Happy Reading 🤗
●●●●●●●●●●●●●●●●
Pulang dari Mushola Ana langsung melipat mukenanya dan ikut duduk bergabung dengan Ella yang sedang membaca Novel. Pasalnya sedikit malas untuk setoran hafalan juz ama' jadi mungkin ia akan membolos saja.
"El itu novel punya siapa?" Tanya Ana sambil melihat cover novel yang sedang di baca Ella.
"Perpustakaan." Jawab Ella pendek.
"Lah emang di sini ada perpustakaan? Dimana kok gue gak tau." Tanya Ana sambil menyingkirkan buku di tangan Ella, walau ia bukan gadis yang suka baca novel tapi ia senang jika membaca buku non fiksi. Karena semakin banyak buku yang ia baca, membuatnya merasa begitu bodoh dan ingin menambah ilmu baru lagi.
"Samping ruang kesehatan, di situ juga ada tulisan besar perpustakaan." Jawab Ella dengan sabar. "Tapi bukanya cuma hari Minggu sama Jumat." Sambung Ella lagi.
"Oalah. Besok temenin gue pinjem yah." Pinta Ana, kembali mengembalikan novel yang tadi di baca Ella.
"Assalamu'alaikum." Salam seseorang dari luar kamar, lalu munculah Mbak Rizka yang masih menggunakan mukena. "Loh loh kok rame banget di kamar, udah pada ngaji belum?" Tanya Mbak Rizka menatap mereka satu-persatu.
"Saya lagi haid Mbak." Jawab Ella santai, kemudian melanjutkan kegiatan membacanya.
Ana menelan salivanya kasar, menunggu gilirannya di tanya.
"Kalo kamu kenapa? Tadi Mbak liat kamu juga sholat di Mushola bareng Jule" Lontar Mbak Rizka menatap Ana galak.
Ana menyengir lebar. "Anu Mbak, tadi yah Ana tuh kentut, terus males wudhu makanya gak jadi setoran." Papar Ana dengan raut wajah berusaha meyakinkan Roisahnya itu.
"Kamu kan tinggal di sini jadi kamu juga harus menuruti peraturan yang ada, gak ada pembenaran untuk hal kayak gitu. Kalau emang udah jadwalnya ngaji ya harus ngaji, kecuali ada halangan." Terang Mbak Rizka lembut dengan senyuman tipis. "Okeh? Besok harus ngaji terus yah?" Sambungnya pada Ana.
Ana mengangguk pasrah. "Iya Mbak, insyaallah." Jawab Ana lirih, rasanya ia benar-benar sudah tidak betah ada di sini dan lagi semuanya terasa sia-sia. Ia sudah menghabiskan kiranya tiga bulan berada di sini tapi tidak menemukan apa-apa.
"Nanti malem kita Ronda, untuk masing-masing tugas udah Mbak bagi nanti kalian liat di Mading setelah Takror. Dan jangan lupa langsung ke dapur." Ucap Mbak Rizka sambil melipat mukenanya.
"Ronda ngapain aja mbak?" Tanya Ana bingung, pasalnya yang ia tau ronda hanya di lakukan oleh bapak-bapak untuk menjaga komplek perumahan.
"Haduh Mbak bule." Celetuk Jule yang berdiri di pintu, masih menggunakan mukena dan membawa Al-Qur'an. "Jadi Ronda tuh kegiatan rutin yang diadakan secara berputar dari satu kamar ke kamar lain, tugasnya tuh yang pasti nyiapin sayuran buat makan besok. Terus bersihin area pondok, dan juga ngebangunin santri buat sholat tahajud." Ucap Jule menjelaskan.
"Jadi gak tidur dong?" Tanya Ana lagi, masih membutuhkan jawaban.
"Jadi dalam ronda ada yang sift sore sama malam, kalau sore berarti yang malem kita tidur jam 23:20 - 01.00 nah kalo sift malem, 01:00 sampe jam pagi tuh gak tidur." Sambung Jule menjelaskan lagi, kemudian menaruh Al-Qur'an di rak.
"Ouh, capenya." Keluh Ana sambil tiduran di kasur.
"Belum apa-apa aja udah cape." Sahut Maya yang baru masuk kamar. "Eh Lo gak setoran hafalan ya?"
Ana mengangguk. "Kok Lo tau?"
"Gue tadi ketemu Mbak Nurul nyariin Lo, katanya 'Angelia temen sekamar kamu kan, tolong sampein yah jangan bolos setoran nanti di Alfa lagi' kek gitu." Maya menirukan gaya bicara Mbak Nurul, yang merupakan mbak pengurus tempat Ana setoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mubayyin [On Going]
Teen FictionUsaha Ana dalam mencari keberadaan sang ayah membuatnya harus tinggal di pondok pesantren, dan berada dalam pengawasan Ian, tetangga sekaligus ustad di pesantren itu. Walau di awal merasa terkekang dan tidak membuahkan hasil, namun kedekatannya deng...