Awalnya jihoon mau pulang sekolah bersama junkyu, tetapi ternyata junkyu sedang ada kesibukan di luar bersama temannya dulu.
Akhirnya dengan segala kesedihan jihoon setuju, ia meminta junkyu segera pergi takut teman-teman junkyu sudah sampai.
Saat jihoon mau pergi ke halte bus, motor biru hitam berhenti di depannya, sang pengendara membuka helm yang menutupi kepalanya.
"Ji"panggil orang itu.
Jihoon menoleh dan tersenyum manis,"ehh wawan"ucap jihoon dengan nada polos.
Junghwan terkejut kecil, merasa gemas dengan pemuda di depannya, ia turun dari motornya dan mendekat duduk di samping jihoon.
"Nggak di jemput??"junghwan bertanya seraya tangannya mengusak rambut lebat milik pemuda manis di depannya.
"Umm, bunda sama ayah lagi di luar kota"balas jihoon, bibirnya ikut mengerucut saat ia berbicara,"kak junkyu juga ada urusan di luar"lanjut jihoon, tetapi ucapan yang terakhir terdengar sedih.
Junghwan menimang banyak hal di benaknya, ia harus berusaha membuat jihoon tidak sadar terlebih dulu dengan rasa suka yang sebenarnya sudah tumbuh di hati junkyu, ia hanya ingin, nanti kalau junkyu memilih hal di luar keinginannya jihoon tidak banyak terluka.
"Bareng aku yuk, mampir beli makan dulu sekalian"ucap junghwan mencoba mengalihkan pembicaraan dari nama junkyu.
"Tapi uang jiun nggak cukup"ucap jihoon, kepalanya menunduk menahan air matanya yang mau keluar, cengeng dia.
"Aku bayarin, ayo!"ucap junghwan lalu menarik jihoon agar segera mengikutinya.
.
.
.
Junghwan membawa jihoon ke salah satu restoran mewah yang tak jauh dari daerah komplek dimana rumah jihoon berada. Setelah makanan yang mereka pesan sampai, jihoon memakannya dengan lahap, bahkan ada beberapa noda yang mengenai mulutnya.
"Astagaa, kayak bayi aja makan berantakan"ucap junghwan, tangan besarnya mengusap noda yang mengotori mulut jihoon.
"Hehe, makasih uwan"ucap jihoon lalu kembali sibuk dengan makannya, tidak sedikit pun memerdulikan junghwan yang sedang menahan diri untuk tidak mengigit pipi tembam jihoon.
Jihoon berhenti makan sejenak, ia mulai meminum teh hangat pesanannya, mata cantiknya mengedar ke jalanan dekat caffe yang padat, sesekali ia melihat banyak sekali bangunan yang menurutnya sangat bagus.
Netra jihoon berhenti bergerak ketika melihat punggung seseorang, netranya menyerjap, memperhatikan setiap gerakan orang itu, hingga ia melihat lelaki itu memeluk seseorang yang duduk di bangku lain.
Netra jihoon mulai berkaca-kaca, ia menoleh ke arah makannya yang masih banyak, sepertinya sekarang jihoon udah nggak selera makan.
"HUEEEEE!!, KAK JUNKYU JAHAT UWANN!!"
Junghwan yang sedang mengunyah sampai tersedak, ia menatap jihoon yang sudah menangis deras, hingga pandangannya jatuh ke sebuah caffe, tatapannya terlihat tenang tetapi menyiratkan banyak umpatan untuk orang itu.
Junghwan memeluk jihoon, mengusap punggungnya agar lelaki manis itu cepat tenang, hingga tanpa di sengaja netra tajam junghwan bertabrakan dengan netra junkyu yang kini menyinarkan banyak sekali jawaban yang ia butuhkan, junghwan mengangkat alisnya bingung, tetapi abai dulu untuk menenangkan jihoon.
.
.
.
Kaki jenjangnya melangkah dengan santai, pria yang sudah di bilang tidak muda lagi tersenyum senang atas kehadirannya, tepat ketika junkyu masuk rumah ia melihat junghwan baru sampai jadi keduanya hampir datang bersama.
"Kalian pulang bareng??"tanya lelaki itu.
"Gak!!"jawab kedua anak beda usia di depannya.
Lelaki itu mengulas senyum tipis,"oh iya, junkyu, kayaknya papi nggak bisa nurutin kamu deh, kayaknya papi bakal nikahin kalian minggu depan, karena seperti kalian terlihat sangat cocok".
Junkyu sedikit terkejut mendengarnya, ia melirik junghwan yang terlihat anak itu ikut kesal dengan ucapan papanya.
“yakin dik, kayak kak junkyu bakal mau di nikahin sama nenek lampir aja”batin junghwan dengan mata memutar malas.
Junkyu mulai menetralkan dirinya terlebih dulu, ia melirik junghwan dan lelaki itu segera duduk di sisi lain sofa, keduanya memilih duduk tanpa permisi karena keduanya kan juga tuan rumah.
"Papi"suara junkyu seperti tercekat, apa lagi ketika melihat sang ayah langsung memusatkan perhatian tanpa ragu.
"Jodoh anak, bukan papi yang nentuin".
Bukan, bukan junkyu yang berucap, tetapi junghwan yang kini asik sama ponselnya.
Junkyu hanya bisa diam sejenak, mengumpulkan segara keberanian yang sudah tadi ia simpan dengan baik.
"Jujur, vina cantik, bertalenta, bahkan dia juga seperti model"lanjut junkyu, junghwan ikut tersenyum senang mendengarnya, karena sang ayah tidak melihat ke arahnya, junghwan menunjukkan satu jempol, yang berarti junkyu hebat.
"Tapi maaf pi… seluruh kesempurnaan yang vina miliki bukan level junkyu semua…"ucap junkyu, netranya menatap tegas ke arah sang ayah yang diam menanti kelanjutan ucapannya.
"Junkyu dari dulu udah gay, bahkan dari sebelum papi kenalin ke vina"balas junkyu dengan mantap,"terserah papi mau bantuin sekolah junkyu apa enggak setelah ini, yang jelas junkyu nggak akan ngemis kayak junkyu kecil yang dulu"lanjutnya kini menatap junghwan yang ikut tersenyum miring mendengar ucapannya.
"Junkyu!, Tapi ini sudah terlanjur, lagian vina juga baik-baik saja kan ke kamu??, Dia bahkan tidak selingkuh sama sekali!!"sentak papi junkyu, kini menatap anak dari mantan istrinya yang dulu dengan tajam.
"Nggak level buat orang suci kayak kak junkyu"sahut junghwan dengan entengnya,"dia emang nggak pernah selingkuh sama siapa pun, tapi dia pernah tidur bareng papi"lanjut junghwan dengan nada acuh.
"Menurut informasi yang junghwan dapet… papi mempercepat pernikahan kak junkyu dan vina ini… sebenarnya karena kak vina udah hamil anak papi ya kan"anggap saja junghwan anak yang kurang sopan santun, tetapi memang segala informasi yang ia dapet semalem seperti itu.
Junkyu ikut terkejut, ia tidak tau sedikit pun tentang hal ini, junghwan tadi hanya bilang bakal membantunya untuk keluar dari jeratan papinya. Pantas saja, ternyata junghwan sudah menyimpan rahasia terbesar vina ya!!.
"Yang hamilin papi, kok yang di suruh nikahin kak junkyu sih pi??"junghwan berucap seraya tersenyum miring, tangannya terangkat menunjukkan vidio hotel ayahnya dengan perempuan yang katanya akan di nikahkan dengan junkyu.
Junkyu berdiri dari duduknya,"jadi pilihan junkyu bener pi, lebih baik nikahin sendiri aja, junkyu nggak di kasih tanggung jawab penuh sama papi gapapa kok"ucap junkyu dengan senyum miring.
"Lagian… junkyu juga bukan anak semanja itu, juga… junkyu anak cowok kan??, Langkah junkyu masih lebar, jangan di halangin hanya karena pengen menutup diri dari rasa malu"ucap junkyu dengan sarkas,"ada kondom pi, harusnya kalau masih inget"ucap junkyu lalu saling melempar wink dengan junghwan yang hampir menyemburkan tawa.
“thanks hwan, atas bantuannya…”batin junkyu.
“dek jihoon, kak junkyu back”lanjutnya di batin.
#$#$#$#$#$
TBC
Jangan minta yang berat-berat gaiss, aku nggak mau cerita ini jadi keluar alur 😌😌.
Semoga suka, jangan lupa vote dan komen 🤗🤗.
Maaf keun atas cerita gajeku ini 🤧.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal Tapi Manis || KyuHoon
Romance❝ Manis sayangnya berandal ❞ Itulah perkataan yang sering orang lain ucap ketika melihat Jihoon. Jihoon itu Siswa manis, melihat dari mata bobanya yang sering terlihat polos membuat semua orang terkejut dengan fakta bahwa anak semanis Jihoon beranda...