Ariski || Expectation

410 33 0
                                    

Expectation ~ Girls Day
• • • • • • • • • • • • • • • • • • •

~neoran namja wae geure Neo ttaemune nan michyeo
Na hanamyeon andoeni Ne gaseumeun jjijeojyeo naman
Boneun namjadeul manko-manko manheunde
Ne jeonhwaman gidarineun babo gateun naneun mwoni~1

Sekali lagi aku menatap layar ponselku dengan tatapan nanar, dia tidak membalas pesanku lagi. Hampir tiap menit aku mengalihkan pandanganku dari apa yang ku kerjakan untuk melihat kearah ponselku. Layar ponselku tiba-tiba berdering menandakan ada panggilan masuk, kembali aku tersenyum dan mengangkat telfon darinya.

"Halo?" sapaku.

"Hai... maaf yah baru bisa ngehubungin kamu sekarang."

"Ga apa-apa, kok.... Jadi gimana urusannya? Udah beres?" tanyaku.

"Masih ada beberapa hal yang harus ku lakukan. Sudah dulu yah... aku harus balik, bye."

"Bye." Ucapku pelan.

Aku baru menjalin hubungan ini hampir dua bulan dan sikapnya sudah berubah padaku, hubungan jarak jauh seperti ini kadang membuatku menangis tengah malam karena rasa cemas, rindu juga prasangka buruk selalu menghampiriku. Aku mungkin dekat dengan beberapa laki-laki di sekolahku tapi, bukan berarti aku akan mengkhianatinya.

Pandanganku jatuh pada pantulan diriku di cermin. Aku menggunakan blus berwarna krem, celana jeans hitam, rambut yang dicepol dan wajah tanpa rias. Lagi-lagi perasaan ini datang... perasaan dimana aku merasa jadi gadis paling tidak pantas untuknya.

"Apa yang kuharapkan dari semua ini?" tanya ku pada pantulan diriku di kaca.

~*~

Berulang-ulang kali kejadian ini terjadi, kamu berbicara dengan gadis lain dengan mesranya dan saat melihatku kamu tahu aku marah tapi, kamu malah tersenyum seolah-olah hal ini tidak pernah terjadi. Aku membenci perasaan ini... aku ingin melupakanmu tapi selalu gagal dan gagal.

Haruskah aku berubah ?

Bagaimana cara untuk membuatmu berada disampingku ?

Kamu membuatku gila dengan semua ini.

Kali ini aku kembali menatap wajahku di kaca, tidak... aku akan membuatnya mendekatiku, mengharapkanku dan menjadi gila karena ku.

Aku mulai mencoba merias wajahku dengan riasan tegas namun tetap natural, saat membuka lemari bajuku yang kutemukan adalah kumpulan baju membosankan milikku. Saat mendongkak aku mendapati dua tas belanjaan dengan merek butik terkenal dan saat aku mengeluarkan isi dari tas belanjaan itu... sebuah dress dengan potongan rendah, juga beberapa aksen manik-manik berbentuk mutiara berjejer disekitar kerah leher dress ini.

Aku langsung memakai dress itu dan kembali berkaca di cermin dan betapa terkejutnya aku saat menemukan sosok gadis dengan tatapan mata tajam namum, penuh luka disana. Aku tahu semua ini hanya akan membuatku kembali terluka.

Hanya ini satu-satunya cara yang bisa membuatku menentukan sikap, ponselku tiba-tiba berdering.

"Halo?" sapaku.

"Ini aku...."

"Iya aku tahu."

"Kamu ada dimana sekarang?" tanyanya.

"Aku dalam perjalanan."

"Baiklah."

Aku langsung memutuskan sambungan telfon dan akhirnya meninggalkan semua dari masa lalu ku disini, tidak ada lagi gadis yang menangisi mu tiap malam... gadis itu sudah mati.

1// Ada apa dengan laki-laki sepertimu? Aku jadi gila karenamu
Tak bisakah kalau hanya ada aku saja? Hatiku terasa terkoyak
Sangat banyak laki-laki yang tatapannya hanya tertuju padaku
Kenapa aku menjadi seperti orang bodoh yang menunggu telefon darimu
• • • • •
THE END

[2] Song FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang