Chapter 40 🔞

4.3K 218 27
                                    

"ungh- hahh-"

Ciuman terlepas dan keduanya kembali berpelukan satu sama lain. Tidak ada satupun yang mencoba melepas. Tidak peduli meski badan mereka yang sakit karena eratan yang berlebih, keduanya tetap tidak melepasnya.

Dokja terus terisak dalam pelukan Jonghyuk.

"Maaf- maafkan aku Jonghyuk-ah- maaf" Dokja terus mengutarakan maafkan berkali kali. Meski Jonghyuk mencium kelopak matanya dan memohon untuk berhenti meminta maaf, Dokja tetap tidak berhenti meminta maaf. Karena apa yang telah dipilihnya telah menjadi kutukan baru untuk pria itu.

"Maaf Jonghyuk-ah, aku-"

"Sshh- berhenti. Kumohon berhenti meminta maaf. Tak peduli yang telah kau perbuat hingga membuatmu putus asa seperti itu, aku tidak akan membencinya. Aku tidak membencimu sedikitpun. Tidak sama sekali." Ucapnya lembut merangkul kedua pipi Dokja dengan tangannya.

"Tapi karenaku kau semakin menderita. Penderitaanmu takkan pernah berakhir." Ujar Dokja dengan putus asa. Suaranya kecil dan serak. Sorot matanya memancarkan kesedihan dan keputusasaan.

"Mengapa begitu? Aku sama sekali tidak menderita. Aku bahagia. Aku sangat bahagia berada disampingmu. Mengapa aku harus menderita?" Ucap Jonghyuk tersenyum. Begitu tulus, sehingga membuat isak Dokja semakin kuat.

"Karena aku! Karena aku memberi setengah kehidupanku, kau tidak akan bisa menua. Kau hanya akan dihantui oleh keabadian!" Jerit Dokja putus asa.

Ya, Dokja memberikan separuh kehidupan, jantungnya untuk menyelamatkan Jonghyuk. Kehidupannya sebagai oldest dream telah diberikan kepada Jonghyuk. Sebagian besar fabel dan ingatannya telah lenyap. Dia hanya mengingat kehidupannya yang sekarang. Dia sama sekali tidak mengingat kenangannya dimasa lalu. Meski begitu dia tidak menyesal.

Namun kini terdapat sedikit penyesalan jauh dilubuk hatinya. Sebagai balasan karena perbuatannya, Jonghyuk tidak akan pernah merasakan yang namanya kematian. Dia menjadi makhluk fana yang hidup kesepian di alam semesta seorang diri. Ketika dia menyaksikan kehidupan dan kematian berulang kali. Dia tidak bisa mati, dan juga tidak bisa reingkarnasi. Sama halnya dengan Dokja.

"Aku tidak ingin kau merasakan apa yang kurasakan. Aku hanya ingin kau memiliki kehidupanmu yang layak. Kau seharusnya tidak berubah menjadi sepertiku!" Tangis Dokja mencengkram bagian dada Jonghyuk dengan kuat.

Jonghyuk terdiam melihat keputusasaan Dokja. Dirinya kemudian mengangkat wajah Dokja dan memberikan ciuman penenang untuknya.

"Tidak masalah bagiku untuk hidup abadi. Dan siapa bilang aku kesepian? Aku memilikimu. Separuh jiwamu berada dalam tubuhku, yang itu berarti aku milikmu. Aku tidak peduli dengan kehidupan dan kematian. Cukup kau disampingku saja itu sudah sangat berarti bagiku. Kau satu satunya alasanku hidup Kim Dokja- ah tidak-"

Jonghyuk menghentikan perkataannya dan menarik wajahnya menjauh. Dokja menatap bingung ketika melihat tangan Jonghyuk yang meraih tangan kirinya.

Kedua, sebuah fabel emas berkumpul di tangan Dokja. Tepatnya membentuk lingkaran di jari manis Dokja. Tak lama setelahnya, sebuah cincin perak yang terbuat dari kumpulan kenangan yang mereka miliki di masa lalu memadat di jari manis Dokja.

Dokja seketika membulatkan matanya yang berkaca kaca saat Jonghyuk mengangkat tangannya dengan lembut dan mencium cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Disinilah seluruh kisah kita dimulai. Jika kau melupakannya, maka aku akan selalu mengingatnya dalam bentuk yang takkan pernah kau lupakan."

"Aku milikmu, dan kau juga milikku. Maukah kau menemani hari hariku di kedepannya? Kita akan menciptakan cerita bersama. Meski seseorang akan melupakannya, namun aku akan selalu mengingatnya. Hanya kau cinta pertama dan terakhirku. Karena kita akan terus bersama, selamanya. Bukankah? Kim Dokja- tidak, Yoo Dokja?" Ucap Jonghyuk tersenyum lebar saat cincin baru muncul di jari manisnya.

3 Cara Bertahan Hidup di Kediaman Duke [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang