15

155 17 14
                                    

Soeun termenung dan melamun di sepanjang perjalanannya. Tatapannya kosong memandangi pemandangan di luar jendela mobil.

"Soeun?"

Yang dipanggil tersentak kecil bersamaan dengan tangannya yang sedikit hangat karena Taehyung mengenggam telapak tangannya yang ia taruh diatas pahanya. Soeun menoleh kearahnya membuat Taehyung menyunggingkan senyuman hangatnya.

"Bagaimana perasaanmu?"

Soeun bahkan tidak tahu harus menjawab seperti apa. Kepalanya penuh dan ribut membuatnya merasa pusing, dia bingung keadaan apa yang dia lakukan sekarang. Pagi tadi Namjoon mengantarnya ke stasiun bahkan Soeun masih merasakan kehangatannya saat suaminya itu memeluknya cukup lama.

Soeun berbohong dan akan terus berbohong kepada lelaki itu.

Padahal Namjoon ingin menunggu dan memastikan Soeun menaiki kereta dengan aman, tapi panggilan di kantor sama sekali tidak bisa dia hindari membuatnya hanya mengantar Soeun sampai pada kursi tunggu. Selepas kepergian suaminya itu, Soeun tidak benar-benar pergi dimana sesuai yang ia katakan pada Namjoon kemarin malam.

Dia berbohong akan pergi ke tempat bibinya yang bahkan hanya dia mengarang cerita. Lama ia terdiam merenungi kebohongannya di kursi itu sementara penumpang sudah berhamburan keluar dan masuk keberangkatan.

Soeun bergegas menelepon Taehyung yang memang dari awal sudah menyusun rencana kepergiannya. Namun karena semalam Namjoon mendadak bersikap manis dan seolah tidak mengijinkan Soeun pergi sendirian, ia jadi harus memberitahu Taehyung untuk menjemputnya di stasiun.

Dan disanalah mereka berdua, di dalam mobil Taehyung dengan segala keterdiaman masing-masing. Sementara Taehyung sedikit geram karena dia tidak bisa mendiami Soeun lebih lama lagi, dia tidak suka suasana yang seperti itu maka ia dengan berani menumpukkan telapak tangannya dengan tangan Soeun.

"Semuanya akan baik-baik saja."

Soeun tersenyum tipis, ia mengangguk kecil, "Akupun berharap demikian."

"Kita sebentar lagi sampai, aku akan mengurusnya di meja resepsionis. Jangan khawatir."

"Terimakasih, Taehyung. Selama ini kau mau direpotkan seperti ini."

"Aku sudah bilang kan? Aku ingin melakukannya untukmu."

"Tapi bagaimana jika Namjoon tahu aku masih disini?"

"Dia tidak akan tahu, serahkan saja semuanya padaku. Untuk ponselmu, kau bisa mengatur lokasinya agar tak terbaca."

Soeun menarik tangannya dan membuat genggaman Taehyung terlepas, "Aku hanya tidak habis pikir kenapa kau bisa sebaik ini padaku? Aku ini menyusahkan, penyakitan dan—."

"Hei, kau tidak menyusahkanku, Soeun. Kau akan sembuh di sana. Aku mau menjagamu."

Soeun menghelah nafas dalam dan kembali melemparkan tatapannya kearah jendela. Dia tidak tahu apakah kebersamaannya dengan tetangganya itu sudah termasuk dalam hal yang terlarang seperti perselingkuhan atau tidak. Soeun tidak berniat demikian karena saat ini hanya Taehyunglah yang selalu memberikan seluruh perhatiannya untuk keadaan Soeun.

Terakhir kali mereka pergi berdua memeriksakan keadaan Soeun ke Rumah Sakit dan bertemu Dokter baru dan terkenal yang Taehyung rekomendasikan pada Soeun. Menunggu vonis dokter nyatanya sudah bukan hal yang mengejutkan lagi bagi Soeun.

Bukannya keadaannya membalik atau ada perkembangan, keadannya malah semakin memburuk karena Soeun tidak bisa menghindari pikiran-pikiran negatifnya yang membuatnya stres. Soeun juga menyadari ia semakin kurus dan sudah tidak terlihat cantik lagi dan hal itu membuatnya takut untuk menampakkan diri dihadapan Namjoon; Suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang