"hah- ugh-"
Sudah berapa lama waktu berlalu?
Duduk di pangkuan Jonghyuk, Dokja merasa bahwa dirinya berada di titik batasnya. Sudah beberapa hari sejak mereka melakukannya lagi dan lagi. Jonghyuk tidak pernah berhenti dan melepasnya selain ketika mandi dan makan. Itupun dia tetap akan melakukannya.
"Dokja-"
"Hucc-"
"Buka matamu. Kau harus makan." Dokja yang linglung dan tak mengenal kondisi hanya bisa duduk di pangkuan dengan kondisi yang sangat kacau.
Ketika matanya berkedip, sebuah sendok diarahkan ke mulutnya, meminta untuk memakannya. Namun jangankan untuk makan, membuka mulut saja Dokja sudah tidak bisa. Ditambah kondisinya yang seperti ini-
"Dokja, buka mulutmu"
"Hikks- mhn!"
"Dokja-"
Dokja hanya mengerang sebagai balasan dan tidak membuka mulutnya. Dirinya bisa mendengar desahan panjang di sekitar telinganya. Kemudian, tangan Jonghyuk memegang rahangnya dan memaksa dirinya untuk membuka mulut. Dokja merengek dan memberontak di atas pangkuan Jonghyuk.
"Berhenti melawan dan makanlah"
"Humph!!" Mulut Dokja dipenuhi oleh makanan. Dengan tangisan yang terendam, Dokja mengunyah sekuat tenaga dan menelan makanan itu. Jonghyuk kembali mengambil sesendok makanan dan mengarahkannya ke mulut Dokja. Dirinya ingin protes, namun hentakan di bawahnya membuat dirinya kembali menangis.
"Hikks-"
"Menurutlah-"
"Hikk- hughh! Hyuk-ah!"
"Hm?"
"Jika- hiks- jika kau ingin aku makan dengan tenang-" Dokja berhenti untuk mengambil nafas saat dirinya tidak sengaja bergerak banyak, membuat bawahannya menjadi sakit.
"Uuhh- kumohon- hiks-"
"Memohon untuk apa?"
"Hiks- tolong keluarkan bajinganmu dariku- hiks-"
Ya, bahkan meski mereka tengah makan untuk mengisi tenaga, penis Jonghyuk tetap tertancap di dalam Dokja. Kini, ujungnya menyentuh tepat di prostatnya. Setiap gerakan kecil membuat Dokja merintih dan merengek tak tahan. Namun jawaban dari Jonghyuk menyiksa dirinya.
"Tidak!"
Thrust!
"Ahh~ hucc- hiks- hyuk ngh!"
"Lanjutkan makanmu, masih banyak yang harus di habiskan."
"Humphh- huch"
Di tengah tangis dan nikmat, Dokja berusaha sekuat tenaga untuk menghabiskan makanannya. Dan begitulah seterusnya hingga habis. Begitu siap, Jonghyuk akan menenangkannya selama beberapa menit, dan kemudian lanjut melakukannya lagi. Tidak peduli beberapa kali Dokja mengalami pingsan, begitu terbangun dirinya akan mengerang dan mendesis panjang karena hentakan kuat di pantatnya serta rasa sakit diseujar badan.
Dan hal itu terus berlanjut sampai beberapa hari terlewat. Dokja bahkan tidak tau sudah berapa lama dia dikurung di kamar untuk berhubungan seks dengan Jonghyuk, monster dengan libido dan stamina yang mengerihkan.
Kamarnya kini sangat berantakkan dan kacau. Seolah badai telah mengamuk dan mengacaukan posisi barang yang ada didalamnya. Dinding yang penuh dengan bekas cum kering, meja yang telah hancur, kasur yang bahkan tidak dalam keadaan yang bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Cara Bertahan Hidup di Kediaman Duke [Part 2]
Fanfictionini adalah cerita lanjutan dari akun @cara_menjadi_orang tapi saya memutuskan untuk mengupdatenya dari awal agar pembaca tidak pusing. anggap saja saya merevisi versi lama menjadi lebih baik sekali lagi,, saya asli.. saya harap anda semua tidak me...