20. last

143 14 0
                                    


Happy reading!

Berbau 🔞 jadi bijaklah dalam membaca.

Membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga Ten bisa pulih dengan baik, dia berlatih berjalan dengan Johnny yang selalu membimbingnya.

"Kau sudah siap Ten?" Tanya sang ayah, dia terlihatngagah dengan jas hitam yang ia kenakan.

Ten mengangguk pelan, perasaannya tengah gugup tidak menentu, dia bahagia akhirnya dia akan menikah dengan Johnny tapi dia juga gugup, bahkan ia merasa bisa mengeluarkan kencing terus menerus.

Ayah menghampiri Ten dan mengelus rambutnya "jangan gugup, kau harus tenang agar semua berjalan lancar."

Dengan segala kata-kata penenang yang sang ayah lontarkan lahirnya Ten berani untuk melakukan janji suci. Johnny dan Ten akan menikah sesuai dengan janji yang dikatakan oleh Johnny.

Ayah mengantarkan Ten ke altar, hingga Johnny dan Ten saat ini saling bertatapan "kalian sudah siap?"

"Ya." Jawab Johnny dan Ten.

"Baik, silahkan kalian berdua mengucapkan janji pernikahan."

Johnny meraih kedua tangan Ten "aku Seo Johnny mengambil engkau Ten Lee menjadi istriku, berjanji akan selalu menjadi pendamping yang setia dalam kebahagiaan dan kesedihan, dalam keberhasilan dan kegagalan, dalam kesehatan dan sakit. Aku akan saling mendukung dan menguatkan, memberikan dukungan tak terbatas ketika dibutuhkan, dan selalu berusaha untuk menjadi teladan yang baik bagi satu sama lain."

"Saya Ten Lee menerima engkau menjadi suamiku berjanji Kami berjanji untuk berbagi impian dan tujuan hidup kami, membangun masa depan bersama yang penuh harapan, akan berusaha untuk saling mendukung dalam mengejar cita-cita dan meraih kesuksesan, dengan saling mendorong untuk menjadi yang terbaik versi diri kami masing-masing."

Mereka berciuman dengan Johnny yang memimpin, saling memejamkan matanya menikmati ciuman. Suara gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan, Taeyong meneteskan matanya karena ia tau bagaimana karyawan sekaligus sahabatnya untuk sampai pada tahap pernikahan.

"Lihat aku bisa menghadiri pernikahan orang tua, kalian mana bisa." Ujar Haechan dengan bangga.

"Hei aku juga menghadiri pernikahan orang tua walaupun aku masih kecil." Ujar Mark, orang tuanya menikah saat dia bayi berumur dua tahun, walaupun ia tak mengingatnya dengan jelas tapi itu yang orang tuanya katakan.

Hendery menggelengkan kepalanya, apa yang harus dibanggakan dengan menghadiei pernikahan orang tua "mereka masih kecil." Gumamnya.

Mereka semua menyalami dan mengucapkan selamat pada Johnny dan Ten, banyak do'a yang disampaikan untuk mereka.

Ten terduduk setelah merasa lelah karena terus berdiri "kau mengatakan hanya mengundang teman, tapi kenapa para tamu undangan seperti menghadiri konser kecil." Keluh Ten.

"Mereka semua temanku Ten."

"Sebanyak ini?" Ten menatap tak percaya ke arah Johnny.

Johnny mengangguk "tentu, banyak teman maka memiliki banyak relasi juga."

Seluruh tamu undangan menikmati hidangan yang disediakan, terutama anak-anak mereka yang jalan kesana-kemari mengambil banyak makanan, kecuali Hendery karena anak itu hanya mengikuti sang adik yang menariknya.

"Kau belum kenyang Haechan?" Tanya Hendery, dia melihat banyakan makanan yang ditumpuk pada satu piring.

Haechan menggeleng "tidak hyung, kenapa makanannya lezat sekali."

"Terserah saja, tapi ini memalukan."

Pesta pernikahan telah usai, tamu undangan satu-persatu telah pergi untuk pulang, kini tersisa Hendery, Haechan Johnny dan Ten tak lupa juga sanak saudara mereka.

Imagination (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang