5

68 3 2
                                    

Yang di rundung bukan dirinya saja,tapi
Entah kenapa iki merasa dunianya saja
Yang gelap sekali.

Dia sudah sering mendengar jika dimas
Dan teman-temannya merundung adik
Kelas,dan orang-orang yang membuat
Masalah dengan mereka

Iki merasa tidak adil,dia tidak masuk
Kedalam kategori itu,namun mengapa
Dia menjadi sasaran dimas.

Dia tidak mengganggu viona,yang ada
Cewek itu yang mengganggunya.

Iki menendang-nendang kerikil
Di sepanjang jalan,seperti biasa dia
Menunggu angkutan umum lewat,miris
Sekali,orang lain dijemput dengan supir
Mereka,atau pulang dengan kendaraan
Sendiri,tetapi kenapa nasib iki tidak
Sama seperti mereka pada umumnya.

Tapi dia dijemput oleh angkot sungguh
Luar biasa,dia bertahan disekolah ini
Sampai sekarang.

Dari kejauhan dimas dengan santai
Mengendarai mobilnya,dia menyeringai
Saat melihat mangsa ada di hadapannya.

Tin.

Tin.

Tin.

Suara klakson membuat iki
Mendongak,dia menghembuskan
Nafasnya melihat dimas menurunkan
Kaca mobilnya.

"Mau bareng"tanya dimas.

Iki diam,dia masih mencerna ajakan
Dimas,tidak mungkin cowok itu
Mendadak baik padanya.

"Ayo"dimas berseru,seakan menyuruh
Iki untuk masuk.

Iki meyakinkan diri,dia dengan ragu
Hendak membuka pintu mobil,namun
Dugaannya bener,dimas menjalankan
Mobilnya sebelum dia buka"makanya
Beli mobil,jangan numpang"teriak
Dimas dengan gelak tawa,dia melajukan
Mobilnya begitu saja.

Iki mengepalkan tangannya,merasa
Di permalukan,lagipula mengapa dia
Bodoh,sampai berpikir positif tentang
Cowok itu,menyebalkan.

"Aku benci sama luh"teriak iki,dadanya
Naik turun,dia bener-bener sakit hati"
Aku gak akan pernah maafin luh,sampai
Kapan pun"lanjutnya.

"Lebih baik menangis dari pada
Marah,karena marah akan menyakiti
Orang lain,sementara air mata
Mengalir tanpa suara melalui jiwa
Dan membersihkan hati".

Dimas melempar kunci mobilnya
Sembarangan,dia memeluk wanita
Paruh baya yang tengah merawat
Bunga mawar.

"Sore mom"dimas mencium pipi
Mamahnya itu.

"Sore sayang,kamu terlihat bahagia
Sekali"ucap mamah dia mengelus
Rahang dimas.

Dimas tersenyum manis"ya,kau
Adalah sumber bahagiaku mom,satu
Hari ditinggal,rasanya aku ingin mati".
Cetus dimas.

Mamahnya memukul bibir dimas,yang
Bicara sembarangan.

"Jangan bicara begitu,mamah
Takut"mamah memeluk dimas,lalu
Membiarkan gunting yang tengah dia
Pegang jatuh,dia mengelus surai anak
Nya,yang sudah berusia delapan belas
Tahun itu.

Dulu dimas sangat kecil,saat lahir kedunia
Tapi kini anaknya bahkan jauh lebih
Tinggi darinya.

"Mamahnya menyayangimu"lirih
Mamah"oh ya,papah besok akan pulang"
Lanjutnya.

"Kirain dia lupa,jalan pulang"ucap
Dimas,dia merotasikan matanya.

Mamahnya hanya menggeleng
Pelan,anaknya ini bener-bener musuhan
Dengan papahnya jika ditinggal.

"Dimas mandi dulu ya mom"dimas
Mengecup pelipis sang mamahnya,lalu
Berlari meninggalkan wanita paruh
Baya itu,dengan lamunannya.

Dimas merebahkan tubuhnya diatas
Ranjang,dia menatap langit kamar
Dengan kosong.

Lebih dari selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang