17. Francis dude?

211 47 8
                                    

Dati menghela napas panjang, ia memandang sekeliling apartemen yang terasa sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dati menghela napas panjang, ia memandang sekeliling apartemen yang terasa sunyi. Sudah seminggu ini ia tinggal di Jakarta, di apartemen milik Diba. Sebuah apartemen tiga kamar mewah di kawasan Jakarta Selatan, Diba memaksa Dati untuk menempatinya ketimbang repot-repot mencari kos, minusnya dia harus merasakan hiruk-pikuk kemacetan Jakarta setiap hari karena kantornya berada di daerah Jakarta pusat. Benefitnya? Tentu saja kenyamanan dan pemandangannya, apartemen Diba berada di lantai 24, yah ... meskipun ia lebih menyukai pemandangan dari peternakannya.

Biasanya, Diba mengunjungi apartemen ini setiap satu atau dua pekan sekali karena harus menemui beberapa client atau calon client perusahaannya yang berada di Jakarta, selebihnya Diba kebanyakan berada di Yogyakarta, Kudus dan Solo karena pabrik milik orang tuanya berada di sana. Sedangkan Jenar sering menginap di sini di akhir pekan, ia mengikuti jejak mamanya, menjadi seorang bridal designer, nama mamanya membuat dia mempunyai koneksi yang cukup. Bedanya, tidak seperti mamanya yang hanya merancang gaun tradisional, Jenara juga menghadirkan desain gaun dengan sentuhan gaya internasional. Siapa yang menyangka bahwa hasil karyanya mendapatkan sambutan luas, bahkan tahun lalu, Jenara telah memamerkan koleksinya dalam sebuah acara fashion week terkemuka di Indonesia.

Meski bukan berasal dari keluarga konglomerat, Jenara memiliki jaringan luas berkat koneksi yang dimiliki ibunya. Seperti yang terjadi kemarin, bukanlah suatu kebetulan bahwa Jenara dapat menghubungi Kapolda Palembang secara langsung. Keluarga mereka adalah salah satu klien ibunya, para perempuan dari keluarga itu sering memesan kebaya untuk berbagai acara yang akan mereka hadiri, lalu dua putri dari keluarga tersebut bahkan telah mengenakan gaun rancangan ibunya di hari pernikahannya. Koneksi Jenara juga semakin meluas sekarang, akun media sosialnya yang memiliki lebih dari dua ratus ribu pengikut. Terlebih lagi, rancangannya semakin disorot setelah digunakan oleh beberapa tokoh terkenal di negara ini. Walaupun Jenara tidak pernah mengikuti pendidikan formal sebagai perancang busana, itu sama sekali tidak menghambat karirnya. Seminggu lalu, Dati meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan ibunya. Keadaan ini mirip dengan saat dia membuat keputusan untuk pergi ke Jerman dua tahun yang lalu.

Ketika suara pintu terbuka, perhatian Dati teralih, ada Jenara di sana. "Kok nggak bilang mau ke Jakarta?" tanya Dati. "Lupa Ka, empat jam lebih aing di jalan, capek duluan," jawab Jenara. Ia melemparkan tubuhnya ke sofa dan berbaring, meregangkan tubuhnya dengan santai.

"Kok sendirian?"

"Gue main doang ke sini, lagi nggak ada client besok."

Dati mengangguk paham, ia lantas berjalan ke kamar dan menaruh tasnya, "Udah makan?" tanya Dati seraya mengeluarkan sebotol air mineral dari kulkas, berteman dengan Jenara bertahun-tahun, pastinya ia sudah memahami kebiasaannya. Makanya gak heran, di sini ada air mineral dingin—karena dia atau Diba, jarang minum air mineral dingin.

"Belum, online aja deh, mager gue. Lo juga baru balik kerja kan?"

Dati mengangguk, ia mengecek jam kemudian mengambil ponselnya, "Mau makan apa?"

Luka PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang