Hai semua, balik lagi nih. Sehat selalu ya, dan semoga cerita aku bisa selalu menghibur kalian, di mana pun kalian berada.
Jangan lupa vote dan komen ya, di karya mana pun kalian mampir. Itu sangat membantu buat nyemangatin author cerita yang tengah kalian baca.
Selamat membaca ....
××××××××××
Navi tersenyum smirk setelah membaca tulisan itu. Lama kelamaan, Navi mengukir senyum menakutkan, kemudian menatap ke arah cctv, dan perlahan tertawa tanpa suara.
''Sial! Penyambutan yang menarik.'' gumam Navi
Navi menutup lokernya, dan memilih masuk ke kelas, menuju ke bangku, sesuai urutan absennya. Kedua siswa laki-laki tadi, tertawa kecil sembari melirik ke arah Navi. Walau begitu, Navi memilih acuh dan mengeluarkan buku pelajaran biologinya.
Navi membuka soal latihan biologi, dan menyadari jika sedari tadi, semua siswa di kelas, sesekali melirik ke arahnya. Ia berusaha fokus ke soal latihan di depannya, tetapi tatapan itu begitu mengganggunya.
''12 kali tusukan, ukuran luka 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk dan garis batas luka teratur, tepi luka rata ....'' gumam Navi sembari tertawa kecil, dan tatapannya mengarah ke buku biologi di hadapannya.
Menyadari ke anehan Navi, beberapa siswa seketika memalingkan pandangannya, dan fokus dengan apa yang mereka kerjakan. Namun ada juga siswa yang masih memperhatikan Navi, termasuk ketiga siswa laki-laki tadi pagi, dan seorang siswa berkaca mata, yang baru saja tiba.
Akhirnya, mereka memalingkan pandangan juga. Memang aku ini artis? Sampai mereka terus memperhatikanku? Tapi, mungkin ini bagian dari kode, bahwa aku akan jadi istri Suga. pikir Navi, sembari tertawa kecil.
Ketiga siswa laki-laki tadi, sampai mengernyitkan dahi, melihat Navi yang tertawa sendiri.
''Apa dia baik-baik saja?'' ucap siswa laki-laki, yang sempat menjaili Navi tadi.
''Entahlah, apa dia menjadi gila karena kita menjailinya?'' sambung siswa laki-laki yang juga ikut menjaili Navi. Bedanya, pakaian ia lebih rapi dari yang satunya.
''Dasar bodoh! Mana mungkin begitu.''
''Ataukah, dia sedang kerasukan?''
''Bisa jadi.''
Keduanya terus melirik ke arah Navi, namun berbeda dengan yang satunya, yang memilih fokus mengerjakan soal latihan.
''Aku akan keluar sebentar.''
''Mau kemana?''
''Kepo banget sih.''
''Sial!''
Dari papan namanya, siswa laki-laki dengan pakaian yang sedikit berantakan itu, bernama Cadfael Gyan. Ia berjalan keluar menuju ke lokernya, dan mengeluarkan beberapa coklat. Setelah itu, ia mencari loker milik Navi.
''Ini dia, haruskah aku menulis surat? Dia juga ....'' ucap Ian
''Ian, apa yang kau lakukan?''
''Oh Zayyan?'' ucap Ian yang langsung menutup loker milik Navi, membuat Zayyan yang baru tiba, seketika menyipitkan kedua matanya.
''Kau, kau lagi ngestalk anak baru itu?'' ucap Zayyan, yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ian.
Dengan cepat, Ian mendorong wajah Zayyan menjauh darinya.
''Menjauh dariku. Jijik tau, bagaimana jika kau keterusan?'' ucap Ian dengan suara yang sedikit meninggi.
''Hmm, giliran ngestalk cewek, ngatain jijik. Giliran kesepian, aku juga yang kau panggil. Bye!'' ucap Zayyan, lalu masuk ke dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLES (END)
Mystery / ThrillerNavi, adik dari seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta ternama, yang ditemukan tewas terbakar dirumahnya. Pihak kepolisian menutup kasus tersebut, sebagai kasus bunuh diri. Namun Navi tak setuju dengan dugaan tersebut, dan mencoba mencari...