LDR 🇵🇭-🇮🇩

384 43 8
                                    

Helloooo Persijaxx 👋🇵🇭💐

Bagaimana part sebelumnya?

Seru kah?

Kali ini aku akan membuat part ini menjadi part paling 🤓 gatau deh paling apa 😁😁

Aku sung baca, JANGAN LUPA BINTANGNYA 😋😋

💐 HAPPY READING 💐

Hari telah berganti, tapi waktu terus berjalan. Sudah 6 bulan lamanya Rea berada di Filipina sejak ia kuliah hari pertama. Kini, seperti biasa rutinitas Rea yang selalu ia jalankan sebagai ibu rumah tangga. Ia baru saja selesai cuci piring, karna tadi selesai sarapan ia tak mencuci piring karna harus pergi meet bersama dosen dan juga rekan-rekan lainnya lewat laptop. Rea hari ini memang tak berkuliah, tapi memang dosen menjelaskan beberapa hal untuk beberapa hari kedepannya.

Jax berada dimeja makan, ia sedang sibuk dengan gamenya. Saat Rea mengeringkan tanagnnya, suara deringan telfon terdengar. Membuat Rea yang masih berada didapur langsung ke ruang makan untuk menganggat telfon dari ponselnya. Saat ia memasuki ruang makan, ternyata Jax sudah lebih dahulu mengangkatnya.

"Siapa?" Tanya Rea pada Jax yang sedang terdiam mendengarkan lawan bicaranya disana. "Nih, Ayah. Bunda sakit," Jax berucap seperti itu membuat Rea panik dan langsung mengambil alih ponselnya.

"Hallo ayah? Ayah, bunda gimana keadaannya? Bunda baik-baik aja bukan?" Rea bertanya dengan panik, sementara Jax menuntun Rea agar duduk disampingnya.

"Bunda gapapa, nak. Bunda cuma kelelahan saja, bunda juga kangen sama anak bunda ini." Tiba-tiba disebrang sana Renata membuka suara. Tak lama panggilan video dari sana muncul, Rea langsung menerima panggilan itu. Dan ia bisa melihat wajah pucat sang Ibu yang sedang bersandar pada sofa diruang keluarga.

"Bunda kenapa? Apa yang bunda rasain?" Rea bertanya pada bundanya dengan wajah lemas. "Bunda gapapa, bundakan udah bilang cuma kelelahan aja. Toko bunda lagi ramai, makanya bunda kelelahan." Ucap Renata dengan senyumnya.

"Jax? Kamu apakabar?" Renata bertanya pada Jax yang sedari tadi diam. "Saya baik, bun. Bunda sudah minum obat? Istirahat yang cukup ya? Maaf saya dan Rea belum bisa menjenguk kalian disana. Nanti kami usahakan untuk menjenguk dalam waktu dekat ini," ucap Jax panjang lebar.

"Bunda beruntung punya menantu seperti kamu, nak. Peduli dan sayang sekali. Terimakasih ya?" Jax hanya mengangguk dan tersenyum.

"Tak apa kamu belum bisa kesini. Sebentar lagi kamu juga akan tanding bukan? Semangat ya? Semoga menang," ucap Rendi dari sana. Jax mengangguk, "Iya. Pasti, Yah... saya akan berusaha semaksimal mungkin." Balas Jax.

Mereka berempat pun berbincang-bincang ringan lewat ponsel. Setelah hampir 45 menit mereka memutuskan untuk mematikan sambungan telfonnya. Rea menghela nafas, dan melesuh meletakkan kepalanya didalam lipatan tangan.

"Sabar ya? Kamu pasti khawatir bunda. Kamu- mau pulang ke Indonesia aja?" Ucapan Jax membuat Rea mendongak dan menatap Jax dalam-dalam. "Tapi..., sebentar lagikan kamu bakalan tanding. Masa aku gak ikut semangatin kamu?" Ucap Rea dengan mata berkaca-kaca. Jax menggeleng pelan.

"Pulanglah kalau kamu mau, Rea... tidak masalah soal aku yang akan tanding tanpamu. Bunda lebih penting, ia begitu banyak jasanya denganmu Rea. Pulanglah, aku mengizinkan mu," ucap Jax dengan senyumnya. Meski dirinya pasti akan begitu berat membiarkan Rea pergi, tapi itu adalah orang tuanya juga. Jadi ia harus merelakannya.

"Kamu benar gapapa? Nanti yang siapin kamu sarapan siapa? Yang siapin baju kalau kamu habis mandi siapa? Yang siapain perlengkapan kamu mau gym sama latihan siapa?" Jax menggeleng dan tertawa kecil. "Hey? Kau tak akan pergi 1 abad Rea. Soal itu aku pasti bisa sendiri." Balas Jax.

"Tapi- yang elusin sama pijitin kamu kalau kamu mau tidur dan capek siapa?" Tanya Rea kembali memeluk Jax. Jax mengusap kepala Rea dengan lembut. "Kalau yang itu libur dulu, tidak apa." Balas Jax.

"Kamu gak mungkin bukan tinggal sendiri disini?" Rea kembali bertanya dengan pipi yang sudah basah karna air mata. "Mungkin aku akan menginap di rumah mam and dad nanti." Balas Jax memeluk hangat Rea.

"Kamu mengizinkan aku benar? Aku tak akan lama, 5 hari saja aku disana. Boleh ya?" Jax mengangguk mantap untuk meyakinkan Rea. Mereka kembali berpelukan dengan hangat.

---- 😔😔😔 ----

Rea sudah mulai sibuk mengatur jadwalnya. Saat ini ia harus pergi ke kampus untuk kelas terakhirnya diminggu ini. Karna ia akan pergi pulang ke Indonesia besok. Tiket pesawat dan lainnya, Jax sudah mengurusnya. Rea jadi tak begitu repot jadinya.

"Re? Lo mau balik ke Indonesia ya?" Tea bertanya dengan wajah lusuhnya. Akhir-akhir ini Tea memang mengalami masalah. Ia sedikit lebih menyendiri dan tak mau bercerita, tubuh yang awalnya elegan kini sedikit kurus terlihat di pipi tirusnya. Rea mengangguk dan tersenyum, "Iya. Bunda sakit, gue harus pulang jadinya. Lo- gapapa?" Tea mengangguk dan tersenyum.

"Gue udah baikan kok, makasih berkat lo gue jadi kembali ke gue yang dulu. Biarkan Tuhan memberikan jalan yang baik untuk gue." Ucap Tea semangat, Rea begitu senang melihat perubahan sahabatnya ini. Ia mengelus pundak Tea dan menariknya untuk berpelukan.

"Lo mau oleh-oleh dari gue gak?" Rea bertanay pada Tea, Tea mendongak. "Boleh kalau gue gak disuruh bayar, hehe." Tea tertawa kecil.

"Iya, ntar gue bawain ya." Rea dan Teapun akhirnya berbincang ringan sampai dosen masuk untuk mengajar kelasnya.

---- 🙏🙏🙏 ----

Saat ini Rea sungguh sibuk dan sedikit memberantaki kamarnya, beberapa baju ada yang dilantai dan dikasur. Ia memilih baju untuk ia kemaskan. Ia memang tak membawa banyak, karna disana pasti juga banyak baju dirinya.

"Sayang? Besok sebelum berangkat aku bikinin sarapan mau?" Rea bertanya pada Jax, dengan posisi Rea yang masih sibuk pada lemarinya. Tak ada jawaban dari Jax.

"Sayang???" Rea membalikkan tubuhnya menatap Jax, ternyata Jax sudah tertidur dengan posisi duduk disofa. Ia menjadi kasihan pada Jax, malam-malam seperti ini ia harus berkemas. Sementara, Jax baru saja pulang berlatih untuk pertandingan yang tak lama lagi diselenggarakan.

"Sayang??" Rea mengelus pelan rambut Jax, Rea menyugarkan rambut Jax kebelakang membuat Jax terganggu dan membuka matanya.

"Eh? Kamu? Kenapa, ada yang mau aku bantuin?" Rea menggeleng dengan pertanyaan Jax. "Engga, maaf ya? Malam-malam gini aku malah berkemas. Apalagi pasti kamu capek. Ayo kita tidur," Jax hanya mengangguk sambil mengucak matanya dengan tangannya. Rea terkekeh melihat tingkah Jax yang jalan sempoyongan dengan menguap dan mengercap-ngercapkan matanya.

"Huahhh..., elusin oke?" Rea hanya mengangguk dan tersenyum, lalu ia mulai menarik selimut hingga sebatas dada dan mengelus rambut Jax dengan lembut sampai ia tertidur.

"Good night my husband. I love you,"

Cup

Rea mengecup kening Jax disaat Jax sudah telelap dengan alam bawah sadarnya. Reapun ikut memejamkan matanya dan ikut tertidur.

---- ✌✌✌ ----

HELLOO GUYS 😋😋

GIMANA NIH? ADA YANG MAU GANTIIN REA UNTUK SEMENTARA WAKTU???

AYO YANG MAU SPAM KOMENN 😭🤨

MAAF TERLALU PENDEK YAHH TAPI TENANG PART INI SPESIAL ADA PART 2 NYA KOK. TUNGGU GUYS 😋😋😋

OKE SEGITU DULU YAA

SAMPAI JUMPA 👋👋👋

SALAM PERSIJAX 🇵🇭👋💐

Kisah Cinta di Filipina 🇵🇭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang