11

804 26 2
                                    


"Freen oii freen bangun oiii" ucap becky sambil mengoncang kecil badan freen, cemas. Peluh dingin menguncuri seluruh badannya membuatkan lagi panik becky menjadi jadi. Manakan tidak sudahlah teriaknya seperti dikejar hantu malah sekarang dibangunkan pun tidak bangun bangun.

"Freen oiii" suara teriakkan yang begitu kencang mencapai gegendang telinganya.

"APA TERIAK TERIAK OII SAKIT TELINGA AKU" Teriak freen bangkit dari tidurnya membuat gadis disebelahnya jatuh terduduk dilantai, terkejut.

"Oii slow slow kawan jangan teriak teriak" sapa becky tiba tiba tanpa mengucap salam pada tuan badan yang jiwanya baru pulang ke badan membuatkan freen memandang cepat kearahnya.

"Huhh setan ni yang panggil aku cam orng gila" ucapnya datar dan bangkit dari katil untuk memulakan ritual membersihkan dirinya.

"Eh bukan kau ke jerit cam tak ingat dunia, untung ada aku ja kalo ada maid tadi malunye aku" keluh becky membalas ucapan freen.

"Mulai besok kau boleh balik rumah kau sendiri, seng kan pindah ke sini. Lusa penikahan kami, kalo mau datang tuh datang lah kalo tak mau tak payah" ucap freen langsung to the point.

"Oo...oky" ucap becky lalu beredar dari sana. Berjalan pelan tak berdaya, enth ada apa dengan dirinya dia sendiri pun tak tahu. Setiap kali freen sebut nama seng rasa tertusuk duri sembilu.

Melihat kepergian becky freen tersenyum tipis

"tidak lama lagi, lusa bukan sekadar penikahan ku tapi juga...." lamuannya terpotong dek bunyi telefon pintar miliknya, cept cepat dia menjawap panggilan telefonya sebelum kembali fokus membersihkan diri.

_____________🍀🍀______________

Makan malam sudah tersaji di atas meja sepulang dari tempat kerjanya, namun orang yang menyajikan makanan itu tidak terlihat batang hidungnya.

"mungkin tidur"  tekanya

Perlahan kakinya berjalan ke arah meja makan dan menikmati hidangan makanan yang disajikan. Berapa minit kemudian barulah dia perasaan bahawa ada satu nota kecil disana.

Terima kasih sudah membawaku waktu itu mungkin sekarang sudah masanya untukku berbaik dengan kedua ibu bapa ku, tidak terasa bukan sudah 1 bulan ku tinggal beramamu freen, sekali lagi terima kasih

From:becky

"hmmm berarti dia sudah pulang, maaf becky yang menyambutmu bukan ibubapa mu tadi rumah yang sudah dibom habis oleh anak buahku" ucap freen sedih mengingatkan dirinya tidak mampu menahan anak buahnya daripada membunuh ibubapanya.

Dengan tubuh yang terasa berat untuk melangkah dia tetap paksakan untuk kembali ke biliknya. Kembali dia telusuri apartment miliknya

Hampa...


Kosong...


Bener bener hampa dan kosong yang dia rasakan, apartment besar itu terasa begitu luas dan tak tercapaikan untuk kakinya melangkah. Berat rasanya harus membiarkan becky pergi melangkah jauh darinya. Walaupun gadis itu sangat sangat annoying baginya tapi tanpanya terasa ada yang tidak lengkap.

Pintu biliknya dia buka perlahan melihat isi biliknya yang gelap sebelum kembali menutup pintu bilik itu dan kembali berjalan ke arah bilik becky. Dibukanya pintu dan suis lampu memerhati isi bilik yang pernah ditempati becky kemarin malam.

Kosong...

Biliknya bener bener kosong sama seperti apa yang freen rasakan saat ini. Freen berjalan hingga ke hujung katil tempat becky tidur lalu membaringkan dirinya disana melihat langit langit. Lama kelamaan matanya mulai terasa berat dan tertidur dalam keadaan beg galasnya masih melekat dibahunya tidak dilepaskan.

Malam terus berlalu, berganti dengan pagi tapi gadis itu masih terlelap nyenyak dikatil tanpa ingin bangun dari tidurnya sehingga deringan telefonnya menarik jiwa freen kembali ke tubuh.

Dipandangnya pemanggil tanpa ingin menjawap panggilan merenung skrin telefonnya berharap becky menelefonnya. Setelah kembali sedar dengan apa yang dia hadapi membuatkannya berfikir.

"kenapa aku harus bersedih dengan kepergian nya. Tidak mungkin bukan aku tidak suka ketidakhadirannya didekatku. Aku hanya terlampau penat dan lelah, namun aku sudah berehat. Mungkin aku kecewa dengan diri? Hah apa pun itu aku malas mau ambil peduli" gumamnya pada diri sendiri kemudian bangkit dari katil itu dan berjalan ke biliknya sendiri.

Selesai dengan semua persiapan dan sarapan pagi freen kembali penjalani harinya seperti biasa, tiada perasaan dan tiada reaksi, sentiasa wajah datar yang dia tampilkan seolah tidak ada yang menarik.

Sehingga pada hari penikahannya freen menjalani harinya tanpa perasaan dan reaksi sama sekali, membuat binggung seng yang berdiri disisinya.

"Baby okey?" tanya seng risau.

"Batalkan pernikahannya" ucap freen pelan memandang datar wajah seng.

"Freen apa yang kau katakan ni, kita sudah didepan perestu pernikahah" kata seng panik

(Oky guy untuk "perestu pernikahah" itu buat secara tidak langsung tanpa menjelaskan keagamaan dan adat, mohon dipahami)

"AKU KATA BATALKAN PERNIKAHANNYA" teriak freen didepan umum membuat wajah seng naik merah karna kesal, malu, marah dan kecewa sekali gus.

"Dikarnakan pihak wanita tidak menerima restu untuk disatukan maka batal lah pernikahah ini" laung perestu pernikahah itu kepada umum dan pergi dari tempat itu.

"FREEN!!! KAMU KENAPA HAHH?" bentak seng tak puas hati.

Tanpa membalas ucapan seng, freen beredar dari situ dan menarik pergelangan tangan becky yang datang ke majlisnya saat itu.

"F-freen apa maksud kamu ini?" tanya becky binggung sendiri.

"Suka hati aku lah" balasnya datar tanpa memperdulikan becky yang terpinga pinga mengikut rentak kakinya sehingga mereka mencapai tempat parking kereta freen. Tanpa buang masa freen cepat cepat masuk ke kereta untuk lari dari anak buah seng yang mengejarnya. Gear minyak dia pinjak hingga batasnya membuatkan beberapa kereta mengalami kemalang ringan namun tidak dia perdulikan selagi kereta milik seng masih ada di belakang nyawanya pun sanggup dia korban kan.

Lama kelamaan kereta seng kewalahan mengejar kereta sport milik freen. Sementara becky lemas tak berdaya, badannya terkulai indah di kerusi penumpang untungnya tidak mabuk kereta.

"Sampai" ujar freen singkat lalu keluar dari kereta milknya diikuti becky dari belakang. Bunyi cengkerik memecah kesunyian di antara mereka. Dua dua sama sama canggung tidak tahu ingin mula dari mana hingga akhirnya freen yang mulai membuka bicara.

"Becky maafkan aku tentang keluarga mu, aku sudah membunuh mereka" ujarnya membuka bicara.

Becky memandang freen kaget kemudian tertunduk kecewa namun belum sempat dia membuka bicara freen kembali memotongnya.

"Aku gagal..hikss aku gagal menahan anak buahku untuk melepaskan mereka....hikss maaf becky. Maafkan aku...." ujar freen dalam isak tangisnya, becky terkejut melihat freen menangis tidak seperti dirinya terlihat berbeza dari pertama kali mereka bertemu. Lidahnya kelu ingin membalas ucapan freen matanya hanya mampu memandang freen kosong.

Dia ingin marah, iya sangat ingin tapi itu juga bukan salahnya dia ingin melepaskan ibubapanya tapi egois nya anak buahnya membuatkan freen menanggung beban dipundak saat melihat becky yang tidak tahu kejadian tersebut harus terpaksa menerima hakikat tersebut, dari jauh hari mulutnya ingin melepaskan masalah ini namun tidak terucapkan sama sekali karna hatinya tidak sanggup melihat becky sedih jika mengetahui hal itu.

"Tidak mengapa aku akan perlahan lahan menerimanya dan kenapa kau membawa ku kesini?" tanya becky ke freen.

"Aaa aku aku itu aku hanya inginkan kembali milikku dan jujur saja kosng rasanya" ujar freen tertunduk sayu.

"Jadi kamu ingin mengatakan kamu sayang aku?" tanya becky kembali

"Yah mungkin iya mungkin bukan atau mungkin ini yang namanya....."

Done for today guy

A litte bit psycho, girlfriendWhere stories live. Discover now