Soeun terbangun seorang diri. Tatapannya berpendar menatap seisi kamar yang nampak sedikit berantakan. Mulai dari isi lemari yang lipatan bahannya ditarik paksa, handuk yang disimpan sembarangan juga pakaian kotor milik Namjoon yang tergeletak di atas karpet bulu. Soeun menghelah nafas sebentar sebelum menaruh kenyataan bahwa suaminya telah berangkat bekerja.
Perlahan ia bangkit dengan sedikit melakukan peregangan otot. Lalu tanpa pikir panjang, ia langsung memusatkan niat dan diri untuk membuat sarapan spesial untuk suaminya dan akan mengirimnya sendiri ke kantor. Soeun tidak ingin mengabari Namjoon, karena takut akan ditolak lagi olehnya.
Soeun memasak seperti menu biasa dimana isinya adalah makanan kesukaan suaminya. Dengan kehati-hatian penuh, Soeun menyusun beberapa menu yang sudah dia masak ke dalam bento dengan rapi.
Setelahnya, dia berganti pakaian dengan memilih setidaknya pakaian terbaik untuk ia kenakan saat mengantarkan makanan kepada suaminya di kantor.
.
.
"Oh! Selamat pagi, tetangga!"
Soeun berbalik cepat setelah menutup pagar rumahnya dan langsung tersenyum lebar menyambut sapaan riang barusan. Bisa ditebak, pria didepannya itu tak pernah terlihat tak tampan bahkan memakai pakaian rumahan sekalipun. Kenapa pria berjas formal selalu terlihat sempurna?
"Selamat pagi, Taehyung. Sudah mau berangkat kantor ya?"
Taehyung masih memasang senyum manisnya, iapun mengangguk, "Kebetulan aku melihatmu keluar rumah, jadi aku ingin menyapa sebentar sebelum berangkat."
Soeun tertawa kecil mendengar gurau sang tetangga, sementara arah pandang Taehyung tertuju pada benda yang dibungkus dalam dekapan Soeun.
"Apa itu di tanganmu?"
"Sarapan untuk suamiku."
Taehyung bergumam OH! dengan raut wajah yang berubah merasa tak tertarik. Sebenarnya dia ingin menanyakan sesuatu, mengenai pesan pribadinya semalam yang hanya dibaca dan tak kunjung dibalas.
Taehyung hanya merasa Soeun abai dengannya kala itu.
"Oh iya!"
"Hmm?"
"Kenapa kau tidak membalas pesanku semalam?"
Soeun menyergit, "Pesan?" Lalu bergerak merongoh ponselnya dan mencoba memeriksa pesan masuk dari Taehyung. Iapun menatap pria didepannya lagi, "Tapi pesanmu tidak ada."
Wajah Taehyung perlahan datar dan sangat jelas ia tampak kesal sekarang. Entah Soeun menyadari perubahan moodnya atau tidak, ia tidak peduli. Dan Taehyung tahu, itu pasti perbuatan Namjoon. Tumben sekali, semalam masih jam tujuh, biasanya juga tiba di rumah sudah tengah malam. Tapi sungguh, itu bukan urusan Taehyung. Yang dia pikirkan malah Soeun yang terus-terusan sendirian di rumah jika malam hari.
"Mungkin aku salah."
"Ah iya, mungkin salah," Soeun ikut-ikutan walaupun ia sendiri merasa bingung.
"Sudah dulu ya Taehyung. Aku harus segera mengantarkan sarapan ke kantor suamiku."
Taehyung langsung menggenggam pergelangan tangan Soeun guna mencegahnya, "Aku antar, boleh?"
"Apa tidak merepotkan? Arah kantormu dan kantor suamiku berbeda, apa lagi jarak kantor suamiku jauh."
Jujur saja, Taehyung muak mendengar kata suami yang ditujukan untuk Namjoon oleh mulut Soeun. Telinganya panas.
"Aku tidak masalah. Dari pada kau menunggu taksi, itu akan membuang waktu lebih lama lagi. Kau seharusnya tidak lupa dengan kesehatanmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
AMORIS
RomanceRasa sakit tentu akan selalu menyertai. Pikiran pun bingung dan kehilangan arah hingga ujungnya mencapai ketidakmampuan. Mulai : 03/01/22