Hari itu, Vani disuruh oleh mamanya Asya ke sekolah untuk menjemput Asya, sekaligus meminta Vani untuk memata matai Asya di sekolahnya.
"Vani, Tante boleh gak minta tolong sama kamu?" tanya mama.
"Iya boleh, minta tolong apa Tante?!"
"Ini tolong kamu jemput Asya disekolah, bentar lagi dia pulang. Akhir akhir ini Tante lagi sibuk banget, jadi kadang gak sempat untuk jemput dia. Mana sekarang Tante lihat, dia sering pulang bareng sama cowok. Teman barunya itu," ujar mama khawatir dengan anak gadisnya itu.
"Cowok? Pacarnya kali Tante," jawab Vani.
"Gak tau juga, intinya kamu lihatin juga cowok itu. Tante takut, Asya salah pergaulan lagi," sambung mama.
"Oke siap Tante, Vani otw ke sekolah Asya sekarang," sahut Vani sambil menyalami tangan mama Asya.
"Oke, hati hati ya."
Vani pun mulai berjalan ke sekolah Asya mengendarai mobil mamanya Asya.
Sesampainya disekolah, Vani pun berdiri tepat didepan gerbang sekolah seraya menunggu Asya keluar.
Tak berapa lama kemudian, Asya pun berjalan menuju gerbang sekolah bersama Andrew, ia terkejut melihat sepupunya Vani berada tepat didepan gerbang sekolah.
"Vani?!" ucap Asya.
"Eh, udah pulang lo Sya. Gue disuruh tante buat jemput lo, makanya gue kesini," ucap Vani, menjalankan amanah dari mamanya Asya.
"Oh gitu ya. Oh iya, Andrew kenalin ini sepupu gue, namanya Vani," sambung Asya.
Vani dan Andrew pun, bersalaman sejenak.
"Andrew maaf ya, hari ini gue pulang sama Vani. Lo gak marah kan?" ucap Asya dengan perasaan tidak enak terhadap Andrew.
"Iya gakpapa, santai aja," jawab Andrew tersenyum.
"Bagus deh kalo lo gak marah. Ya udah, kalo gitu gue duluan ya."
"Iya hati hati."
Asya dan Vani pun mulai berjalan pulang ke rumah.
Ditengah perjalanan, Vani mulai sedikit kepo dan bertanya kepada Asya mengenai Andrew.
"Sya!! "
Asya memutar bola matanya ke arah Vani. "Hmm," sahut Asya.
"Itu si Andrew, pacar lo ya?" tanya Vani.
"Bukan, cuma temen dekat doang. Itu pun baru bisa temenan dekat sama dia. Kenapa emangnya?" tanya Asya kembali.
"Gak, nanya aja. Emang dulu, lo temenan sama siapa aja?"
"Dulu gue punya teman, namanya Ranti. Sekarang udah gak lagi, gak perlu di bahas juga. Biarin semua berlalu seiring berjalannya waktu," jawab Asya dengan wajah menahan sedih.
"Oke, gue ngerti. Sabar ya Sya.." ucap Vani sembari mengelus bahu Asya.
"Oh iya, gue lihat Andrew itu orangnya agak cuek deh. Lo ngerasa gak sih? Atau emang begitu orangnya," sambung Vani.
"Iya, dia emang begitu orangnya. Tapi aslinya dia baik banget, ya walaupun kadang suka bikin gue kesal sama sikapnya dia," sahut Asya.
"Oh gitu ya, cocok kayaknya sama lo sya." Vani tersenyum menggoda Asya.
Asya hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala, menanggapi perkataan Vani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asya Andrewansyah
Ficção Adolescente# Follow Dulu Sebelum Membaca⚠️ Definisi hidup lagi capek capeknya, tapi lo punya support system yang selalu ada buat lo. Dijodohin karena fitnah ✖️ Dinikahin mendadak biar gak kena fitnah lagi ✔️ "Saya terima nikah dan kawinnya Asya Aurelia binti...