Udah gak ada..
Degg
Adel tersentak tak percaya,
"Ini bener-bener gak mungkin, gue tau dia itu kuat, dia gak mungkin ningalin kita semua..."
Ashel tak menjawab dari balik telepon, satu-satunya yang Adel dengar hanyalah suara isakan tangis.
"Aku kesana sekarang, Shel"
***
Adel telah tiba dirumah sakit, dia segera mencari keberadaan Ashel diruang UGD, namun nihil dia tak ada disana bahkan ranjangnya pun telah kosong.
"Kamu dimana sih, Shel?"
Semua ruangan rumah sakit satu-persatu dia periksa, tetap saja tidak ada Ashel disana.
Tepat saat Adel ke ruangan bagian belakang rumah sakit, dia tiba-tiba tertegun dilihatnya seorang perempuan sedang menangis tersedu-sedu dilantai depan ruangan yang bagian atasnya bertulisan "kamar mayat" .
Adel segera menghampiri perempuan itu lalu memeluknya,
"Shel kamu harus kuat yaa, mungkin Tuhan lebih sayang sama dia"
Ashel masih menangis, dia menggenggam erat tangan Adel.
"Tapi aku gak mau dia pergi! aku gak bisa... aku mau ikut dia aja..." tangisnya semakin pecah
"Shut! jangan ngomong kaya gitu.. dia pasti sedih liat kamu kaya gini" kata Adel menenangkannya
"10 tahun Del kita udah lewatin semuanya sama-sama, kita punya rencana dan mimpi bersama, tapi kenapa semuanya direnggut di hari ini."
"Kenapaa rasanya sesakit ini? aku gak ada saat dia lagi butuh aku banget, aku malah ngira kalo dia udah berubah padahal dia nanggung semua ini sendirian."
"Aku orang jahat itu, aku nyesel kenapa aku baru tau rahasianya sekarang, tapi waktu gak bisa diulangi lagi karena pada akhirnya dia udah pergi, Del"
Ashel terus meracau merasa bersalah dengan semua yang terjadi.
"Padahal aku udah minta sama Tuhan supaya cukup aku aja yang kehilangan orang yang ku sayang, kenapa harus Ashel yang ngalamin ini? kenapa harus Zee yang pergi? " batin Adel ikut memberontak tak terbayang sesakit apa rasanya.
"Shel bangun yuk, kamu mau liat dia kan yang__"
belum sempat Adel menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba seorang perawat perempuan datang.
"Ehh ko kalian pada disini?" ucap perawat itu yang merasa familiar dengan muka dua gadis itu,
"Ini kenapa nih temen kamu nangis Del?" ternyata perawat itu mengenali Adel.
Ashel perhalan menghapus air matanya, tetap saja terlihat matanya sembab.
"Ta tadi Zee dibawa keruangan ini kan?" balas Ashel gugup
"Azizi maksudnya?" tanya pewarat itu,
"Iya!" jawab Ashel dan Adel hampir bersamaan.
"Lah dia gak ada ruangan ini, kalian pasti salah paham."
"Hah?"
"Bentar.. maksud suster apa?" tanya Adel penasaran.
"Yuk ikut saya"
Perawat itu lalu berjalan diikuti Adel dan Ashel yang sekarang melempar tatapan bingung.
"Apa udah di mobil ambulans ya" batin Adel.
Mereka pun pergi membuntuti suster itu. Dari dekat Adel melihat raut wajah Ashel yang telah diselemuti kesedihan, memang tak bisa bohong ya kalo dia begitu takut kehilangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY A [END]✅
Teen FictionAZIZI, ASHEL, ADEL, sahabat bukan sekedar sahabat✨ Bagaimana kisahnya? Let's read...