PART 3. BASKET

843 69 4
                                    

Bel tanda pulang telah berbunyi menandakan berakhirnya pelajaran hari ini, murid-murid dipersilahkan pulang kerumah masing-masing.

Zee adalah seorang kapten basket putri disekolahnya, hari ini dia tidak bisa langsung pulang karena harus latihan basket untuk turnamen basket bulan depan.

Zee telah menunggu didepan kelas Ashel, kebiasaan yang sering dia lakukan sejak satu tahun lalu, menunggu sahabatnya untuk pulang barsama.

Zee menengadahkan kepalanya keatas, lalu sedikit bersender ditembok dekat pintu masuk kelas Ashel.

Ashel yang baru saja tiba didepan pintu kelas, melihat kehadiran Zee lalu langsung menepuknya pelan.

"Hai Azizi jangan ngelamun, ayo pulang?"

"Maaf Cel, aku ada latihan basket dulu." gadis itu nengok ke arah Ashel.

"Yah, gapapa deh aku tungguin"

"Serius?"

"Dua rius!!" Ashel tersenyum lebar mengangkat kedua jarinya yang berarti peace/damai.

Zee tanpa tinggal diam langsung memegang tangan Ashel, menariknya sedikit kencang lalu mereka berjalan berdua menuju ruang olahraga.

Diruang olahraga, ada sebuah ruang ganti, Zee berganti baju disana dan menyuruh Ashel menunggunya diluar.

Zee memakai baju basket kebanggaannya, baju basket berwarna merah cerah tanpa lengan, bertulisan nomer 4 dibelakangnya, tak lupa dia juga mengikat twintal rambutnya.

Zee kalo udah pake baju basket bisa membuat semua orang terpesona kepadanya.

Zee keluar dengan baju yang dia kenakan, seketika Ashel dihadapannya mematung diam.

"Kenapa? ada yang salah sama baju aku?"

"Keren selalu keren" batin Ashel.

"Cel ih kamu gapapa kan?" Zee mengoyangkan tubuh Ashel memastikan dia baik-baik saja.

"Enggak! cepetan itu basketnya udah dimulai" tunjuk Ashel ke arah lapangan, berusaha menutupi rasa kagumnya.

"Ohh iya, ayo Cel" Zee berlari sekuat tenaga kearah lapangan basket, terlihat disana sudah banyak orang.

***


Zee langsung kelapangan meningalkan Ashel, dia duduk dibangku penonton paling depan untuk menyaksikan aksi sahabatnya bermain basket.

"AZIZI bisa gak sehari aja kamu jangan telat!" terlihat couch basket marah kepadanya karena baru saja datang.

"Yaa maaf couch... tadi itu__" tak sempat dia berkata-kata pelatih sudah memotongnya.

"Yasudah jangan diulangi, ini kita kedatangan pemain baru Adel namanya, dia pemain basket hebat di sekolahnya dulu." pelatih memperkenalkan gadis itu kepada mereka semua.

"Hai Adel!" kata mereka kompak.

"Hai semua" balas Adel tersenyum tipis.

Adel lalu berjalan kearah Zee hendak mengulurkan tangannya tanda perkenalan tadi yang sempat  tertunda.

"Hey Azizi, semoga kita bisa jadi patner yang baik."

Zee hanya mengalihkan pandangannya diam, mengabaikan uluran tangan Adel didepannya.

"Dia lagi, dia lagi, apa sih sebenarnya mau dia?" batin Zee cukup kesal dengan kedatangan orang itu tiba-tiba.

Adel menurunkan tangannya dia dongkol dengan perlakuan gadis itu yang mengabaikannya.

"Sombong banget nih orang, belum tau aja siapa gue." batin Adel yang menatap tajam kearah orang itu.

Tak berselang lama pelatih meminta supaya latihan dimulai, latihan kali ini membagi dua tim, antara tim Azizi dan tim Adel.

Pelatih sengaja menguji kemampuan Adel dengan cara langsung dihadapkan dengan pemain terbaiknya yaitu Azizi.

Peluit panjang tanda permainan berbunyi, semua anggota tim siap-siap melakukan formasi penyerangan dan pertahankan.

Tim Azizi ada disebelah kanan lapangan, terlihat ditimnya banyak orang-orang yang telah terlatih dalam kejuaraan basket, sehingga kemungkinan kalah itu kecil.

Azizi memimpin penyerangan, dengan cepat dia mendribel bola melewati beberapa pemain basket lawan dihadapannya.

Adel mencoba menahan pergerakanya, namun terlambat bola itu secepat kilat melawatinya, Zee telah melempar bola itu dari kejauhan dan ternyata, masuk!

Pecah skor pertama untuk tim Zee, dari segi apapun pertandingan ini memang tidak seimbang, Tim Adel berisi pemain-pemain baru yang baru masuk, tapi lihatlah Adel selalu berhasil mengiring bola dan memasukkannya ke ring seorang diri.

Zee cukup kewalahan dengan pergerakan cepat Adel, dia mengusap keringatnya dengan tangan, lalu terus berlari disepanjang permainan.

"AZIZI SEMANGAT! KAMU PASTI BISA!" Ashel berteriak seorang diri dari bangku penonton, Zee yang melihatnya tersenyum tipis.

Semangat Zee setelah diteriaki Ashel meningkat drastis, dia terus berlari mengerjar bola, mendapatkannya lalu memasukan bola itu ke ring terus-menerus hingga pertandingan berakhir.

Pertandingan berakhir dengan skor menang tipis, kemenangan atas tim Zee.

Walau Zee mengalahkan tim Adel tapi dia cukup puas dengan permainan Adel, pasalnya pergerakan cepat gadis itu yang menurutnya tidak biasa.

"Bagus bagus, kalian luar biasa, sekarang kalian boleh istirahat dulu." teriak couch dari arah pinggir lapangan.

Mereka semua bubar, Zee segera berlari ke arah bangku penonton yang hanya dipisahkan oleh pagar besi kecil, dia menghampiri Ashel.

"Gimana aku mainnya keren gak?" tanya Zee menatap Ashel lalu duduk disampingnya, dia sedikit ngos-ngosan setelah pertandingan tadi.

"Ehh nih, minum dulu" Ashel meyodorkan tupperware berwarna pink kearah Zee.

Azizi mengambilnya, dengan cepat dia menghabiskan setengahnya dari air minum Ashel.

"Pelan-pelan Zee, nanti kamu keselek" kata Ashel melihat sahabatnya saat minum air dengan tak sabar.

"Aagrh seger, makasih ya" balas Zee mengembalikan tupperware itu.

"Kamu mainnya keren tadi, tapi kalo main itu jangan egois kan banyak temen-temen kamu, mereka bisa bantu kamu ko, kerja sama itu nomor satu Azizi!" sambung Ashel sembari mengelap lembut keringat di dahi gadis itu dengan mengunakan tissu.

Zee menatap Ashel dari dekat, selalu saja dia membuatnya nyaman dia selalu menjadi orang yang menyadarkan kesalahannya mau itu sedikit atau banyak.

"Maaf..." Zee tertunduk dihadapan Ashel.

"Ehh jangan minta maaf ke aku, tapi nanti ketemen-ketemen kamu ya!" Ashel menghentikan aktivitas mengelap keringat di dahi Zee karena dirasa sudah kering.

Tak terduga ternyata dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua dengan tatapan dingin.

Orang itu berada jauh di sebelah tempat duduk penonton, dia cukup terganggu dengan adanya Ashel dan Zee sekarang.

Dia hendak berbalik badan, tiba-tiba...

"Adel! kamu mau minum juga gak?" teriak Ashel menyadari keberadaan teman barunya itu.

***

STORY A [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang