Eps.2 Santapan yang kesekian

783 47 4
                                    


"Sepertinya kali ini anda tidak salah pilih tuan" jawab Indra

"Bagus jika begitu, usahakan lo bertindak tanpa dicurigai" ucap Vardan

"Baik tuan, akan saya usahakan" jawab Indra mantap

"Berapa harga semuanya?"

"Menurut perhitungan saya, sekitar 30 jutaan tuan" jawab Indra

"LO SERIUS???" Vardan kaget

"I-iya tuan" Indra terbata-bata

"Hanya segitu?? Yang bener aja, biasanya Angel juga belanja sampai 100 juta lebih sekali belanja, cewek macam apa dia?" Heran Vardan

"Entah tuan, tapi yang pasti semua yang ia beli adalah barang-barang untuk keperluan sehari-hari. Seperti seragam, baju tidur, kerudung, beberapa Switer, celana panjang, alat tulis, makanan cepat saji juga bumbu dapur" jelas Indra

"Menarik, lalu?" Tanya Vardan

"Saya bertanya padanya, apakah saya boleh berkunjung ke rumahnya"

"Jawabannya?"

"Ia menjawab 'rumah aku deket dari sini hanya perlu nyebrang jalan raya, jika bapak tidak keberatan juga kita bisa jalan kaki', itu jawabnya tuan" jelas Indra

Vardan tertawa terbahak-bahak setelah mendengar penuturan pelayannya tersebut. Hal tersebut menjadi pemandangan indah sekaligus aneh bagi para pelayannya, ada rasa lega juga heran dipikiran mereka tentang tuan mereka tersebut.

Sudah dalam beberapa tahun ini mereka tak melihat senyum apalagi tawa rupawan seorang Vardan, dan sekarang entah kenapa dan bagaimana Vardan bisa dengan mudahnya tertawa terbahak-bahak seperti itu.

"Lo dipanggil bapak, HAHAHAHA.. cape gua dengernya HAHAHAHA.. astaga.. emang sih muka lo udah keliatan tua HAHAHAHA.."

"Hehee, saya pikir tuan menertawakan hal lain, ternyata karena hal ini.. tuan tahu? Saya merasa ada yang special dari gadis tersebut, menurut saya dia sangat baik, contohnya ketika saya menawarkan diri untuk membawa barang belanjaannya, ia menjawab tidak apa pak saya juga bisa kok, begitu tuan, berbeda dengan nona Angel yang sangat suka memerintah" ucap Indra

"Iya kah?"

"Iya tuan, dia baik bahkan lebih baik dari yang saya kira, saat pertama kali saya bertemu dengan dia di sana, saya langsung suka" jelas Indra

"Jadi, lo suka?"

"Iya tuan, bahkan ia juga lebih ramah dan cantik dari nona Angel, dia sangat manis"  Indra berbunga-bunga

"Jadi lo suka dia ya? Lo mau mati pake cara apa?" Vardan berseringai tajam

Sang pelayan menjadi salah tingkah, ia mengumpat dirinya sendiri dalam hati, ia merasa sudah sangat bodoh telah mengatakan hal tersebut di depan tuannya.

"JAWAB!!" bentak Vardan

"Tidak tuan, saya tidak ingin mati, maksud saya itu saya suka jika ia menjadi teman hidup tuan dibandingkan dengan nona Angel, dia jauh lebih baik dari nona Angel itu maksud saya tuan" jelas Indra dengan cepat.

"Awas saja  kalo lo suka sampe cinta ke apa yang jadi punya gua, gua bakal gak segan-segan bunuh lo sekarang juga disini" ancam Vardan

Indra hanya bisa menelan ludah kasar setelah mendengar penuturan tuannya tersebut.

"B-baik taun" ucap Indra terbata-bata

Disela-sela mereka berbincang, Kamal Taufik nama dari orang yang menjadi kameraman tadi, melaporkan bahwa semua belanjaan sudah dihitung oleh petugas kasir.

DUNIA VARDAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang