15

2.8K 225 23
                                    

Selesai sarapan jihoon dan junkyu berangkat sekolah, mereka tidak ada yang masak, junkyu juga mana mungkin bisa masak jadi dari pada kena amuk bunda jisoo ia lebih memilih pesan online.

Praktis, cepat, dan pastinya enak.

Sampai di koridor sekolah jihoon berhenti sejenak, junkyu yang memang masih menggandeng tangan jihoon otomatis ikut berhenti.

"Kenapa??"junkyu bertanya dengan heran, apa lagi ketika melihat binar di kedua mata bulat milik pemuda manis di depannya.

"Jiun pengen bakso"ucapnya dengan senyum lucu.

Junkyu dibuat melongo,"dek??, Kamu tadi makan dua porsi sendiri loh"jelas junkyu mengingatkan agar jihoon tidak makan banyak-banyak, takut perutnya jadi sakit.

Jihoon yang biasanya takut dan selalu nurut dengan junkyu sekarang malah menatap junkyu dengan kesal, menarik tangannya yang masih di genggam junkyu lalu melengos pergi, sebelum benar-benar pergi ia menatap junkyu dengan sinis.

"Gue salah apa??"gumam junkyu, menggedikan bahu lalu memilih abai, ia mau ke kelas saja, dan ngurusin tugas osis.

.

.

.

Jihoon memasuki kelas dengan mood yang berantakan, hidungnya memerah menahan tangis, kedua teman setianya yakni haruto dan asahi sampai mendekat karena bingung ada apa dengan temannya.

"Jiun kenapa??"haruto bertanya dengan kepala ikut miring.

Jihoon langsung menangis dengan keras ketika di tanya kenapa, asahi dan haruto ikut panik dan bingung, keduanya malah ikut nangis karena takut di salahkan.

"Lah??, Bayi??, Kalian kenapa??"karina dan giselle menghampiri ketiga anak yang nangis, di kelas memang karina dan giselle sering di panggil bunda, alasan??, Ya karena ingin aja.

"Jiun nangis!!, Haru kan jadi takut di salahin hueeee"pekik haruto membuat beberapa murid hanya bisa menghela nafas, ruangan kelas seperti bergetar karena teriakan haruto.

"Asa ikut nangis karena jihoon nangis… asa kan jadi pengen ikutan nangis, katanya teman setia tuh kalau satu nangis semua harus nangis"jelas asahi membuat para murid yang memang sudah memasuki kelas cuma bisa sabar.

Giselle membuka ponselnya, mengetik nama seseorang lalu menelfonnya.

[ “hal—” ]

"Ke kelas gue, nggak ada bantahan"ucapnya lalu menutup panggilan telefon.

Tidak ada 4 menit seseorang yang ia telfon datang, terlihat lelaki itu terkejut melihat ketiga anak nangis.

"Jihoon!!, Astagaa dekkk!!!".

Lelaki yang di telfon giselle tadi junkyu, memang cuma junkyu yang di turuti sama jihoon.

Jihoon memilih mendusal di pelukan junkyu, menyembunyikan wajahnya yang sudah bengkak, sedangkan para siswa dan siswi yang lain memilih segera keluar dari kelas, dari pada jadi nyamuknya orang pacaran.

.

.

.

Saat jam pelajaran mulai jihoon merasa kepalanya pusing, tangannya terkadang menekan perutnya yang rasanya kurang nyaman.

Setiap pergerakan jihoon tidak sedikitpun junghwan abaikan, ia dari tadi sibuk melirik jihoon, bahkan guru di depan yang sedang menjelaskan ia abaikan karena melihat jihoon sangat lemas.

"Jihoon??"guru cantik itu memperhatikan jihoon yang sedang menahan sakit, wajahnya pucat, para orang tua alias teman-teman sekelas jihoon sampai ikut panik melihat wajah layu itu.

Berandal Tapi Manis || KyuHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang