Besoknya, mamanya Asya datang ke sekolah tanpa sepengetahuan Asya. Ia datang kesekolah hanya untuk bertemu Ranti.
Saat itu orang tua Asya ternyata telah menunggu Ranti didekat gerbang sekolah, namun Ranti tak kunjung muncul.
"Ini anak kemana ya, ditungguin kok gak datang datang. Apa dia udah berangkat lebih dulu dari pada Asya ya," ucap mama menggerutu.
Namun 5 menit kemudian, Ranti pun berjalan sedikit lebih cepat menuju gerbang sekolah.
Mamanya Asya pun langsung menghentikan langkah Ranti. "Tunggu dulu Ranti!!"
Ranti memalingkan wajah kearah mama Asya. "Eh ada tante, Asya nya udah datang duluan ya? Ya udah kalo gitu Ranti duluan ya, soalnya bentar lagi mau masuk."
"Kamu ini kurang ajar banget, saya ini belum selesai ngomong sama kamu. Main pergi aja," ucap mama Asya dengan wajah mengkerut.
"Maaf, mau ngomong apa ya tante?" tanya Ranti sambil menunduk.
Ia pun mulai memarahi Ranti, karena sudah membawa dampak buruk bagi Asya.
"Kemarin Asya dihukum gak buat tugas, itu gara gara kamu ya?" ucap mama Asya dengan nada sedikit keras.
"Oh mohon maaf tante, bukan begitu ceritanya. Jadi kemarin Asya itu emang udah buat tugas, tapi tugasnya ketinggalan. Makanya dia jadi kena hukum," jawab Ranti memperjelas perkataannya.
"Heh, tante sendiri yang dengar kalo Asya bilang gitu," sambung mama memalingkan wajah.
"Masa sih Asya bilang gitu ke Mamanya. Aku gak percaya deh," batin Ranti.
Mama Asya pun mulai mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan di saku celananya.
"Tante gak bisa ngomong banyak, karena sebentar lagi kamu juga mau masuk. Sekarang kamu ambil uang ini dan jauhin anak tante, selesai." Mama Asya yang langsung meletakan uang tersebut ditangan Ranti.
"Loh, ini maksudnya apa Tante? Ranti gak mungkin jauhin Asya tanpa sebab," jawab Ranti dengan wajah aneh, dia tak mengerti dengan tujuan mama Asya.
"Kenapa, kurang uangnya? Tenang Tante tambahin kok."
"Ini bukan masalah uang Tan, saya juga punya uang meskipun gak banyak. Saya juga gak bakal ngorbanin temen saya hanya karena uang, sampai kapan pun Ranti bakal tetap temenan sama Asya," sahut Ranti dan langsung mengembalikan uang tersebut ke tangan mamanya Asya.
"Sombong banget kamu. Pokoknya Tante gak mau kamu temenan lagi sama Asya! Setau Tante Asya dulu gak kayak begini, dulu dia anak yang rajin, nurut sama orang tua. Lah semenjak duduk dibangku SMA jadi kayak begini. Pasti karena pergaulan sama temennya yang salah," kata mama Asya.
Seketika Ranti pun terdiam mendengar perkataan mamanya Asya, karena merasa ucapan itu terlalu menusuk.
"Apa iya ya, gara gara gue Asya jadi begitu. Mungkin benar yang dibilang Mamanya Asya, kayaknya bawa dampak buruk banget gue dikehidupannya Asya," batin Ranti
Ranti menghela napas, lalu membuka suara, "Kalo itu emang maunya Tante dan yang terbaik untuk Asya, mulai hari ini Ranti janji gak bakal temenan dekat kayak dulu lagi sama Asya. Ranti bakal jaga jarak."
"Oke, makasih ya. Tante tau, kamu pasti juga pengen yang terbaik untuk sahabat kamu," sahut mama tersenyum seraya mengelus pipi Ranti.
**
Ranti pun terburu buru mulai masuk ke kelas, karena sudah jam masuk."Tokkk..tokkk.. "
"Ranti, kenapa kamu telat?" tanya guru matematika tersebut.
"Anu bu, tadi macet dijalan. Makannya Ranti telat," jawab Ranti berbohong.
"Hm, ya sudah kalo begitu. Silahkan duduk," sambung bu guru.
Ranti pun mulai duduk disebelah Asya.
"Lo bohong kan Ran, perasaan gue berangkat tadi gak macet tuh," ucap Asya menggoda Ranti.
"Enggak, orang beneran macet," sahut Ranti ketus.
"Biasa aja kali jawabnya. Oh iya Ran, sekarang udah waktunya kita ke Uks nih. Seperti biasa, aku udah ada ide," sambung Asya.
Ranti yang hanya diam dan mengalihkan pandangan ke depan, seolah tengah fokus memperhatikan guru yang menjelaskan.
"Ran, lo dengar gak yang gue bilang tadi? Mau ikut gak lo?" tanya Asya.
Ranti hanya menggelengkan kepalanya tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Ya udah kalo gak mau, gue juga gak maksa."
Asya pun mulai melakukan aksinya dengan menipu guru mata pelajaran tersebut.
"Aduhhhhh Ibu, perut saya sakitt!!" teriak Asya.
"Kamu kenapa lagi Asya? Kemarin kemarin kepala kamu yang pusing, sekarang perut kamu yang sakit, nanti besok entah apa lagi yang terjadi di diri kamu Asya," sahut bu guru mengomeli Asya.
"Tapi beneran sakit Bu."
"Ya udah, ke toilet dulu sana. Buang air besar," sambung bu guru.
"Bukan mau BAB Bu, gak tau lemas aja gitu bawaannya," balas Asya.
"Hm, ya sudah ke Uks sana."
"Baik Bu." Asya yang langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju Uks tanpa ditemani Ranti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asya Andrewansyah
Ficção Adolescente# Follow Dulu Sebelum Membaca⚠️ Definisi hidup lagi capek capeknya, tapi lo punya support system yang selalu ada buat lo. Dijodohin karena fitnah ✖️ Dinikahin mendadak biar gak kena fitnah lagi ✔️ "Saya terima nikah dan kawinnya Asya Aurelia binti...