33. Akhir?

29 10 1
                                    

Mereka yang disebut Pasukan Juan sepakat untuk berpencar. Rayhan, Juan dan Setu akan mencari Jaenal. Sementara Endra, Waiz dan Jaeveer berpencar untuk mencari yang lainnya karena Juan yakin bahwa saat ini kelompok Jaenal terpisah-pisah.  Sedangkan Naira, dia memutuskan untuk pergi sendiri. Gadis itu memang luar biasa.

Kelompok Yunita juga terbagi menjadi dua. Satu untuk memeriksa listrik dan yang satunya lagi untuk mengejar Raka. Kelompok yang mengejar Raka ini lebih banyak jumlahnya dari yang memeriksa listrik, dan mereka juga lebih pandai bertarung.

Yunita sejak tadi mengomel kesal karena Ihsan dan Ganapatih tidak bisa dihubungi. Yang bisa dimanfaatkan oleh Yunita sekarang adalah Max, Pandu dan Rais. Sementara Javian berada di kelompok yang memeriksa listrik. Yunita melarang Javian untuk ikut padanya karena Yunita pikir Javian hanya akan menghambatnya. Julio masih setia mengikuti Yunita.

Sementara itu, Jaenal dan Januar sibuk mencari keberadaan Ellina. Sayang sekali, mereka berdua terlambat ke gudang. Gudang itu kosong, tapi Jaenal yakin bahwa beberapa menit sebelumnya ada banyak orang di gudang tersebut, termasuk Ellina.

Itu artinya, tak lama lagi posisi Raka, Ellina dan Sufyan akan ditemukan. Tiga kelompok akan menemui Raka, Ellina dan Sufyan. Ada kelompok Yunita yang mengejar mereka, dua saudara kembar yang mencari Ellina dan kelompok Juan yang mencari Jaenal. Sebentar lagi mereka akan bertemu.

Jangan lupakan Marina. Gadis cantik tersebut masih bersembunyi di sana, di tempat semula. Dia menyadari bahwa baru saja terjadi keributan. Keadaan di sekitarnya semakin menegangkan. Marina menggenggam senjatanya erat-erat.

"Keadaan di sini semakin waspada, Papa. Kapan Papa bakal menuju ke sini?"

"Sesudah shalat subuh."

Marina menghela napas berat. "Oke."

Marina harus keluar dari sini, dia tidak bisa terus bersembunyi. Marina tidak tahan melihat keributan yang terjadi di sekitarnya. Marina harus melakukan sesuatu.

Tapi ketika Marina hendak keluar dari tempat persembunyiannya, Marina tidak sengaja melihat tiga orang yang mengendap-endap hendak keluar dari kawasan ini. Marina tidak tahu siapa mereka. Tapi melihat salah satu yang punggungnya berdarah dan menggendong seorang gadis, Marina dapat menyimpulkan bahwa mereka bukanlah kelompok Yunita.

Apa yang harus Marina lakukan? Jika dia memberi tahu Januar, itu akan membuang waktu. Marina harus menyusl ketiga orang tersebut.

Marina segera berlari pelan mengejar mereka. Marina berusaha tidak mengeluarkan suara sedikit pun agar yang dikejarnya tidak menyadari keberadaanya. Tapi  ternyata dia salah, seseorang yang terlihat sehat berhenti mengendap-endap. Dia berbalik badan dan menatap Marina dengan tatapan kesal.

"Kalian duluan. Aku harus urus yang satu ini," katanya.

Marina menggelengkan kepalanya. "Enggak, aku bukan--"

Tidak sempat melanjutkan perkataannya, pemuda tersebut sudah maju dan mencoba memukul Marina. Beruntung Marina memiliki refleks yang bagus, gadis itu langsung menghindar dan menendang tulang kering lawannya.

Marina kira itu merupakan bentuk perlawanan terbaik, tapi dia salah. Pemuda itu hanya oleng sebentar, kemudian dia bisa kembali berdiri tegak. "Kamu perempuan, ya?" Pemuda itu berdecak kesal.

Marina merasa dirinya terpojok sekarang. Tanpa berpikir panjang, Marina mengeluarkan pistol dan mengacungkannya pada lawannya. "Kamu gak bisa kalahin aku sekarang."

"Tunggu!" Gadis yang digendong itu berteriak sebelum akhirnya dia turun dari dekapan orang yang satu lagi. "Kamu...Marina?" tanyanya.

"Eh?" Marina kebingungan, bagaimana ada orang yang mengetahui namanya di sini selain Januar?

Seribu EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang