13. Terungkap

416 69 3
                                    


___

"Jisung? Apa kamu mati? Maafin Chenle ya? Karena Chenle kita jadi dipenjara."

Yang diajak ngomong masih diam saja. Antara sedih atau bahagia. Sedihnya dia ketahuan, mana Chenle juga ikut dipenjara pula. Bahagianya, dia nggak jadi di eksekusi mati. Karena katanya Ratu mau lihat tampang macam apa yang udah bikin berlian mereka naas.

"Jisung.. Jawab Chenle dong!! Chenle masih marah tahu karena tadi Jisung lirik-lirik cowok pake seragam kerajaan." Chenle ngomong sambil cemberut, melintir ujung bajunya sebal.

"Maaf ya Chenle sayang. Gara-gara aku kamu juga ikut dipenjara." ucap Jisung agak lemas. Jadi, ini mereka tuh dipisah. Tapi masih berdampingan. Jisung sebenarnya nggak tega banget liat Chenle dimasukin penjara bareng dia. Tapi, apa boleh buat. Mereka mengira Chenle juga anggota para perampok waktu itu.

"Kok gara-gara Jisung? Kan aku tadi yang nyuri."

"Aku sebenarnya pencuri Le. Benar tebakan kamu waktu itu kalo aku seorang pencuri. Aku memang masuk kelompok perampok. Dan berlian itu adalah hasil curianku. Maaf ya sayang?"

Kini Chenle yang diam. Nggak tahu harus jawab apa. Sebenarnya dia udah tau kalo Jisung pencuri, tapi nggak tau kenapa dia juga percaya aja sama Jisung. Chenle nyaman banget sama Jisung, suka, sayang juga. Padahal baru aja kenal. Tapi, perasaannya sama Jisung sama Jeno benar-benar beda. Meskipun Jeno memperlakukannya sangat lembut, tapi enggak tau kenapa perlakuan kecil Jisung terasa jauh lebih lembut daripada Jeno. Dan Chenle sadar, kalau dia memang jatuh cintanya sama Jisung. Bukan dengan Jeno.

Perasaan yang nggak bisa bohong itu meluruhkan ketidakpercayaannya dengan Jisung. Karena itu, dia mau-mau aja dibawa oleh Jisung sampai ke danau. Bahkan dicium.

"Chenle.. Maafin Jisung ya? Jisung nggak bermaksud bohong sama Chenle. Jisung takut kalo Jisung jujur Chenle nggak mau lagi sama Jisung. Jisung takut kehilangan Chenle." yah, Jisung juga menaruh perasaan lebih itu pada Chenle sejak mereka tersesat.

Awalnya ia pikir ini perasaan bersalah. Tapi, semakin Jisung mengelak, semakin banyak bayangan Chenle muncul dipikirannya. Ini pertama kalinya Jisung merasakan perasaan yang berbeda. Dan dia sadar, bahwa Chenle lebih berharga daripada apapun. Sekalipun dia kehilangan berlian itu, setidaknga dia tidak kehilangan Chenlenya.

Namun, semua itu hancur takkala melihat Chenle dikurung di dalam sel yang sama dengannya. Chenle tidak tahu apa-apa, Jisung yang salah. Dan yang seharusnya dikurung itu hanya Jisung seorang.

"Chenle sayang.. Maaf ya?"

Masih tak ada sahutan. Sampai suara isakan terdengar. Jelas itu suara Chenle yang tengah menangis.

"Chenle? Kamu tak apa? Kenapa menangis sayang?" Jisung berusaha mengintip Chenle dari celah jeruji. Yang jelas dia tidak bisa menangkap tubuh Chenle.

"Ji-Jisung.. Jad-jadi kau tidak mau berniat selingkuh kan?"

Rahang Jisung jatuh sejatuh-jatuhnya. Dia kira Chenle menangis karena dia berbohong akan hal ini. Tapi, tidak. Memang sulit untuk mengerti isi pikiran Chenlenya itu.

Jisung menghela nafas, lalu kembali memperbaiki posisi duduknya yang bersandar di dinding penjara.

"Tidak sayang. Aku tidak berniat selingkuh darimu. Untuk apa aku selingkuh jika aku saja sudah punya kamu yang luar biasa indahnya." astaga, gombalan Jisung ternyata manjur.

Chenle yang tadi nangis sampek ingusan banyak jadi senyum-senyum sendiri. Dia nggak jadi marah.

"Jisung, aku juga minta maaf ya sudah menuduhmu?"

"Iya sayang. Tak apa, apapun itu yang penting kau bahagia."

Chenle terkekeh. Hatinya kembali berbunga-bunga. Astaga, begini kalau sudah bucin akut.

Tangled (JiChen) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang