III

262 30 25
                                    

Aroma kopi yang menyeruak kedalam hidung sedetik setelah pintu terbuka menjadi ciri khas dari kafe yang menyediakan berbagai menu kopi. Pria manis itu langsung mendekati seseorang yang sudah menunggunya.

"Gavin!" Yasa menepuk bahu pria bernama Gavin yang tengah terfokus dengan laptop didepannya.

Yasa menempati tempat duduk didepan Gavin, rasanya sudah lama sejak mereka bertemu tatap muka seperti ini. Walaupun Gavin adalah manager Yasa namun dia lebih sibuk daripada manager biasanya, karena dia juga merangkap menjadi manager juga influencer untuk dirinya sendiri dengan kata lain Gavin dan Yasa memiliki pekerjaan yang sama. Yasa menjadi influencer pun karena ajakan Gavin, sebelumnya Yasa tidak kepikiran sama sekali untuk menjadi influencer tapi karena orang didepannya ini bersikukuh akhirnya Yasa luluh.

Kehidupan mereka bisa dibilang cukup berbeda, Gavin adalah orang berada berbeda dengannya dan dia juga sangat ambis dalam pekerjaan membuat Yasa kadang terkagum melihat Gavin.

Terlihat pergerakan dari orang didepannya, Gavin melepaskan kacamata nya dan menaruhnya disisi laptop lalu menatap Yasa yang sedaritadi memerhatikannya.

"Mana?" Yasa tahu apa yang dimaksud Gavin, dia langsung memberikan sebuah flashdisk yang berisi video kontennya. Dalam hening Gavin menonton video Yasa, tak memerlukan waktu lama Gavin pun selesai dengan videonya.

Bisa dibilang bukan tanpa alasan Gavin bersikukuh mengajak Yasa menjadi influencer, alasannya karena ini, Yasa sangat berbakat di bidang seperti ini menurutnya. Bahkan disaat beberapa jam yang lalu Yasa ingin meng-cancel job nya, kini dia sudah membawa menyelesaikan job nya dengan sempurna. Gavin yakin, suatu saat nanti orang-orang akan mengetahui bakat temannya ini.

"Tumben sekali."

"Apanya?" Yasa terbingung dengan ucapan Gavin.

"Aku baru kali ini melihat kau tertarik dengan seseorang. Kamu ... fans Seno? Orang itu seterkenal itu yah sampe bikin kamu nge-fans?"

Pertama kalinya bagi Gavin melihat temannya ini tertarik dengan seseorang, 3 tahun berteman Yasa belum pernah melihat ketertarikannya pada manusia. Sekalinya dia terlihat tertarik itu pun pada idol.

"Hmm," jawab Yasa sambil menyeruput minumannya yang baru saja tiba.

"Yah itu bagus untukmu. Lain kali kamu tidak boleh labil dalam pekerjaan, jika aku tak menyebutkan siapa selebritinya, sepertinya kamu akan tetap meng-cancel job ini bukan?"

Yasa menganggukan kepalanya polos membuat Gavin menghela nafasnya, "Jadi, kapan aku collab dengan Wir- ah Seno?"

"Argh!" Yasa terkejut dengan pukulan buku dari Gavin, "Apa-apaan?" Protes Yasa.

"Kau yang apa-apaan, aku ga pernah bilang ini collab langsung dengan BA nya. Sesuka itu kamu dengan Seno? Jangan berlebihan, kalo kamu menyukai dia berlebihan akhirnya tidak akan baik."

Yasa terhenyak begitu mendengar perkataan akhir dari Gavin. Namun kembali tersadar saat Gavin melanjutkan perkataannya lagi.

"Jika sekedar bertemu kamu bisa bertemu dengannya."

"Huh? Dimana? Kapan?"

"Malam ini, di acara fanmeeting-nya."

Yasa terlihat lesu hingga menarik perhatian Gavin, "Kenapa? Kok ga seneng?"

"Gapapa."

"Ah!" Gavin baru sadar aka sesuatu, dia merogoh kedalam tasnya mengeluarkan selembar kertas berwarna ungu kemerah-merahan,"Ini. Temanku memberikan ini tadi, dia staff diacara fanmeet nya Seno."

Mata Yasa terlihat berbinar saat Gavin memberikan kertas selembaran itu yang akrab dipanggil tiket. Betul, itu adalah tiket fanmeetingnya Seno malam ini, rasanya Yasa ingin menangis. Rasanya seperti mimpi bahwa hari ini ia sudah beberapa kali mendapatkan hal baik dan semuanya berhubungan dengan Wirya.

Echanted || WooSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang