02

1K 32 1
                                    


23/9/2023

Sudah genap dua bulan lebih freen terbaring tidak sedarkan diri, selama dua bulan itu juga ruangan tempatnya di rehatkan tidak dapat dimasuki sesiapa pun. Kondisinya yang semakin kritis dari hari ke hari menyebabkan para doktor yang bertugas menjaga freen harus bersedia setiap waktu saat kondisinya tiba tiba turun dratis.

Bunyi bip yang dihasilkan monitor hijau di sebelah freen terbaring menunjukkan detakan jantungnya normal dan tidak ada sebarang yang ganjal disana. Namun tidak di mata seorang itu, yap cikgunya, albert. Dia tidak mempercayai monitor hijau itu sama sekali, dia tahu gadis terbaring lemah itu masih berpeluang membuka matanya lagi suatu saat nanti. Dengan niat yang membara dia memasuki ruangan itu berhati hati dan mulai mengambil sapu tangan di poketnya yang sudah lengkap dengan racun di dalamnya.

Kakinya perlahan lahan mendekati katil tempat freen berada dan terhenti saat monitor hijau disebelah freen berbunyi kuat, membuatnya tergopoh gapah keluar dari ruangan itu. Selang beberapa saat setelah dia berada di hujung lorong rumah sakit kedengaran bunyi tapak kaki berlari ke arah bilik freen dengan tergesa gesa.

'Ck..sampah' bisiknya di dalam hati lalu meninggalkan tempat itu dengan niat yang masih sama, ingin membunuh FREEN SAROCHA CHANKIMHA.

Sementara itu, ruang makan yang dipenuhi kesunyian itu pun dipecahkan dengan suara ayah becky yang menyapa.

"Beck"

"Ya, dad?" ucapnya sembari mulutnya masih mengunyah makanan tanpa melihat ke arah ayahnya sama sekali.

"Okey, ayah langsung to the point saja lah ya"

"Ayah ingin menjodohkan mu....." sambung nya setelah beberapa saat berdiam diri.

"Wait...what? Dad! Why?" tanya becky tidak terima sekali gus tidak percaya dengan ucapan ayahnya.

"Ayah jodohkan kamu dengan..."

Becky pov

Dengan badan yang lesu, ku coba bangkit dari baring ku. Selesai berargumen dengan ayah tadi petang, aku segara menghantar diri ke dalam bilik menangisi nasib ku yang tidak seperti yang ku rancang kan.

"Terkadang rancangan yang sudah ditulis tidak akan sama seperti takdir yang akan kita tulis, seolah sebuah rangkai kata yang kita tukar menjadi cerita. Tidak sama maksud namun asas nya masih sama" ucapku memandang kosong ke almari didepan ku.

"Cakk, becky..hah. Ayuk kita menyelam masuk ke alam pikiran dan menikmati malam ini dengan kepuasaan. Menikmati indahnya bulan, menikmati setiap detikan masa, menikmati setiap kata hati dan menikmati segalanya yang ada di bumi" kata ku kepada diriku sendiri dan bangun dari duduk ku, mencapai segelas susu coklat yang ku bawa ke bilik petang tadi dan mulai menlangkah ke luar balkon bersandar di besi balkon sambil memandang gelapnya malam diterangi bulan.

'Freen'

"Hm freen?"

"Haha kenapa sungguh tiba tiba otak ku memikirkan manusia itu" ucapku lembut dan menghela nafas ke langit malam dengan bulan sebagai latar belakang.

'Andai kau di keadaan seperti ini, apa yang bakal kau lakukan, gadis selangkah didepan, freen sarocha chankimha' bisik hati lalu tertawa kecil mengingatkan gadis itu susah sekali dibaca langkah nya dan otaknya yang begitu cepat menangkap isyarat kecil dari satu masalah lalu dipecahkan menjadi beberapa jawapan, sungguh pintar pikirku. Haha.

Entah kenapa aku seperti merindui sosok gadis itu meskipun sangat meluat melihat kehadirannya.

'Haisshh becky itu kagum namanya bukan suka'

'Pliss jangan sampai suka' bisik hati setelah terdiam, aku sangat berharap itu tidak akan terjadi, akan ku terapkan itu ke dalam kamus hidupku.

JANGAN SAMPAI MENYUKAI SEORANG FREEN SAROCHA CHANKIMHA

A litte bit psycho, girlfriendWhere stories live. Discover now