...
Pernah mendengar pepatah mengatakan cinta datang diwaktu yang tidak tepat?
Terus yang salah cintanya atau waktunya?
Itulah yang yujin rasakan sekarang, ia membenci dirinya sendiri.
Keserakahan menguasai dirinya ia tidak bisa menghentikan hubungan ini tetapi ia juga tidak bisa menghentikan hatinya untuk jatuh cinta pada seseorang yang telah lama ia cintai.
"Sayang kok kamu melamun?"
"Eh...", Yujin mendengar perkataan pacarnya itu tertunduk lesu.
"Aku lagi capek kak"
"Emangnya capek ngapain?"
"Yujin ga enak badan kak"
Pria itu dengan cepat menangkup pipi yujin untuk mengecek suhu tubuhnya, dapat ia rasakan jika pacarnya itu tidak demam tetapi pandangan matanya sayup, yujin seperti memiliki beban berat yang tak kasat mata.
"Kalo ada masalah cerita sama kakak, kalo kamu diam diam gini kakak merasa ga becus jadi pacar kamu jin"
Parhan sedih melihat pacarnya itu selalu menutup diri padanya, ia merasa raga mereka memang saling memiliki tetapi jiwa mereka terpisah jauh, berasa ada tembok penghalang yang membuat dirinya tidak bisa memasuki hati yujin.
Tapi parhan ingin egois, ia tidak peduli yujin bahagia atau tidak yang penting yujin bersamanya.
Bahkan jika hati pemuda itu bukan miliknya ia akan tetap memenjarakan raganya.
Hari ini harusnya menjadi kencan mereka, tetapi saat melihat kondisi yujin yang pucat seperti ini, ia mengurungkan niatnya.
Meskipun ia egois sekalipun jika menyangkut kesehatan yujin, ia akan mengalah.
"Ya udah kita pulang aja yuk,"
"Tapi kan kita udah janjian mau kencan kak"
"Kencan bisa nanti nanti sayang, tapi kesehatan kamu tetap nomor 1"
Mata mereka berpandangan lama, dapat yujin lihat pancaran ketulusan dan cinta yang membara dalam diri parhan untuknya.
Orang sepertinya tidak pantas memiliki hati orang sebaik parhan.
"Maafin yujin ya kak"
Yujin menitikkan airmata dan menangis tampa suara, hatinya pilu, sakit dan remuk.
Parhan yang melihat kondisi itu langsung menarik yujin kedalam pelukannya.
"Ga perlu minta maaf sayang"
"Yujin ga salah"
Andai parhan tau jika kata maaf yujin untuk sesuatu yang lain, yang hanya yujin dan tuhan yang tau.
"Nunggu yujin sembuh kita jalan lagi ya"
"He,em kak", ujar yujin dengan pelan.
Parhan menyapu punggung yujin yang masih dalam dekapannya dengan halus.
"Ya udah yujin pulang dulu ya kak"
"Kakak antar ya sayang"
"Ga usah kak, kakak pulang aja, yujin bisa pulang sendiri"
"Tap-"
"Kak tolong", belum selesai parhan protes, yujin sudah memotong perkataannya dengan wajah memelas.
Lagi dan lagi.
Parhan merasa yujin semakin menjauh darinya.
Dapat ia lihat punggung kecil itu semakin menjauh dan hilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book Gyujin || Kim gyuvin+Han yujin
Fanfic[17+] Demi keamanan dan kenyamanan bersama Isinya oneshoot gyujin 🍃🍃🍃