Chapter 18: Malam Natal

122 22 0
                                    

HARI ini tanggal 24 Desember 2022, malam sebelum natal. Tadi pagi, Claude sudah mengumpulkan semua orang di ruang tengah dengan tujuan berbagi tugas untuk nanti malam. Claude mendapat tugas untuk mencari pohon natal, Lily dan Mike mendapat tugas untuk mencari hiasan pohon natal, dan Marie mendapat tugas untuk membeli bahan makanan untuk membuat gingerbread dan makanan lainnya. Ren sendiri tidak mendapat tugas karena lelaki itu sempat keluar bersama para penjaga, tadi pagi. Lagi.

"Lily, kau sudah tau apa yang akan kita cari nanti, bukan?" tanya Mike, mengenakan mantelnya. "Kita membutuhkan bola natal, lampu, bintang, lalu… apa lagi, ya."

Lily ikut menoleh ke arah sebuah kertas yang sedang Mike baca. "Topi sinterklas?"

"Ya, benar. Kaus kaki, mistletoe, oh ya, kita juga harus membeli hadiah masing-masing," kata Mike, tersenyum lebar.

"Hadiah?"

"Ya. Biasanya, kita saling memberi hadiah dengan orang-orang yang kita sayangi pada hari natal," terang Mike.

Lily terdiam, cukup lama, berpikir sejenak.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Ren dengan secangkir cokelat miliknya, berjalan menuju sofa yang Mike dan Lily duduki. Lelaki itu mengenakan baju rajut lengan panjang berwarna putih dan rambut yang belum disisir. Sepertinya, baru selesai mandi.

"Ah, kemana saja kau?" tanya Mike, meledek. "Kami sedang membicarakan dekorasi natal."

"Dekorasi natal? Serunya…" Ren mangut-mangut, menyesap minumannya. "Kenapa aku tidak diajak?"

"Kau ingin ikut?" tanya Lily, semangat.

Ren tersenyum. "Tentu."

"Ah, padahal, satu hari ini, kau menghilang seharian," ujar Mike, mencibir. "Jika kau memang ingin ikut, aku akan membagi tugas kita nanti. Lagipula, aku tak ingin memakai janggut palsu sendirian nanti malam, Ren."

Ren hampir tersedak ketika dia mendengar kalimat terakhir Mike. Ren terkekeh. "Oh, ya? Aku sudah pernah memakainya."

"Apa? Kapan?"

Ren hanya menyeringai, lalu balik badan dan berjalan menuju kamarnya. "Rahasia."

"Apa-apaan," Mike memutar kedua bola matanya, sebal. "Ah, ya, Ren, siap-siap sekarang karena sebentar lagi kita akan berangkat."

Mike dan Ren benar-benar harus mengenakan kacamata dan janggut palsu tersebut untuk menjaga penampilan mereka. Claude memang sudah tak seketat dulu mengenai peraturan, tapi alternatif lainnya adalah mereka harus menyamar dan menurut Ren ataupun Mike, itu bukanlah ide terbaik karena janggut palsu tersebut cukup terasa gatal dan sangat tak nyaman.

"Kupikir, kita sudah tak perlu menunggu sinterklas karena ternyata dua sinterklas sudah ada di mobil ini," Claude tertawa puas. "Itulah yang kalian dapatkan kalau tidak mau mendengarkanku untuk tinggal di rumah."

Lily hanya bisa ikut terkekeh ketika dia melihat Ren dan Mike yang mendengus kesal akan ucapan Claude barusan.

"Baiklah, kau dan Lily mencari bola natal, lampu, dan bintang, sedangkan aku akan mencari kaus kaki, mistletoe, dan topi sinterklas," ujar Mike, berkecak pinggang. "Lily, jaga dia."

"Apa?" Ren memutar kedua bola matanya malas. "Ayo pergi, Lily."

Ren pun berjalan berdampingan dengan Lily. Lelaki itu menyapukan pandangannya ke kanan kiri, mencari barang-barang yang ditugaskan kepada mereka. Toko ini tidak terlalu ramai. Menurut Ren, itu wajar karena ini hanyalah kota kecil dan Claude sengaja memilih toko yang ada di sudut kota dan memang tidak terlalu ramai.

Safest HavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang