Prinsip Jaenal begini, 'bila memang tidak bisa memilikinya, ijinkan aku untuk menjaganya.'
Jaenal selalu berharap dia bisa menjadi lelaki yang bisa diandalkan oleh Ellina. Jaenal ingin dirinya bisa melindungi Ellina lebih dari siapa pun.
Ellina mengernyitkan keningnya melihat lelaki yang tiba-tiba muncul di hadapannya. "Kamu...siapa?"
Lelaki itu menghela napas. "Apa itu penting? Kita pacaran dulu aja. Nanti juga kamu tau aku siapa." Lelaki itu mengulurkan tangannya.
Shasa, teman Ellina yang berdiri di sebelahnya itu mendekat pada Ellina dan berbisik. "Dia agak gila, kayaknya."
Ellina mengangguk setuju. Ellina menatap lelaki yang ada di depannya. Tatapannya berubah menjadi tegas. "Gak. Aku nolak."
"Kenapa? Kamu udah punya pacar?"
"Kamu aneh. Kita belum pernah ketemu dan ini pertemuan pertama kita. Kamu siapa, sih?"
"Aneh?" Lelaki itu menggaruk pelipisnya bingung. "Ya udah, deh. Aku minta maaf."
Ellina menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum akhirnya dia bergegas menarik tangan Shasa dan pergi meninggalkan lelaki itu. Ellina merasa takut jika ternyata lelaki itu bukanlah lelaki baik-baik. Ellina rasa dirinya memang harus kabur.
"Eh, tunggu!"
Ellina tidak berhenti melangkah dan mengabaikannya.
"Nama aku Jaenal. Sekarang udah kenal, kan?"
Ellina berhenti melangkah untuk satu detik, lalu kembali melanjutkan langkahnya. "Orang gila," desisnya.
***
Dua hari lalu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaenal meletakkan ponselnya di atas tempat tidur. Pemuda itu meregangkan otot-ototnya sebelum berdiri meninggalkan tempat tidur. Dia melangkah menuju lemarinya. Jaenal membuka lemarinya dan mengeluarkan gitar akustik milik Hasbil yang dia pinjam.
Jaenal tiba-tiba terdiam. Chat dengan Hasbil tadi membuat Jaenal berpikir sebentar. "Dia punya sepupu cewek?"
Jaenal terkekeh dan mengusap wajahnya. "Cantik gak, ya?" Jaenal senyum-senyum sendiri.
