AN~16

274 72 7
                                    

Berita hilangnya Haerin dan bunuh dirinya Taesan sudah tersebar luas di antero sekolah. Seantero sekolah tentu saja kaget mendengar berita itu. Bagaimana tidak? Mereka berdua adalah salah satu siswa siswi terbaik di SHS.

Kejadian itu mengingatkan peristiwa 6 tahun yang lalu. Dimana ada seorang siswi tewas di atas rooftop sekolah. Jasadnya pun tidak utuh, dengan kata lain siswi itu terbunuh dalam keadaan di mutilasi.

Pelakunya pun sampai saat ini belum ditemukan. Polisi sukar menemukan sang pelaku. Bahkan detektif pun angkat tangan dengan kasus ini.

Di benak para warga SHS sekarang, ‘apakah sang pelaku sama dengan kejadian 6 tahun yang lalu?’

Mereka semakin resah dan gelisah dengan kasus yang mencuat saat ini. Mereka takut, kedepannya ada korban lagi. Bahkan di antara mereka bisa jadi korbannya.

Sudah 3 hari berlalu, tetapi kasus itu belumlah usai. Kasus Taesan bunuh diri, di anggap murni oleh polisi. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa bunuh dirinya Taesan di sebabkan oleh Haerin.

Karena, Haerin adalah orang yang terakhir kali bertemu dengan Taesan. Dan juga kini Haerin tiba-tiba menghilang. Membuat sudut pandang mereka, Haerin lah tersangkanya.

Masalah Haerin, polisi masih menyelidikinya. Tak banyak barang bukti di area TKP, membuat polisi tak banyak mendapat informasi. Apalagi cctv yang berada di tempat kejadian mati.

Tetapi kemarin polisi menemukan barang bukti di rooftop sekolah, yaitu handphone milik Haerin yang sudah retak. Layarnya pun sudah tidak begitu jelas. Setelah di telusuri lebih dalam, sidik jari pun terlihat. Bahwa sidik jari itu milik Taesan.

Polisi menduga bahwa Taesan juga terlibat dalam kasus hilangnya Haerin. Dengan kata lain, jika dirinya bunuh diri. Dia tak akan di penjara dan terbebas dari kasus tersebut.

Kasus kali ini tak kalah rumitnya dengan kejadian 6 tahun yang lalu. Rumit dan sulit untuk di pecahkan. Polisi dan detektif harus bekerja lebih keras. Karena pihak dari keluarga Minji, menginginkan polisi untuk segera menemukan adiknya.

Ditemukan bernyawa atau tidak. Mereka hanya ingin kembali bersama dengan Haerin.

Gadis-gadis Kalingga juga tak tinggal diam, mereka meminta bantuan Paman Sehun dan bawahannya untuk mencari Haerin. Walaupun sampai sekarang belum ada hasil, mereka tetap berusaha untuk melacak keberadaan Haerin.

Saat ini Danielle, Cayra, dan Arthur berada di taman belakang sekolah. Mereka sengaja datang ke tempat sepi itu untuk menghindari keramaian soal 2 kasus yang beredar di area sekolah akhir-akhir ini.

“Danielle.. jangan sedih terus, aku yakin adikmu akan segera ketemu.” ujar Arthur menenangkan Danielle yang masih menangis.

“Benar apa yang dibilang Arthur Dan.. ayo sekarang makan dulu, jangan sampai kau sakit. Kau tak mau kan jika Haerin melihatmu dengan keadaan sakit?” Danielle menggelengkan kepalanya ribut. Apa yang dibilang Licayra dan Arthur benar, Haerin pasti sedih melihatnya yang seperti ini.

“Terimakasih yaa, kalian selalu ada untukku.” ujar Danielle tulus menatap kedua sahabatnya.

“Apapun keadaannya, kami selalu berusaha ada untukmu Nielle. Jangan sungkan, kalau kau butuh bantuan.” ucap Arthur tersenyum.

Danielle memeluk Arthur secara tiba-tiba, membuat Arthur terkejut. Jantung Arthur berasa lepas mendapat perlakuan mengejutkan dari Danielle.

“Ekhem.. udah belum pelukannya?” celetuk Licayra.

“Hahaha maaf-maaf.” jawab Arthur tersenyum canggung.

Setelah acara makan istirahat selesai, bel masuk pun terdengar. Mereka memutuskan untuk kembali ke kelas. Tetapi Danielle pamit pergi ke toilet terlebih dahulu.

ASTHA NISCALA || NewJeans (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang