Episode 37 : Persiapan

5.7K 379 3
                                    

Drrt Drrrtt

Ponsel di atas nakas menyala memperlihatkan layar panggilan dari kontak bernamakan 'Karlen'.

Alrescha yang baru saja keluar dari kamar mandi dan belum sempat memakai apapun kecuali handuk untuk melilit pinggangnya berjalan mendekat sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Laki laki itu mengambil ponselnya dan menekan tombol angkat. Sesaat kemudian, suara Karlen dari seberang terdengar melalui benda kecil itu.

"Halo bos, ketua geng Dark Angel udah setuju. Nanti jam 11 di jalan XXX."

"Oke. " Alrescha memutus sambutan telepon lalu kembali fokus mengeringkan rambutnya.

Pukul 10 : 25

Alrescha sedang bersiap untuk pergi. Jaket hitam khas Geng Azazel dengan tulisan Azazel di bagian punggung menutupi T shirt hitam yang di kenakannya.

Ceklek

Pintu kamar di buka memperlihatkan Arabella yang baru saja pulang sehabis bermain dengan Delia. Mumpung malam minggu katanya. Jadi kedua gadis itu melaksanakan kencan ke pasar malam tidak jauh dari lingkungan tempat tinggal mereka.

Melihat suaminya sudah rapi mengenakan jaket yang sudah tidak asing lagi baginya, Arabella langsung tau kemana laki laki itu akan pergi.

"Mau pergi sekarang? " tanyanya sambil berjalan mendekat.

"Nm, setelah ini mandilah dengan air hangat dan tidur. Jangan menunggu ku pulang. " Alrescha mengusak rambut Arabella yang sudah cukup berantakan karena di terpa angin malam.

Arabella mengangguk patuh. "Ati ati berantemnya, jangan sampe bunuh anak orang, jangan sampe ketangkep polisi, jangan sampe terluka, dan yang paling penting......, Semangat! " Gadis itu memberikan pelukan teletubis singkat dan memberikan kecupan di pipi sebagai penyemangat.

Arabella tau dia tidak bisa melarang Alrescha dari melakukan hal yang dia inginkan walaupun itu berbahaya. Karena bagi laki laki itu, bertarung adalah salah satu cara dirinya bisa menjadi dia yang sekarang. Menjadi dirinya yang di kelilingi banyak orang setia, yang mau mempertaruhkan nyawa mereka demi dirinya dan selalu percaya tanpa syarat.

Tubuh tinggi Alrescha menegang sejenak. Sangat jarang gadis di depannya ini mengambil inisiatif terlebih dahulu, jadi tidak heran dia sedikit kaget. Melihat senyum cerah di wajah gadis itu, entah kenapa Alrescha ikut tertular dengan kebahagiaan yang terpancar darinya. Dia memberikan kecupan ringan di dahi gadis itu dan mengusak rambutnya lagi.

"Jika aku menang, apakah aku akan mendapat hadiah? "

Arabella tampak berpikir sejenak. Sejujurnya dia bertanya tanya. Orang ini akan bertarung karena keinginannya sendiri, jadi kenapa dia meminta hadiah darinya? Tapi ya sudahlah

Lama berpikir, Arabella tidak tahu hadiah apa yang bisa dia berikan. Itu karena semua hal yang dia punya berasal dari Alrescha. Jadi dia bingung ingin menawarkan apa kepadanya sebagai hadiah.

"Emm, bagaimana jika aku akan melakukan semua yang kamu inginkan seharian? Tapi jika kamu kalah kamu harus melakukan semua yang aku mau seharian. " putusnya. Ini bulan hadiah yang buruk kan?

Alrescha sedikit menarik sudut bibirnya ke atas. "Oke, kalau begitu aku akan pergi. "

"Eh tunggu! Tunggu! " Arabella mencekal tangan Alrescha dan memberikan kantong keresek putih yang sedari tadi dia bawa.

"Tadinya aku beli buat kamu tapi karena kamu mau pergi, nanti di makan bareng bareng kalo ada waktu. " ujarnya.

"Oke. Aku pergi, Ella. " Alrescha tak kuasa menahan hasratnya untuk memberikan kecupan di dahinya lagi sebelum benar benar pergi.

Arabella menyentuh bagian yang tadi di kecup oleh Alrescha lalu menghela nafas lega. "Bagus, ga ada air liurnya. "

Gadis itu melepas baju, celana panjang, dan ikat rambutnya dan menjatuhkan diri di atas kasur. Dia berguling beberapa saat sebelum kemudian membuka ponsel untuk maraton anime. Menyuruhnya langsung tidur di malam minggu? Heh, bagaimana mungkin Arabella mau? Apa lagi suaminya sedang pergi keluar!

"Ayo nonton sepuasnya! "

o0o

"Wih! Apaan nih Bos? " Cakra menerima kantong keresek dari tangan Alrescha dengan penasaran.

"Dari Ella. Makanlah bersama yang lain. " ujarnya sambil lalu.

"Siap Bos! Titip matur thankyou ke Bu Bos ya! " Cakra segera berlari pergi mengajak yang lain untuk makan bersama.

Saat ini semua orang sudah berkumpul di markas. Bahkan Geng The King lengkap dari ketua sampai anggotanya juga ikut berkumpul.

"Al, Geng Dark Angel udah nundukin banyak geng geng lainnya sejauh ini. Gue yakin mereka berani nantang Geng Azazel gara gara itu. Geng lo pasti kalah jumlah nanti, gue ikutan gelud ya? " pinta Gabriel sesaat setelah Alrescha duduk di sampingnya.

"Hooh, denger denger ketua sama inti geng Dark Angel pernah jahatin Bu Bosnya Azazel. Ga terima banget gue!" sahut Johan. Jarang jarang dia setuju dengan usulan ketua gobloknya itu.

"Mereka nanti nuduh kita cari bantuan orang luar. " ujar Shailendra.

Gabriel menaikkan sebelah alisnya. "Orang luar? Sejak kapan kita jadi orang luar? Mereka boleh bawa geng yang mereka kalahin tapi kalian ga boleh gitu?"

"Lagi pula, dari dulu Geng The King kan bagian dari Azazel. " lanjut Johan.

Enam orang yang duduk di sofa menatap ke arah Alrescha menunggu jawaban. Mereka adalah Shailendra, Karlen, Aidan, Alexe, Gabriel dan Johan.

"Terserah. " jawab Alrescha singkat. Dia sedang fokus melihat apa yang istrinya lakukan lewat cctv tersembunyi yang dia pasang di kamar. Bukan karena apa, dia hanya tidak yakin dengan mulut istrinya. Lihatlah sekarang, padahal tadi dia menyuruhnya langsung tidur tapi gadis itu malah begadang untuk menonton anime!

Sepertinya dia harus memberikan sedikit pelajaran agar tidak terjadi hal semacam ini lagi dimasa depan.

"Acho! Siapa yang lagi ngomongin gue? " gumam Ara bingung.

"Yeayy! Asik! Gitu dong, lama nih ga gelud. Tangan gue dah gatel. " senang Gabriel.

Alrescha menatap jam di layar ponselnya dan berdiri. "Ayo berangkat."

"Oke Bos! "

Semua orang serentak meninggalkan apa yang mereka kerjakan dan pergi ke motor mereka. Termasuk Cakra yang baru saja menghabiskan sosis bakar pemberian Arabella.

Gabriel dan Johan beserta anggota mereka juga mengikuti. Kedua orang itu tersenyum senang karena akhirnya bisa bertarung bersama Alrescha dan kawan kawan setelah sekian lama. Bagi keduanya, bertarung bersama Azazel adalah pertarungan yang paling menyenangkan!

Sekedar info, The King di dirikan oleh Gabriel dan Johan setelah tau Karlen dan kawan kawan mendirikan Geng Azazel. Sebenarnya keduanya sempat meminta masuk ke geng Azazel tapi Alrescha menolaknya dan menyuruh dia untuk membuat gengnya sendiri. Tenang saja, laki laki itu sama sekali tidak membenci mereka. Malahan selain keempat sahabat bak saudaranya, Gabriel dan Johan adalah sahabat dekat Alrescha yang lain selain mereka.

Alasan Alrescha menyuruh mereka membuat geng sendiri adalah karena laki laki itu ingin melihat kedua geng berkembang bersama. Mengikat tali persaudaraan dan saling tolong menolong jika memerlukan bantuan. Karena itu, tidak aneh jika Johan bilang The King adalah bagian dari Azazel.

Yang tidak mereka ketahui adalah, alasan Alrescha menolak mereka waktu itu adalah karena dia berharap kedua sahabatnya itu tidak akan terjerumus seperti keempat sahabatnya yang lain dan berhenti memikirkan untuk membuat geng karena membuat geng adalah hal yang susah. Apa lagi saat The King di dirikan, mereka berdua harus merekrut beberapa anggota yang sangat sulit di dapat waktu itu.

Alrescha, Karlen, Gabriel dan Johan berkendara di bagian paling depan bersama anggota inti masing masing. Di belakang, puluhan kendaran beroda dua mengikuti dengan tertib. Ada yang boncengan, ada yang sendiri, bahkan ada yang binceng tiga. Gerombolan itu membelah jalanan yang telah sepi menuju tempat perjanjian.

"Mengamuk lah sepuas kalian malam ini. "

"Ya! "

.
.
.
.
.
.
TBC

Jadi Antagonis Dalam Novel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang