4

69 5 2
                                    

Iki meringis,dia membuka seragamnya
Saat ini dia sedang ditoilet.

Dia melihat putingnya yang memerah
Sungguh biadab,dimas membuatnya
Seperti ini.

Cuh

Iki meludah saat mengingat bibirnya
Di jejal rokok bekas dimas,itu sangat
Menjijikan sekali.

"Biadab,"umpatnya,lalu mengganti
Bajunya,sial dia harus membeli baju
Seragam lagi,untuk persiapan.

Iki segera keluar,dia membuang
Seragamnya ke tong sampah,sudah
Dipastikan uang tabungannya,akan
Terkuras habis lagi.

"Miskin"!.

Iki menghentikan langkahnya,kenapa
Pula dia harus bertemu viona.

"Luh makin ke sini makin ke cium bau
Miskinnya ya",cetus viona.

"Luh sama omongan luh bau busuk,sampe
Sampah aja kalah",sahut iki tajam.

"Luh gak ada kapoknya ya,apa luh belum
Puas sama apa yang dibuat dimas",kekeh
Viona dengan senyuman yang memuakan

Iki tersenyum miring",aduan luh najis".

Setelah mengucapkan itu,iki melangkah
Pergi tak peduli dengan viona yang
Mencak-mencak mulutnya.

Tidak dimas,tidak viona sama-sama
Menyebalkan,dan iki benci keduanya.

Dia masuk kedalam kelasnya dengan
Langkah gontai,tak ada semangat.

"Adam gak sekolah sehari aja,luh udah
Kaya mayat hidup",cetus nita yang
Melihat ekspresi tak menyenangkan iki.

"Sepi"sahut iki,dia duduk lalu meneng
Gelamkan kepala dilipatan tangannya.

"Bu yayat gak masuk sekarang",nita
Menghampiri iki,dengan buku tebal di
Tangannya",jadi bayar uang kas",ucapnya.

Iki mendongak,dia merogoh saku
Celananya.

"Sepuluh ribu,luh nuggak dua minggu".
Ucap nita tegas.

"Lima ribu dulu deh,aku lagi melarat".
Ucap iki jujur,dia tak mau pulang
Jalan kaki.

Nita dengan kesal menerima uang lusuh
Itu,dia beralih ke barisan kanan,dia
Memanfaatkan jam kosong untuk
Menagih uang kas.

Nita pemegang tahta rentenir sangat
Tegas dalam urusan uang kas,dia tak
Segan mencubit perut anak cowok
Yang tak mau bayar,kecuali iki,dia
Tahu bahwa temannya itu tidak
Seperti teman-temannya yang lain.

Dia tengah menghitung uang hasil
Barusan,namun kegiatannya berhenti
Saat iki datang menghampirinya.

"Nit,luh tahu gak viona kelas berapa".
Tanya iki pelan.

Kening nita berkerut,tumben sekali iki
Menanyakan gadis itu pikirnya.

"Sebelas perbankan tiga,kenapa emang".
Tanyanya.

"Aku pengen tahu aja",ucap iki.

Selain adam,nita juga cukup bersikap
Baik padanya,karena selama ini dia
Hanya figuran kelas,tak ada yang
Peduli dengan keberadaannya,itu
Karena dia dari kelas menengah.

Sekolah yang di isi dengan murid berada
Memang membuat iki seperti siswa
Miskin,padahal jika sekolah disekolah
Biasa,akan dia pastikan tak akan ada
Yang merundungnya atau tatapan hina
Dari orang-orang yang melihatnya datang
Setiap pagi.

Iki duduk kembali dibangkunya,dia
Bener-bener merasa kesepian,rasanya
Hampa saat teman sebangku tak sekolah.

Iki meringis saat nyeri diarea putingnya
Terasa kembali,dia mengusapnya
Pelan,dia ingin salep saat ini namun
Gak mau ke UKS.

Lebih dari selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang