11

3K 255 9
                                    

Saat itu, setelah junghwan mengantar jihoon pulang, lelaki bermarga so itu menuju tempat yang memang di janjikan dengan seseorang.

Junghwan hanya diam, sesekali netra tajamnya melirik pemuda di depannya yang sedang sibuk melihat sekitar. Sekitar 3 menit mereka bertahan dalam keheningan, hingga junghwan mendengar deheman kecil yang lelaki di depannya keluarkan.

"Hwan".

Junghwan menatap kearah pemuda itu dengan tatapan tenang,"lanjutin aja kak, gue bakal dengerin dulu"ucap junghwan lalu ia meminum jusnya yang dari tadi ia abaikan.

"Gue suka sama jihoon"ucap pemuda itu.

Alis kanan junghwan terangkat, ia terkekeh kecil mendengarnya,"gue tau"balasnya acuh.

Pemuda itu berdecak,"katanya bakal dengerin!!"sentaknya yang kini membuat junghwan semburkan tawa.

"Oke gue jelasin secara cepat"ucap junkyu yang kini mengisyaratkan junghwan agar tetap diam,"gue suka sama jihoon, kalau bisa gue bakal milih sama bunda, tapi papi ngancem gue hwan"jelas junkyu membuat junghwan diam sejenak,"seperti pilihan lo itu, jujur kalau bisa gue pengen egois, tapi papi selalu ngancem bakal lukain bunda kalau gue nggak nurut"lanjutnya yang kini kembali menatap netra tajam junghwan yang sedang menatapnya dengan lamat.

"Pilih jihoon aja kak, gue bakal bantuin"ucap junghwan dengan senyum lembutnya.

"Tapi hwan—"

"Gue bakal bantuin lo nolak vina, tenang aja kalau sama gue mah semua bakal cepet beres"ucap junghwan dengan santai.

Junkyu sedikit ragu untuk mempercayai, otaknya terus berfikir cara apa emang?, Kenapa junghwan seyakin itu?, Apa ada sesuatu yang ia sendiri tidak tau??, Mungkin begitu isi otaknya.

"Lo boleh bunuh gue kalau sampai gue bohong"ucap junghwan lagi.

Meski dengan sedikit keyakinan, junkyu akhirnya mengangguk setuju, dan keduanya memilih segera pergi ke rumah papi junkyu.

.

.

.

Ketika sampai di rumahnya, junkyu melihat ada kedua orang tua jihoon dan jihoon sendiri yang kini sibuk bermain ponsel.

Jisoo menoleh ke sang anak yang kini mendekat, jisoo hanya menyernyit bingung melihat junkyu ikut duduk di sampingnya, mana menyembunyikan wajahnya di belakang punggung.

"Kamu kerasukan apa jun??"jisoo bertanya seraya melirik sang anak yang terlihat sedang memejamkan matanya,"heh tidur di dalem sana, kamu berat ya!!"sentak jisoo tetapi junkyu hanya melirik sang bunda lalu kembali memejamkan matanya.

Jihoon ikut memperhatikan, netra bulatnya menyerjap polos, melihat semanja apa junkyu bila dengan sang bunda. Jihoon tetap memperhatikan hingga junkyu menegakan duduknya, ia menoleh ke arah june.

"Om, tante"suara junkyu terdengar samar, tetapi meski begitu june menatap junkyu yang terlihat ingin bicara sesuatu.

"Bunda…"junkyu kini menoleh ke sang bunda yang terlihat bingung, tangan junkyu merogoh kantong celananya, di sana ada kotak yang pasti semua tau apa isi kotak itu.

"Ini bukan lamaran yang nyata kok, yang jelas ini cuma bukti kalau junkyu nanti… entah itu kapan bakal serius dengan jihoon"jelasnya, kini netranya menatap jihoon yang hanya memiringkan kepalanya bingung,"junkyu bakal nikahin jihoon, tetapi nanti setelah junkyu udah punya penghasilan sendiri, junkyu bakal buktiin ke om dan tante, kalau junkyu bisa jadi menantu idaman"lanjutnya dengan senyum yang membuat dirinya terlihat lebih tampan.

June masih diam, begitupun dengan rose dan jisoo yang masih terpaku dengan apa yang ia lihat. Junkyu saja tidak sedikit pun perduli kalau kedua orang tua jihoon masih melamun begitu pula dengan bundanya, yang ia lakukan selanjutnya adalah, menyematkan cincin ke jari manis jihoon, cincin itu bahkan terlihat pas dan sangat manis di tangan jihoon.

Berandal Tapi Manis || KyuHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang