Pagi hari dihiasi dengan kicauan burung diluar membangunkan mimpin indah miliknya. Perlahan dia melangkah ke arah meja solek sambil mengosok matanya yang tidak gatal, mengambil pencuci muka yang baru saja dia beli kemari malam. Perlahan lahan pintu bilik mandi dia kuakan, berjalan lambat dan terkesan santai memasuki ruang bilik mandi melihat diri dicermin mencoba memproses apa yang sedang dia lakukan. Berapa minit setelah melamun jauh matanya mula mengangkap darah segar yang memenuhi tab mandi, serta merta dia menjerit ketakutan.Membuatkan beberapa maid di rumahnha datang ke arahnya dan itu terkejut saat melihat darah segar memenuhi tab dan beberapa das peluru di singki berdekatan.
"Apa ini? Apa yang berlaku?" tanya becky bertalu talu kepada semua maidnya (maid freen, pembetulan) dengan tatapan gelisah, takut dan bimbingan.
"Kami juga tidak tahu puan, kami juga terkejut mendengar jeritan puan dan berlari datang kemari" ujar seorang maid dengan tatapan yang sama becky berikan.
"Apa yang kalian lakukan?" suara dingin menyapa mereka dari belakang membuatkan beberapa dari mereka mengeletar takut.
"P-puan i-itu d-darah" jelas seorang maid terbata bata takut freen menyalahkan mereka yang terang terang itu bukan salah mereka.
"Ouh itu, darah ku kenapa?"
"Dan ini?" tanya becky menunjuk beberapa das peluru yang ada di singki
"Itu peluru yang mengenai tubuh, kenapa kamu sibuk sekali? Itu bukan urusan mu" ujarnya dingin menatap tidak suka kearah becky yang suka masuk campur urusan hidupnya.
"Apa yang kau lakukan semalam?" tanya becky lembut tidak ingin termakan emosi yang freen cetuskan.
"Berperang" jelas, padat, singkat penjelasan yg diberikan kepada becky.
"Aku tidak lagi berlawak freen sarocha chankimha" ujar becky geram dengan sikap tak acuh yang freen berikan kepadanya.
"Aku juga sedang tidak membuat lawak, dan kau harus ingat ku kutip kau hanya semata untuk ku jadikan alat, paham? Jadi jangan sesuka mu masuk urusan hidupku" suara dingin miliknya menusuk masuk ke sanubari becky, kejam sungguh kejam perkataannya. Membuat becky hanya boleh tertunduk memandang lantai menahan air matanya untuk tidak mengalir
"Aku tahu kamu ingin menangis, tangisilah. Katakan pada dunia yang kau sesungguhnya insan yang paling terkemah dalam mentality, tunjukkanlah kelemahan mu dan teriakanlah seisi hatimu yang terluka hanya karna kamu disakit"
"Ckk...wanita lemah. Iblis sekalipun akan ketawa melihat mu menangis tapi mengatakan dirinya kuat" jelasnya lalu pergi dari sana setelah mengambil das das peluru yang dia letakan di atas singki.
Sementara itu, air mata becky mulai jatuh namun disekat tapi sayangnya muatiara indah yang mengalir dipipinya semakin deras keluar dari matanya tanpa henti, beberapa maid hanyamampu memandang sayu dan memberi kata semangat kepadanya karna mereka juga takut terkana hal yang sama. Hati beku milik freen adalah saingan bagi becky untuk meluluhkannya.
"Freen kamu kenapa sebenarnya dan siapa dirimu, kamu boleh berubah dratis hanya dalam beberapa waktu" keputusasaan mulai menghimpit hatinya, dia mulai makin masuk kedalam emosinya sendiri tanpa sedar dan akan masuk lagi, lagi dan lagi.
"becky yang malang, kamu sudah kehilangan dua orang tua mu dan sekarang kau harus mempersiapkan mental untuk seorang monster tidak berhati" bisiknya didalam hati. Tangisannya makin menjadi jadi, dia tidak dapat menghentikannya dengan menyekat air matanya dari jatuh saja. Yang dia perlukan adalah ketenangan, ketenangan dimana dia tidak merasa tersakiti lagi dengan perkataan freen berikan kepadanya.
Perlahan lahan dia mulai belajar untuk menjadi tidak peduli namun itu pemikiran itu dihentikan, saat dia melihat sepasang baju dan surat diatasnya dan yang membuatnya lebih terkesan saat surat itu adalah surat dari freen yang mengatakan permohonan maaf dari dirinya.
Tanpa dia sedar dari jauh freen melihat gelagat becky yang terlihat terharu, mungkin dengan isi surat yang dia berikan, mungkin. Senyum tipis freen perlihatkan dan tunduk melihat tanah yang dia pijak.
"Maaf becky kamu semenangnya alatku, haha karna ku tahu kau memiliki rasa suka padaku meskipun itu samar samar"
"Aku memang tidak perduli tapi insting ku kuat dari apa yang kau tahu, aku hanya ingin membuatmu binggung dengan apa yang sedang ku lakukan dan nantinya aku akan membuang mu seperti itu saja, kedua orang tua mu sudah ku bunuh dan sekarang kau hanya sebatang kera, ku yakin kau akan menurut kepada perintah ku" Tawa kecil keluar dari bibir indahnya lalu terjun dari balkon tingkat 5 dan mendarat di balkon tingkat 4 dan seterusnya hingga kakinya menjejak tanah.
Topi jaket miliknya dia sarung ke kepalanya berjalan dalam diam dipekatnya malam menuju suatu tempat yang ingin dia tuju. Tempat apa itu enth kita tidak tahu biar hanya menjadi rahsia freen dan hatinya.
_______________________________
Becky masih terjaga menunggu kepulangan freen yang dia tidak pasti gadis itu pulang atau tidak yang pasti dia akan dengan sabar menunggu gadis itu pulang kerumah. Tv dihadapanya hanya ditenung kosong pikirannya melayang jauh di alam imaginasi dan sesaat matanya melihat ke arah jam di dinding.
12:00
12:30
01:00
01:45
Dan seterusnya sehingaa jam menunjukkan pukul 5 pagi sosok freen sama sekali tidak menunjukan batang hidung seolah lesap ditelan angin. Becky yang merasa kantuknya tidak dapat kagi dia bendung akhirnya mengalah dan masuk kebiliknya untuk tidur. Sementara itu freen memerhatikn nya dari kemarin malam sehingga pagi ini di balkon apartmentnya tanpa masuk, menunggu gadis itu masuk dahulu ke biliknya dengan begitu kakinya mengikut serta langkah becky dari belakang.
Senyuman lebar terlepas dari bibirnya sebelum sedar dan kembali ke wajah yang datar. Dan masuk ke biliknya untuk tidur sama seperti becky lakukan.
"Freen...kamu tidak menyayangi diriku?" suara sayu nan lembut itu menyapa gegendang telinganya ramah. Tangis sayu yang gadis itu keluarkan menusuk hatinya tanpa ampun, seperti ribuan duri menacap keras ke hatinya dan lekat disitu tidak dapat disembuhkan.
Wajah gadis mungil itu dia usap dan dia berikan ciuman kecil dikepala.
"Maaf becky aku...."
Sepantas kilat freen bangkit dari tidurnya seluruh badanya basah dengan peluh dingin dan kemudian berdecih kesal akan dirinya dimimpi.
"Ckk...sialan asal pulak aku nak tersakiti kalau dia sedih dan menangis, tidak ada yang dapat menyakitku"
"Baka yaroo" Pekik freen dalam hati, dia tidak puas hati sama sekali dengan responnya di mimpinya
Done for today, ceritanya sedikit agak kasar ygy dan roller-coaster baru akan bermula, piss😜✌️
YOU ARE READING
A litte bit psycho, girlfriend
Teen FictionFreenbecky . Cerita rekaan semata mata . Newbie write Try baca. Bahasa melayu Kebanyakan typo Slow update sebab malam asrama ygy👍