🥀

701 118 18
                                    









Tidak banyak yg berubah dari kehidupan sehari hari jimin , membunuh siapa saja yg mencari masalah dengan nya , menyelundupkan obat obatan terlarang dan juga senjata apa. Namun selama dia hamil , tugas itu di ambil alih oleh yoona dan hoseok.

Jimin hanya tinggal menerima laporan beserta uang nya. Ahh rasanya hidup jimin sudah cukup dari kata bahagia walaupun tanpa yoongi.

Ah dan satu lagi , jimin suka sekali menyiksa wendy , ya jimin tidak pernah absen untuk sekedar menendang , menampar atau pun menjambak wendy.

Jimin adalah tipe pria penyabar sebenarnya jika dia sudah menemukan seseorang yg dia sayang , namun ingat tidak selamanya orang sabar akan tetap mengalah ketika kesabaran nya di uji , dan itu tidak hanya sekali dua kali tapi berulang kali.

Seperti jimin pembunuh berdarah dingin yg bertemu yoongi , orang yg dia sayang berubah menjadi malaikat tak bersayap di hadapan yoongi. Namun ketika yoongi mempermainkan kepercayaan serta kesabaran nya , dia berubah menjadi malaikat maut yg tak memandang lagi siapa yg harus dia bunuh termasuk yoongi.

Langkah kaki nya dia bawa menuju ruang bawah tanah yg semakin hari semakin menyesakkan. Sepertinya jimin harus membayar orang untuk membersihkan ruangan itu.

Jimin mengamati wanita yg sedang meringkuk itu , menggigil kedinginan. Tubuh nya hanya di balut celana jeans yg sudah terlihat lusuh dan kotor serta kaos yg semula berwarna putih namun kini sudah berubah warna menjadi coklat.

" Bagaimana kabar mu jalang ? Apa sudah ingin mati ?" Tanya jimin santai.

" ... " Wendy tidak menjawab  sudah tidak ada lagi tenaga untuk sekedar menjawab pertanyaan jimin.

" Aku bisa saja membunuh mu sekarang , tapi seperti nya tidak asyik jika tidak melihat mu menderita." Tawa jimin pecah menggema di ruangan sempit itu.

" A-aku su-dah cukup men-derita disini."

" Dan aku suka itu , bagaimana perasaan yoongi melihat keadaan mu seperti ini ? Tapi seperti nya dia tidak peduli dengan mu , buktinya dia sama sekali tidak mencari mu. Kasian sekali ."

Jimin menyalakan korek api nya menyulut sebatang rokok yg telah menjadi candu nya ( lagi ).

" Kai ?"

" Siap boss."

" Potret jalang itu , cetak dan kirim kan ke rumah yoongi."

" Siap laksanakan."

" Huh aku tidak betah lama lama disini , terlalu sesak. Oh , semoga kamu betah berada di sini , jalang."

Jimin pergi meninggalkan ruang bawah tanah itu.

💔💔💔


Pukul dua siang , jimin dengan santai mengendarai mobil nya menuju super market . Dia punya banyak anak buah , bisa saja dia menyuruh anak buah nya pergi membeli kebutuhannya. Tapi dia menolak dia juga ingin mencari angin segar.

Terus berada di markas membuat nya bosan , setelah sampai di super market jimin tidak membeli banyak barang , hanya beberapa bungkus rokok dan beer kalengan.

Untuk menemani dirinya saat bosan lagi lagi melanda nya nanti. Setelah membayar jimin pun melajukan mobilnya lagi pergi ke suatu tempat , lebih tepatnya tempat favorit nya.

Tak memakan waktu lama , setelah menempuh waktu sekitar lima belas menit jimin sampai di sebuah taman , dengan sebuah danau dengan warna air yg sangat jernih. Itu terasa nyaman bagi jimin.

Jimin memilih duduk di sebuah bangku , menatap beberapa anak kecil yg sedang bermain dengan di temani orang tua mereka.

Jimin mengusap perutnya yg sudah sedikit lebih buncit, senyuman manis itu tak pudar dari bibir tebalnya.

DANDELION ( YOONMIN ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang