Snowdrop - 5

709 78 3
                                    

Navi menatap serius boneka itu, kemudian segera memasukan kembali ke dalam kardus itu, setelah alarm handphonenya berbunyi.

''Asst, sial! Aku benar-benar akan terlambat.''

Navi segera berlari turun dan berlari menuju ke halte bis. Namun sebelum itu, seorang siswa dengan seragam yang sama dengannya, berhenti tepat di depannya.

''Nav?'' ucap Ian setelah membuka kaca helm yang ia kenakan.

''Ian?''

''Naiklah. Cepat!'' ucap Ian

Ian segera melajukan motornya menuju ke sekolah. Setibanya, semua siswa sempat melirik ke arah mereka, lalu pergi begitu saja. Navi yang sempat menyadari itu, sempat heran.

''Nav, sampai ketemu di kelas.'' ucap Ian

''Ah, terima kasih.'' balas Navi

''Okey.''

Setelah Ian pergi, Navi kembali memikirkan hal tadi sembari tersenyum tipis.

Jika dipikir-pikir, aku belum melihat siswa laki-laki atau perempuan yang jauh dari buku. Di sekolah lamaku, melihat Ian yang terlihat keren seperti itu, penggemarnya pasti banyak. Tapi di sini? Apa mereka acuh dengan ketampanan siswa laki-laki atau kecantikan siswa perempuan di sekitar mereka ya? Atau mereka gak tertarik pacaran di sekolah? Atau ilfeel pacaran di sekolah yang sama?apa yang aku pikirkan sih? Kepalaku sedikit pusing karena kurang tidur. Pikir Navi

Navi berjalan masuk ke dalam gedung dan hendak menuju ke lift. Saat pintu lift hendak tertutup, seorang siswi berkaca-mata berlari ke arah Navi dengan tergesa-gesa. Dengan cepat, Navi memencet tombol buka sebelum pintu lift tertutup sempurna.

''Terima kasih.'' ucap siswi itu dengan nafas terengah-engah.

''Sama-sama.'' ucap Navi

''Oh ya, lantai berapa?'' tanya Navi

''Heh? Lantai 2 kok.''

''Oh, kelas 2 juga. Kita samaan dong. Kelas berapa?'' tanya Navi

''2-IV.''

''Hah? Kita sekelas ternyata. Tapi kok kita gak pernah ketemu ya?'' tanya Navi

''Oh, kamu Navi kan? Anak baru itu.''

''I-iya.''

''Aku juga baru masuk kok, karena sakit beberapa hari yang lalu. Dan ya, namaku Ana.''

''Ah begitu. Baiklah, semoga kita bisa jadi teman sekelas akrab. Mohon bantuannya ya.'' ucap Navi

Namun siswi itu seketika tersenyum masam, dan hal itu di sadari oleh Navi, seolah tubuhnya seketika tersambar petir melihat reaksi Ana.

Aku tertolak, memalukan. Apa aku terlihat semiskin itu? Hah, gak di novel, gak di real life, emang ngehalu jadi putri bangsawan kaya raya adalah pilihan terbaik saat ini. Pikir Navi

Baru saja lift terbuka, seketika Navi berteriak sangat keras saat Yuda berdiri tepat di depannya. Hal itu sontak mendapat perhatian semua orang di sekitarnya.

''Nav, apa aku sejelek itu ya? Sampai kamunya teriak histeris kek liat hantu.'' ucap Yuda dengan nada bicara yang begitu halus.

Jelek dari mananya? Dilihat dari sudut pandang mana pun, kek gak ada kecacatan sama sekali. Masalahnya kamu muncul kek hantu, goblok. Ngapain berdiri tepat di depan pintu lift. Untung aku agak pendek. Pikir Navi

''Maaf. Bukan begitu, kau mengagetkanku saja.'' ucap Navi

Seketika ekspresi Yuda berubah dan terlihat senang. Sementara Zayyan malah terlihat kesal melihat Yuda.

CIRCLES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang