Pemuda berparas cantik itu terus mengutuk sedari tadi, pasalnya alaram yang telah ia atur tidak berbunyi, alhasil ia telat bangun untuk datang kesekolah.Tapi tenang saja, ia tidak goyah sekalipun, apapun rintangannya ia akan tetap sekolah.
Ia berlari menuju gerbang sekolah, benar saja setelah sampai disana gerbang itu sudah tertutup.
Ada seseorang yang memandang yujin berlarian sedari tadi, ia menaikkan sudut bibirnya sambil melipat kedua tangan diatas dada.
"Telat lagi?", Walaupun ia tau jika pemuda itu telat, tetapi ia tetap menanyakan pertanyaan konyol itu.
"Angkat kepala kalo orang lagi ngomong, jangan hanya nunduk aja, lo ga diajarin sopan santun ya?", Gyuvin menggeram, ketika pemuda didepannya hanya diam menunduk kan kepala kebawah.
Ia adalah pengurus osis, ia sengaja berjaga didepan gerbang untuk menunggu incarannya datang, dan benar saja orang itu tengah berdiri didepannya.
Gyuvin tau lelaki manis itu takut padanya, padahal gyuvin tidak akan memukulnya, gyuvin hanya ingin menggigitnya.
"Angkat kepala!!!", Tekan gyuvin, sambil mengulurkan tangannya kedagu pemuda itu.
Pandangan keduanya bertemu, dapat gyuvin lihat mata sendu nan manis itu mengunci kedua bola mata gyuvin, kedua bola mata itu seperti racun sekali kita tatap tidak akan bisa untuk berpaling dan menjadi mata yang sangat indah yang pernah gyuvin lihat selama ini.
"Maaf kak, yujin tadi telat soalnya yujin kesiangan kak"
Yujin dipandang begitu dalam oleh seniornya sangat gemetar, apalagi gyuvin seolah siap menguliti dirinya hidup hidup.
"Lo tau, sekolah kita ga butuh anak yang ga disiplin kayak lo"
"Maaf kak"
"Gue ga butuh maaf lo, gue bisa aja aduin lo ke BK biar orang tua lo dipanggi-"
"Kak....kak....jangan kak, yujin mohon jangan aduin yujin ke guru pembina, yujin mohon"
Yujin yang panik langsung bersujud dibawah kaki gyuvin untuk meminta belas kasihan, bukan tentang harga diri karena sedari ia masuk sekolah ini, dirinya memang tidak memiliki itu semua.
Ia adalah anak dari kelas bawah yang beruntung bisa mendapat beasiswa, jika ia masuk BK bukan hanya orang tua yang dipanggil tapi juga segala beasiswa nya akan dicabut.
Gyuvin sedikit kaget melihat reaksi lelaki manis yang kini masih bersujud dibawah kakinya, tapi sedetik kemudian ia tersenyum licik.
"Gue bisa aja ga laporin lo ke guru BK, tapi ada harga yang harus lo bayar"
Kepala yujin terangkat keatas, mata mereka bertemu, yujin memandang seniornya itu dengan polos dan bertanya.
"Yujin harus ngapain kak?",
"Ikut gue sekarang!!!", Tampa babibu gyuvin menarik lengan yujin dan menyeretnya diruangan kosong samping gudang, dimana ruangan itu sangat gelap dan sempit, gyuvin mendorong yujin kebawah terdapat matras kecil yang membuat yujin tidak merasakan sakit ketika dilempar.
"Kak, kita ngapain disini?"
Yujin bertanya dengan serius, ia melihat gyuvin membuka bajunya dan terus memandang dirinya.
"Kakak mau ngapain, jangan macam macam ya kak, atau yujin teriak!!!"
Yujin takut, itu pasti apalagi gyuvin tidak terlihat takut dengan ancamannya sama sekali.
"Apaan sih, gue buka jaket doang kok"
"Nah sekarang tinggal lo buka jaket"
Yujin yang mendengar itu langsung menggelang dan memeluk tubuhnya erat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book Gyujin || Kim gyuvin+Han yujin
Fanfic[17+] Demi keamanan dan kenyamanan bersama Isinya oneshoot gyujin 🍃🍃🍃