Happy Reading guys 🤗
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Selepas mengurus masalah perpindahan Ana, Ian langsung balik ke rumah, tepatnya rumah yang ia tempati dengan dua sahabatnya, Zaynal dan Altha. Tetapi karena sekarang Altha masih mengurus S2nya jadi hanya ia dan Zaynal yang menepati rumah itu.
"Dari mana Ian?" Tanya Zaynal sembari turun dari lantai dua.
Ian menoleh sekilas, kemudian merebahkan tubuhnya di sofa. "Ngurus Angel." Jawabnya singkat.
"Jadi pindah tuh anak?" Tanya Zaynal, ia pernah bertemu Ana beberapa kali waktu menginap di rumah Ian dulu, bersama Altha juga tentunya.
"Jadi, bingung juga gua, tuh anak tiba-tiba pengin pindah kesini."
"Mungkin pengin ngubah suana, lagian bagus juga kan Lo jadi bisa ngawasin langsung." Ucap Zaynal sambil menyodorkan segelas air putih pada Ian.
"Iya juga sih." Ucap Ian tapi terdengar ragu.
°○○○○○°
○○○○○○○Ana menaruh seragam yang akan ia gunakan besok di gantungan baju, kemudian menata buku-buku pelajarannya di rak buku samping loker baju. Jujur rasanya ia tidak bisa bertahan lama disini, dengan kondisi kamar yang engap karena di huni banyak orang.
Ana juga tidak tahu letak-letak ruangan di area pondok, dari awal berangkat ia baru menapakan kaki di kamar ini.
"Ee Ana, mau liat-liat area pondok nggak?" Tawar salah seorang santri, ia sendiri tidak tahu siapa nama santri itu. Namun ia tetap mengangguk sebagai jawaban, teringat kata-kata Ian bahwa ia harus bisa beradaptasi.
"Ayok." Jawab Ana sambil berdiri, kini diantara santri lain penampilannya sungguh mencolok, dengan kemeja berwarna navy di padukan rok levis span, juga kerudung berwarna caramel. Di tambah wajah cantik bak bule yang ia miliki, sungguh mencolok.
"Ouh iya salam kenal gue Maya." Ujar santri itu sambil membenarkan kerudungnya yang miring di depan kaca, tubuhnya yang hanya sebahu Ana dengan kulit sawo matang memberikan karisma tersendiri.
"Lo kelas berapa?" Tanya Ana, ikut membenarkan kerudung di depan kaca.
"Kelas 12, kalo lo?"
"Sama gue juga kelas 12." Jawab Ana singkat.
Maya membawa Ana pergi melihat dapur, kamar mandi, kantin, mushola, aula dan beberapa tempat yang sering di kunjungi santri. Seperti sekarang mereka tengah menuju koprasi, tapi yang ada di dalam.
"Kita mau kemana?"
"Ke koprasi, siapa tau barang kebutuhan kamu masih kurang bisa beli di koprasi tuh." Jelas Maya, berjalan mendahului Ana.
Ana sedikit mempercepat langkah kakinya. "Bukannya koprasi di luar yah, yang di depan kedai kopi." Tanya Ana memastikan.
"Iya, tapi ini yang di dalem. Karena biasanya jarang banget boleh keluar malem, jadi kita bisa beli kebutuhan di koprasi dalem, biasanya buka dari pukul 21:00-23:20" Terang Maya, masuk ke dalam koprasi. Membuat Ana mengikutinya.
Masih dengan kesan yang sama, baru saja masuk ke dalam rasanya Ana sudah ingin langsung keluar, lantaran di dalam sangat berdesakkan, dengan bau yang campur aduk tidak enak. Ia lebih memilih menunggu agak sepi.
![](https://img.wattpad.com/cover/332756967-288-k237080.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mubayyin [On Going]
Novela JuvenilUsaha Ana dalam mencari keberadaan sang ayah membuatnya harus tinggal di pondok pesantren, dan berada dalam pengawasan Ian, tetangga sekaligus ustad di pesantren itu. Walau di awal merasa terkekang dan tidak membuahkan hasil, namun kedekatannya deng...