"Oh? Perusahaannya si brengsek itu bangkrut? Hahaha Sukurin! " Arabella berbaring di sofa sambil bertepuk tangan merayakan kebangkrutan perusahaan mantan keluarganya yang di siarkan di layar televisi.
Dari waktu ke waktu, tangannya akan mengambil kacang goreng dari dalam toples untuk di tuangkan ke dalam mesin penggiling makanan —alias mulutnya. "Keren nih di jadiin senetron azab. Judulnya, Azab bajingan penyiksa anak. "
Louis menatap jengah pasiennya yang sangat tidak terlihat seperti pasien.
"Woi! Obatnya jangan di anggurin dong! " Ingin rasanya Louis menendang gadis satu itu namun apa daya, orang yang mau di tendang adalah sumber penghasilannya. Untuk sekarang kuat kuatkan saja iman dan sabar setipis bulu kucingnya.
"Gue ga ada anggur. Beli sendiri sono di pasar loak. " Arabella menonton tv mengacuhkan Louis yang wajahnya sudah mengkerut bukan karena faktor usia.
"Pasien bang-"
"Minum dulu. "
Arabella menatap mangkuk obat yang terulur di depannya sejenak lalu beralih ke samping. "Biarkan aku tidak meminumnya kali ini saja, okey? " pintanya dengan pose se imut dan se menyedihkan mungkin.
"Tidak, minumlah agar kau sembuh. " tolak Alrescha. Ya, Alrescha. Siapa lagi yang bisa menundukkan si tukang buat onar Arabella kalau bukan suaminya sendiri.
"Alah~, ku mohon kali ini saja okey? Obat ini sangat tidak enak! " bujuk Ara tak mau menyerah.
"Minum, jadilah baik atau aku akan menggunakan cara lain agar kau mau meminumnya. " ancam Alrescha.
Arabella memiringkan kepalanya bingung. "Bagaimana caranya? "
"Aku bisa menyuapimu dari mulut ke mulut, kau mau? "
Gadis itu membulatkan kedua matanya terkejut. Mengingat adegan serupa di anime yang dibacanya belum lama ini, pipinya seketika memerah. Kepalanya menggeleng kuat. Dengan sigap, tangannya mengambil mangkuk dan meneguk isinya secepat kilat.
"Ugh! Pahit! " Keluhnya.
"Bagus." Alrescha memberikan mangkuk kepada Louis untuk di bawa pergi lalu memberikan beberapa tusuk manisan buah pada gadis yang sedari tadi mengeluh.
"Wow! Makasih! "
"Sama sama. "
Alrescha duduk di samping Arabella dan ikut menonton tv. Lebih tepatnya, dia sedang melihat Arabella yang menonton tv dengan sangat serius.
"Bosss! " Aidan masuk dengan riang sambil membawa beberapa barang di tangannya.
"Kok gue kayak liat anjing? Apa cuma perasaan gue aja? " gumam Ara. Tatapannya tak lepas dari barang yang di bawa laki laki itu.
"Ada apa? "
"Seseorang baru saja mengirimkan barang barang ini, " Aidan meletakkan barang di atas meja.
Mendapatkan persetujuan Alrescha, Ara membuka barang yang terbungkus sempurna dan mengambil apa yang ada di dalamnya.
"Woah! Ini pasti sangat mahal! "
Arabella berdiri. Mengambil gaun di dalam kotak dan menempelkannya di tubuhnya sendiri.
"Bagaimana? Kau suka? " Alrescha terus menatap Arabella yang mengamati gaun dengan gembira.
"Orang mana yang tidak suka melihat pakaian sebagus ini?! Kalau ada mereka pasti buta. "
"Heh!"
Aidan menepuk lembut pundak Louis. "Suuut jangan marah, mending kita pergi sebelum jadi obat nyamuk. Gue jajanin cimol depan rumah deh. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Antagonis Dalam Novel [End]
Novela JuvenilDalam sebuah cerita, antagonis selalu menjadi pihak yang salah dan protagonis selalu menjadi pihak yang benar terlepas dari apa yang mereka alami. Mengisahkan seorang gadis remaja yang bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel yang telah dia...