05. Balada remaja

255 99 2
                                    

18+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18+

Violence (Physical & verbal), Implisit adult scene

Choose your reading list wisely

Comment politely

Feel free to fix typo words

Dati mengutak-atik ponsel dengan muka bete. Ponsel ini dibelikan mamanya tak lama sehabis pengambilan rapot kenaikan kelas. Kalau ada yang disukai Dati dari mamanya. Perkara uang, mamanya gak medit. Aslinya bukan karena baik, tapi mamanya gak mau kalah gengsi aja, sih. Yah ... jadi kalau Dati butuh barang. Gampang, panasin dikit, nyala deh sumbu pendeknya. Tapi Dati nyaris nggak pernah ngelakuin itu dengan sengaja. Gengsi mamanya yang bikin dia punya cukup uang jajan, udah lumayan buat nabung tanpa Dati perlu bikin cerita konspirasi untuk melakukan penggelapan dana.

Tapi soal ponsel ini, ini mah betulan kerjaan mamanya. Ponsel yang berada di tangannya, adalah salah satu ponsel termahal tahun ini. Mamanya mencak-mencak sendiri pas mereka tiba di rumah. Harusnya Dati kasih tau mamanya kalau temennya pada ganti ponsel. Padahal nggak semua teman di kelas Dati ganti ponsel. Gak semua dari mereka anak orang berada. Malah masih ada yang pakai model yang jadul.

Dari mulai mamanya main ke sekolah dia, Triana selalu nyuruh Dati supaya update barang-barang baru. Nggak cuma gara-gara gengsi. Mama Dati nih tahu kalau di sekolah ini banyak anak cowok, yang pada dasarnya anak orang penting . Jadi yah ..... gitu deh.

Mamanya ngasih dia jatah jajan mingguan lumayan. Tapi Dati milih buat bawa bekal, paling dia ngantin cuma satu atau dua kali dalam seminggu. Selain jatah jajan dan makan, ada jatah les, sepatu, baju atau tas, aksesoris, intinya semua yang bisa bikin Dati nggak terlihat malu-maluin atau kekurangan. Padahal kenyataannya uang itu lari ke celengan Dati. Dia punya, beberapa barang yang bisa dikategorikan lumayan mahal, yah ...... barang-barang departemen store di mall lah. Tapi Dati pakai itu kalau mamanya lagi dateng ke sekolah, pengambilan rapot biasanya. Kalau di sekolah sekarang, Dati bisa bebas bawa bekal. Kalau dulu enggak, mamanya bakal marah dan bilang ke Dati : jangan kayak anak enggak dikasih jajan, liat tuh, mama malah jadi omongan orang gara-gara kamu!

Padahal Dati hemat, karena saking takutnya. Kalau suatu hari dia mungkin bakal diusir sama kedua orang tuanya, atau harus kabur dadakan karena mereka bisa jadi mau nikahin Dati sama orang gak jelas, mungkin aja kan?

Luka PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang