Bab 2 s2 [Malam]

254 21 11
                                    

Selamat membaca

Bright sudah tiba di kost-kostan miliknya. Ia pun segera mandi air hangat agar tak sakit karena cuaca dingin diluar.

Setelah selesai mandi, ia pun mengenakan pakaian yang bisa menangkal udara dingin di luar.

Lalu ia bawa kakinya menuju dapur dan berhenti pada kulkas kecil yang tingginya 1,5 meter.

"Sepertinya besok aku harus mencari bahan makanan," ujarnya ketika melihat dalam kulkasnya sudah tidak ada lagi bahan makanan mentah seperti sayur. Yang ada hanyalah minuman dingin, itu pun air putih biasa.

Lalu ia sedikit mendongak keatas, menatap kabinet-kabinet yang terjejer disana, ia pun membuka salah satu kabinet dan tersenyum simpul, menemukan menu makan malamnya hari ini. Apa lagi kalau bukan Mie instan, "aku sebenarnya tak suka makan mie instan, tapi mau bagaimana lagi." Gumamnya.

Ia pun segera mengambil satu bungkus mie instan tersebut lalu dengan telaten dia membuka bungkus mie instan tersebut. Tak lupa juga ia mengambil sebutir telur yang akan ia goreng sebagai pelengkap nantinya untuk hidangan sederhana buatannya.

Sembari menunggu mie-nya masak, Bright pun melamun, "kalau saja Win disini, dia pasti sudah memasak kari sayur kesukaan ku dan langsung bergelayut manja setelahnya," gumam Bright yang tak sadar sedikit mengulas senyum di wajah tampan yang memiliki perpaduan antara keturunan Eropa dan keturunan Asia. Pastinya ia mendapatkan wajah tampannya itu dari kedua orang tuanya.

Entah kenapa setiap mengingat memori tentang Win selalu membuatnya bahagia dan sedikit merindukannya juga, padahal tadi sore mereka sudah bertemu.

Suara air mendidih pun langsung memudar lamunan Bright, ia segera memasukkan mie instan yang masih kaku dan keras itu kedalam panci yang sudah berisi air mendidih.

Tak perlu menunggu waktu lama, hidangan mie instan dengan telur goreng sebagai pelengkapnya sudah jadi.

Bright pun memakan mienya sembari mencari beberapa lomba yang mau ia ikuti yang hadiahnya berupa uang.

Bright itu tipikal orang yang sangat cerdas, ketika orang-orang menggunakan ototnya untuk bekerja mencari uang, Bright menggunakan otaknya untuk mencari uang. Dengan begitu keuangan miliknya selalu stabil dan dia akan menyimpan sebagian besar uang miliknya apabila uang-uang tersebut akan digunakan dalam situasi yang terdesak nantinya.

Bukan hanya mengikuti lomba-lomba, ia juga membuka jasa pengetikan makalah, serta jasa melukis dan menggambar karena Bright saat masih di semester, ia gunakan semua uang miliknya untuk mengikuti kelas menggambar dan melukis agar menambah keahlian yang akan berguna kedepannya. Dan benar saja, dari usahanya itu, dia juga mendapat uang yang cukup untuk dirinya.

Jangan tanyakan apakah orang tua Bright sering mengirimkan uang untuk dirinya. Tidak pernah sepeser pun orang tuanya memberikan uang untuk dirinya, bahkan saat pindah ke Bangkok guna menempuh pendidikan pun dia menggunakan uangnya sendiri yang ia kumpulkan saat masih hidup didesa.

Sembari mencari beberapa lomba di laptopnya, tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi pertanda sebuah notifikasi.

Ia pun mengambil ponselnya itu lalu sedikit mengkerutkan dahinya namun setelahnya ia pun tersenyum.

*Chatting antara Bright dan Win.

*Chatting antara Bright dan Win

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Strawberry And Poison S1&S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang