Yang nunggu cerita mimin siapa hayoo??
Cerita ini hanya fiksi dan real kehaluan author yaa...
Jangan ada yang baper sama perannya plis, tapi kalau mau kasih kritik ya silahkan asal dengan menggunakan bahasa yang baik.
Jangan lupa vote dan komennya guys, serius deh komen kalian jadi semangat sekaligus menghibur mimin juga. Langsung gas aja yook!
Happy Reading......
Sebuah pintu berwarna putih perlahan terbuka dari dalam. Sang pelaku yang telah membuka pintu itu tidak langsung keluar, melainkan menjulurkan kepalanya lalu menoleh ke kiri dan kanan bergantian.
"Ngapain sih Ka?"
Tegur sebuah suara yang berdiri di belakang gadis yang tengah menjulurkan kepalanya itu.
"Nyari Abi" jawab gadis bernama Nabila itu.
Lima detik setelah menjawab pertanyaan sang adik, tubuh Nabila terdorong sempurna keluar dari kamarnya. Siapa lagi pelakunya jika bukan Nadya, adiknya.
"Tinggal nyari aja ngapain pake ngintip di pintu segala sih, kaya mau maling" Ucap Nadya sambil lalu meninggalkan sang Kakak.
Nabila memandang sengit kepergian sang adik, namun kemudian gadis itu menggaruk kepalanya yang sudah terbalut dengan hijab. Nabila menyetujui ucapan adiknya dan juga bingung mengapa ia mengintip seperti tadi.
Memutuskan untuk berjalan ke ruang tengah, mata indah gadis aceh itu menemukan sang Ayah yang sedang duduk santai di sofa. Nabila memperhatikan sang Ayah yang fokus dengan ponselnya di tangannya meski televisi di depannya menyala.
Dengan berhati-hati Nabila duduk di samping Ayahnya, namun sang Ayah belum menyadari kehadiran anak pertamanya itu.
"Abi" panggil Nabila dengan sedikit berbisik. Entah apa yang membuat gadis berusia 17 tahun itu begitu berhati-hati hingga harus memanggil Ayahnya dengan berbisik.
Panggilan itu berhasil menyadarkan sang Ayah, dan membuat pria bertubuh gempal itu menoleh pada anaknya.
Dahi Fahri berkerut melihat anak gadisnya berkerudung, tidak biasanya Nabila berpenampilan rapi sepagi ini.
"Mau kemana sepagi ini Kak, tumben udah rapi?" Tanya Fahri pada anaknya.
"Bi"
Bukannya menjawab langsung pertanyaan sang Ayah, Nabila malah kembali memanggil Ayahnya entah untuk apa tujuannya. Itu membuat Fahri semakin bingung dengan tingkah aneh anaknya yang semakin hari semakin menjadi.
"Aku boleh pergi ga Bi?" Akhirnya Nabila mengatakan tujuan utamanya.
"Kemana?"
"Biasa ke mall"
"Sama siapa?" Tanya Fahri curiga.
Bagaimana tidak curiga jika anak gadisnya itu bersikap aneh seperti itu. Padahal sang anak sudah sering izin pergi ke mall tapi mengapa kali ini terlihat berbeda.
"Sama...Paul" jawab Nabila ragu.
Senyum tipis Ayah Nabila tersungging, ternyata itu yang membuat sang anak tampak ragu meminta izin padanya.
"Sama siapa lagi? Cuma berdua?"
Nabila sempat terkejut, lalu menggeleng kencang ditambah dengan menggerakkan kedua telapak tangannya untuk menyanggah pertanyaan sang Ayah.
Pemandangan itu semakin menghibur Ayah dari gadis itu. Untuk pertama kalinya sang anak meminta izin pergi bersama seorang laki-laki.
"Sama Kak Rony ada Kak Diman juga kok Bi" jawab Nabila cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Banyak Varian (Panal)
Fanfic"Aku butuh penjelasan" ucap Paul dengan nada yang terdengar marah. "Penjelasan apa?" Tanya Nabila dengan polosnya. "Ya kita, kita ini apa?" "Temen?" Jawab Nabila ragu "Cuma itu?" Sangat kentara dari nadanya jika pria itu tidak terima dengan jawaba...