Epilog [1]

1.7K 144 29
                                    

"tuan muda, saya rasa-"

"Turun."

"...."

"Baiklah. Tapi tolong, perlakukan dia dengan baik."

"Ya-"

"Hng!!"

Tes.. tes..

Ah... Sial. Dia mimisan lagi.

Halo semua, aku Oka. Pelayan yang telah bekerja cukup lama di kediaman ini. Sebagai latar belakang, indentitasku yang sesungguhnya adalah seseorang yang berasal dari ras malaikat yang terjatuh ke bumi.

Sekitar 50 tahun yang lalu, Oka mengalami luka yang cukup parah di usia mudanya saat melakukan perang pertama. Dikarenakan energi yang habis, alhasil dia harus melarikan diri ke bumi untuk menghindari musuh yang masih mengejar.

Dan ditengah pelarian, seorang bangsawan tua menemukannya yang sekarat di kebun sebuah kediaman. Pria tua itu merupakan bangsawan yang memimpin kediaman Duke Yoo. Oka kemudian di rawat dan diajarkan mengenai dunia manusia. Oka menyebut pria tua itu dengan sebutan tuan besar.

Tuan besar sangatlah baik padanya. Sebagai balas budi, dia memutuskan untuk mengabdi pada keluarga Yoo dan menjadi pelayan disana.

22 tahun terlewatkan. Tuan besar mulai memasuki masa lanjutnya. Jabatan duke telah diturunkan ke anaknya. Disaat itu pula, untuk pertama kali, Oka menemukan sebuah tuan muda baru. Seorang tuan muda yang manis dan imut yang telah dilahirkan oleh anak tuan besar. Tuan muda Jonghyuk.

Tuan muda begitu menggemaskan. Dan entah mengapa, tuan muda sangat kesulitan untuk mengutarakan perasaannya. Apa yang keluar di mulutnya jauh berbeda dengan apa yang dihatinya.

Pernah kala itu tuan muda melakukan kesalahan dan membentak dirinya sebagai pelampiasan. Masih teringat bagaimana tuan muda yang menggemaskan menemuinya dengan mata yang berair hanya untuk meminta maaf karena membentaknya.

Namun seluruh keceriaannya berakhir saat tuan muda melihat ayahnya yang meninggal mengenaskan dikarenakan kutukan yang telah turun temurun mengutuk setiap pewaris yang ada di kediaman Duke. Tragisnya, tuan muda melihat kejadian itu dengan kedua matanya. Malam itu, dia melihat dengan jelas bagaimana ayahnya yang berubah dan mulai membunuh ibunya dengan keji. Pantulan mata yang begitu polos dan murni itu melihat bagaimana sosok sang ayah yang telah berubah menjadi monster, membunuh ibunya dengan penuh air dan keputusasaan. Tak hanya itu, tepat setelah kematian sang ibu, ayahnya menatap dirinya yang tak bergerak di tempat dengan mata yang penuh ketakutan.

"Seharusnya kau tak dilahirkan."

Adalah kata kata terakhir yang didengar tuan muda sebelum ayahnya mengakhiri hidupnya sendiri. Tak ada tangis, malam itu hanya dipenuhi dengan ketakutan dan kebisuan. Tuan besar yang sekarat dikamarnya menatap sendu ke arah langit langit begitu mendengar anak anaknya yang meninggal mengenaskan karena kutukan. Dan kala itu pula, tuan besar menutup mata untuk selamanya.

Perlahan, tanpa sadar waktu bergerak cepat, dan tuan muda menjadi seorang pria yang tampan dan gagah. Hampir tak terkalahkan oleh siapapun. Banyak perubahan yang terjadi di kediamana ini. Rumor mengerihkan mengenai kutukan yang kini mengalir di darah tuan mida menyebar dengan cepat, menyebarkan ketakutan dimana mana. Dan hati tuan muda semakin tertutup.

Tuan muda yang begitu ceria dan menggemaskan, kini berubah menjadi duke muda yang dingin dan tak berperasaan. Kematian adalah hal yang mudah baginya untuk digapai. Oka selalu sedih terhadap pertumbuhan tuan muda yang semakin buruk dalam hal emosi. Dirinya semakin tertutup, bahkan mendapat masalah kepercayaan di dalam dirinya.

Oka selalu berharap, berharap suatu saat nanti akan muncul seseorang yang dapat mengubah tuan mudanya serta menceriakan kediaman ini seperti dulu lagi. Dan semua harapan itu terkabul semenjak munculnya seorang pria menggemaskan yang begitu lugu dan penuh semangat. Dokja-yah.

3 Cara Bertahan Hidup di Kediaman Duke [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang