku dengan
Lesu,aku duduk disamping adam.

"Luh kenapa"tanya adam,saat merasakan
Kepala aku bersandar dibahunya"dimas
Ganggu luh lagi"tanyanya lagi.

Aku menghembuskan nafasku"aku
Capek dam"liriku.

"Luh pindah aja,luh gak usah
Khawatir aku gak bakal lupain luh".
Tutur adam enteng.

"Andai segampang itu dam,ibu bahkan
Gak percaya pas aku bilang,aku dipukul".
Jelas aku sendu.

Adam mengangguk mengerti,dia
Mengusap kepala aku.

"Tidak perlu sedih jika ada orang yang
Merendahkan dan menghina,kemuliaan
Bukanlah milik manusia,tapi
Allah yang punya".

Sedangkan ditempat lain,tangan dimas
Tengah diapit manja oleh viona.

Entah kenapa pak david tidak
Masuk,biasanya guru itu selalu hadir.

Viona terus merengek mengajaknya
Kencan"gua gak bisa"tolak dimas
Lembut,percayalah dimas akan
Lembut pada setiap gadis yang
Baik padanya.

"Please...biar gua yang minta izin
Sama tante dea"rengek viona tidak
Ingin menyerah.

"Gua ada janji sama anak-anak"ucap
Dimas merujuk pada teman-temannya
"Lagian papah pulang hari ini"lanjutnya.

"What"pekik viona"om roy pulang,kalau
Gitu luh pulang bareng gua,gua kangen
Sama om roy"tutur viona.

Dimas mengangguk tidak ada alasan
Untuk menolak keinginan viona.

"Minggir gua mau duduk"rendra datang
Mengusir viona dari tempat duduknya.

"Luh kan bisa duduk sama darian"ucap
Viona enteng.

Sungguh rendra ingin sekali menjejal
Mulut gadis itu,mentang-mentang dimas
Di genggamannya dia menjadi seenaknya.

Lebih dari selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang