END - Bersenang-senang

542 67 7
                                    


___

Suasana tampak sangat meriah dia balai kerajaan. Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Semua orang senang, semua tengah bahagia, semua sedang mempersiapkan pesta penyambutan putra sematawayang Raja yang sudah hilang hampir 15 belas tahun lamanya itu.

Beberapa sibuk menyiapkan kudapan, makanan dan minuman. Beberapa sibuk menyiapkan dekorasi di balai. Dan beberapa sibuk mempersiapkan diri untuk tampik apik di depan Sang Pangeran nanti.

Sedangkan Chenle, dia tengah menikmati kebebasan yang selama ini ia impikan. Akhirnya, dia bisa menyentuh apapun yang dia mau, memakan yang ingin dia makan, dan memiliki apa yang ia inginkan.

Semua orang sangat menghormatinya. Bahkan sangat menyukainya. Apapun yang Chenle lakukan akan menarik semua perhatian para masyarakat. Selain Chenle punya paras yang cantik dan manis, putera sang Raja itu juga memiliki hati yang tulus seperti Ratu.

"Tuan.. Apa kau mau kue ini?"

"Bolehkah?" Chenle tersenyum lebar. Kue bakar itu terlihat sangat enak, tercium begitu nikmat.

"Tentu saja. Apapun yang tuan inginkan akan aku berikan."

Kedua manik Chenle berbinar. Mendengar apapun itu membuatnya tambah senang. Astaga, tau begini seharunya Jisung datang lebih awal.

"Apa aku harus bayar? Aku tidak punya uang. Aku hanya punya emas ini." Chenle mengeluarkan beberapa keping emas dari sakunya. Yang tentu saja membuat mata penjual itu melotot.

"Tak apa tuan.. Ini gratis untukmu. Tapi, jika kau memberikan emas itu pun juga tidak apa-apa."

"Baiklah.. Ambil ini, aku punya banyak barang seperti ini di kamar. Dan tolong ambilkan aku sebanyak mungkin kuenya!!"

"Siap komandan!!"

Chenle suka. Chenle suka keramaian ini. Seperti di surga, banyak orang yang mengaguminya. Dia juga punya banyak sekali teman.

Disisi lain Chenle yang tengah menikmati keramaian di balai, Jisung malah nampak murung di atas loteng istana. Sambil menghirup udara segar, dan menikmati pemandangan indah dari gunung. Jisung tampak bimbang dengan dirinya sendiri.

Hatinya kalut. Dia takut kalau Chenle berubah setelah tau jati dirinya. Jisung merasa tidak pantas mendampingi Chenle yang seorang penerus kerajaan. Jisung hanya seorang yatim piatu yang tidak punya apa-apa. Bahkan dia adalah seorang pencuri. Hatinya kalut, dirinya tengah galau rupanya.

"Biru.. Menurutmu aku ini tampan atau tidak?"

Cit.. Cit.. Cit.. Cit..

"Jelaslah aku tampan. Hidungku mancung, tubuhku tinggi, tidak lahir dari orang kayapun pasti akan banyak yang suka padaku."

Cit cit cit cit cit..

"Menurutmu, Chenle masih menyukaiku atau tidak ya?"

"Apa aku harus pergi saja?"

"Chenle terlihat sangat bahagia dengan dirinya yang sekarang."

"Aku.. Aku.. Aku merasa tidak pantas menjadi pasangannya." Jisung menunduk.

Sampai sebuah pelukan hangat menggulir ditubuhnya. Jisung tersentak, ternyata itu Chenle, kekasihnya.

"Jangan tinggalkan aku Jisung. Tanpamu aku tidak akan bisa kesini. Dan, jangan sekali-kali berfikir jika kau tidak pantas mendampingiku." Chenle melepaskan pelukannnya. Yang kemudian dia duduk disamping Jisung. Menggenggam jemari besar milik Jisung, lalu mengecup punggung tangan lelakinya itu.

"Mari kita menikah hari ini!!"

"Huh?"

"Hari ini!! Ayo kita menikah Jisung!! Aku ingin menikahimu!!"

"Hah?"

"Ayo kita menikah!! Kita akan menjadi pasangan paling serasi di kerajaan!!"

"Apa?!"

"Ayo kita nikah!! Menikah!! Ayo lakukan itu!!"

"Maksudmu?!"

Chenle menghela nafas jengah. Lelakinya ini benar-benar bolot rupanya.

"AYO KITA BUAT ANAK JISUNG!!"







"Kau yakin?"

"Terserahlah. Capek aku Sung!"

"Hahahahah!!! Baiklah-baiklah.. Mari lakukan itu." Jisung menyusul Chenle yang sudah berjalan jauh darinya. Menggenggam jemari kecil itu.

"Chenle.." yang dipanggil diam. Oh, ngambek ternyata. Kalau sudah seperti ini, waktunya jurus gombal gambilnya Jisung harus segera dikeluarkan.

"Sayang.. Chenleku sayang.." Jisung menghentikan langkah Chenle. Dia berdiro tepat di depan lelaki yang lebih pendek darinya itu. Lalu, tanpa aba-aba Jisung berlutut. Memumpu tubuhnya dengan satu kaki yang ditekuk. Mengambil dua mungil Chenle lembut. Tersenyum sambil menatap dua mata legam milik kesayangannya itu.

"Chenle.. Lee Chenle.. Maukah kau menikah denganku? Mari kita bahagia bersama sampai tua, mari kita punya anak yang manis sepertimu dan tampan sepertiku.. Awalnya aku pikir aku tidak pantas menjadi pendampingmu. Tapi, karena kau aku menjadi lebih percaya diri dan merasa sangat pantas menjadi pasanganmu. Jadi, maukah kau--

"IYA AKU MAU JISUNG!!"

Kemudian, sorakan juga tepuk tangan dari semua orang mengiringi ciuman penuh kasih dan sayang antara Jisung juga Chenle.

"Aku mencintaimu lebih dari apapun Jisung."

"Akupun juga mencintaimu lebih dari yang kau bayangkan Chenle. Tetaplah bersamaku.. Sekarang, maupun nanti.."

"Ya ya ya!! Mari kita lakukan sampai mati."








- END -







Terima kasih teman-teman yang sudah menunggu book ini selesai. Akhirnya setelah sekian purnama halang rintang menerjang menghalang book ini selesai juga 😭

Jangan lupa vote dan comment kalian..

Follow akun ini jika kalian suka ceritaku..

Ada banyak beberapa book dari Chenji dan beberapa book couple shipper lainnya..

Jika kalian berminat, kalian bisa mampir untuk membaca..

Jangan lupa dukung terus ceritaku..

Biar aku juga semangat terus nulisnya..

Bye bye..

Selamat bertemu di book baru aku selanjutnya..

See you all 💞

Salam hangat dari JiChen!! 💚

Salam hangat dari JiChen!! 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangled (JiChen) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang