"Bangsat! " raungan penuh amarah menyambut Arabella yang baru melangkahkan kaki keluar kelas.
"Si sialan, dia mesti udah tau pasal lukanya si Angel. Gimana ni? Lari aja kali yak? Gue ga mau tambah bonyok! "
Terlalu lama berpikir, orang yang meraung marah telah tiba di depannya.
Arabella mundur dengan refleks, ingin melarikan diri. Tapi di belakang dan kedua sisi tubuhnya ada Bagas, Leo dan Reyhan yang menghadang. Bagaimana dia bisa lari?!
"Bangsat! Udah barapa kali gue bilang jangan ganggu Angel?! Lo mau mati?! " Nathan berteriak dengan marah.
"Ka.... Kak Nathan udah! Ini salah ku, bukan salah kak Ara. " Angelia yang datang buru buru menjelaskan sambil menenangkan pacarnya.
"Gue bilang jangan ngelindungi dia lagi! Lo udah banyak terluka gara gara dia! " kesal Nathan.
Seseorang mencibir "Mata lo burem apa gimana? Lo ga liat itu dua tangannya Ara di balut perban? "
Nathan dan yang lainnya, termasuk penonton menatap laki laki yang tadi bicara.
"Terus kenapa? Bisa jadi cuma akting." sinis Nathan.
Orang di sebelah laki laki itu berbicara. "Eh goblok! Gue kasih tau nih ya, kalo Ara bisa bohong berarti pacar lo juga bisa bohong! "
"Bacot! Luka Angel itu asli! Jalang ini penyebabnya! " tukas Reyhan.
"Ella, kemarilah. " Suara dingin nan merdu dari orang yang baru datang itu segera menarik perhatian. Apa lagi terpampang visual prianya yang sangat tampan. Seperti manusia yang keluar dari dunia komik.
Arabella yang tadinya panik, menjadi tenang dalam sekejap. Gadis itu ingin berjalan menuju sumber suara tapi tangannya lebih dulu di cekal oleh Nathan.
"Kak! Lepasin tangan kak Ara! " pinta Angelia dengan menyedihkan.
"Brengsek! Kalo lo laki beraninya jangan sama cewek dong! Bangsat! " teriakkan marah itu terdengar bersamaan dengan cengkeraman di tangannya yang tiba tiba datang.
"Lepas "
"Ini urusan gue sama ni jalang! Lo pada jangan ikut campur kalo ga mau bonyok! "
Alrescha mencengkeram pergelangan tangan Nathan lebih erat.
"Urusan Ella adalah urusan gue . Lepas! " Karena cengkraman yang begitu kuat, tangan Nathan mati rasa membuat genggamannya pada Arabella benar benar terlepas.
Karena bos sudah maju, tentu saja anak buahnya tidak boleh ketinggalan.
"Bonyok? Itu tergantung lo bisa ngalahin kita apa kagak. " cibir Alexe.
Keempat bawahan Alrescha —Karlen, Aidan, Alexe dan Shailendra— datang ke sisi Arabella dan melindungi gadis yang di kepung itu dari segala arah.
"Kak, kita pergi aja ya? Ini semua emang salah ku! " Angelia meraih tangan Nathan dan menggenggamnya.
"Diam! Gue udah bilang jangan libatkan Angel! Lo ga bakal dapet perhatian gue! " kesal laki laki yang naik pitam itu.
"Buahahaha! " tawa Aidan meledak namun segera kicep ketika di lirik oleh si bos.
Leo menatap Aidan dengan aneh. "Gila lo? Tiba tiba ketawa, mana kek kunti lagi. "
"Sembarangan! " Gatal rasanya tangan Aidan ingin memukul laki laki yang sedikit lebih tinggi darinya itu.
Bagas memperingatkan. "Mending lo semua minggir deh, ini urusan kita sama tu jalang!"
"Jolang jeleng jolang jeleng, congornya kagak bisa dilembutin apa? Gue ikut ikutan lo nanti malah marah. " ujar Shailendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Antagonis Dalam Novel [End]
Ficção AdolescenteDalam sebuah cerita, antagonis selalu menjadi pihak yang salah dan protagonis selalu menjadi pihak yang benar terlepas dari apa yang mereka alami. Mengisahkan seorang gadis remaja yang bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel yang telah dia...