V

239 32 13
                                    

Yasa mengikuti Wirya dari belakang dalam diam, Yasa sama sekali tidak berbicara begitu pula dengan Wirya yang fokus pada ponselnya. Denting pintu lift menyala menandakan mereka sudah sampai dilantai yang dituju. Pemandangan mobil-mobil yang berjejeran menyambut intensitas Yasa.

"Ah, maaf. Aku malah sibuk sendiri ya?"  Pria didepannya memecah keheningan diantara mereka.

"Ah, tidak kok. Aku tau Wirya orang sibuk," Lagi, Yasa merasa seluruh mukanya panas saat dirinya menyebut nama Wirya didepan orangnya langsung, "Jadi kamu tidak perlu repot-repot mengantarku."

"Pfft, aku ga sesibuk yang kamu kira kok. Ayok masuk."

Yasa agak segan untuk masuk kedalam mobil Wirya, membayangkan bahwa mereka akan berduaan didalam mobil membuat jantung Yasa berdegup kencang.

"Yasa?"

Yasa mendongakan kepalanya spontan saat Wirya memanggil namanya dari sisi lain pintu mobil, "Gila, ini gila. Rasanya sebentar lagi aku akan mengalami serangan jantung. Ini pertama kalinya Wirya memanggil namaku," batin Yasa menggila.

"Ada apa? Ayok masuk."

"A-ah, maaf."

Yasa pun masuk kedalam mobil, di dalam mobil penuh dengan wangi Wirya, wangi cedarwood yang begitu menenangkan. Yasa melirik kearah sang pemilik aroma, dia tidak menyangka dia bisa duduk sedekat ini dengan Wirya. Bahkan dari samping pun visual nya begitu memukau, itulah yang Yasa pikirkan.

"Wirya, kenapa kamu sampai repot-repot mengantarku. Bahkan bisa dibilang kita belum terlalu kenal." Yasa membuka topik pembicaraan terlebih dahulu, dia terlalu penasaran pada aksi Wirya kepadanya. Apa dia memang sebaik ini pada orang lain?

"Hmm, kalo begitu kenapa kamu mau aku antar padahal kita baru kenal?"

"Ya? Aku udah kenal kamu dari lama, kok. Kamu aja yang baru kenal aku."

"Dari lama?"

"A,ah maksudnya fans, aku sudah tau kamu karena aku fans mu dari lama. Be,begitu ..."

Yasa panik dengan perkataannya sendiri, hampir saja dia membahas masa lalu yang hanya ada pada ingatannya. Ini semua karena pertanyaan Wirya yang membuat Yasa agak kesal. Tanpa sadar Yasa mengerucutkan bibirnya kesal dan mengalihkan pandangannya keluar mobil dan itu semua tak luput dari penglihatan Wirya.

"Hahaha, jadi kamu benar-benar penggemar ku?"

"Y,ya? Ya tentu saja!" Dia membalikkan badannya menghadap Wirya saat menjawab pertanyaan Wirya, namun saat membalikkan badan sang empu pun tengah menatap kearahnya membuat keduanya mengalami kontak mata. Namun tak berlangsung lama karena Yasa kembali membuang mukanya.

Telinga Yasa memerah saat dia dengan berusaha keras menahan debaran jantungnya. Sedangkan pria lainnya tengah menahan tawa merasa lucu akan reaksi Yasa.

"Soal pertanyaan pertama mu ... kita memang belum kenal makannya aku ingin mengantar mu agar kita mengenal satu sama lain. Dan kamu juga penggemar ku juga partner kerja ku mulai hari ini. Jadi tidak ada salahnya kan?"

Yasa menggeleng sebagai jawaban akan pertanyaan Wirya yang terakhir. Setelah itu mereka cukup berbincang banyak, entah itu soal makanan, umur mereka, kapan Yasa mulai menjadi penggemar Wirya tentu saja untuk pertanyaan ini Yasa sedikit membual karena Yasa baru-baru ini tau bahwa Wirya adalah seorang idol. Walau begitu Yasa sudah cukup tahu banyak tentang lagu-lagu Wirya dan Wirya juga sempat menyanyikan salah satu lagunya, rasanya Yasa ingin merekam dan mengabdikannya tapi ia terlalu malu. Dan tidak terasa mereka pun telah sampai di komplek kos nya Yasa.

Yasa turun dari mobil disusul oleh Wirya, "Terimakasih sudah mengantarku lalu untuk jas nya biar aku cuci dulu nanti aku kembalikan saat kita bertemu lagi."

Echanted || WooSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang