"Karena kamu adalah milik Vardan" ucap Vardan
"Apaan sih, milik Vardan milik Vardan, aku ini milik mama ya!" kesal Yaya, ia berjalan dengan cepat menuju pintu perpustakaan
Saat Yaya akan meraih kunci yang menggantung di kunci kenop pintu, dengan cepat kunci tersebut telah berpindah ke tangan Vardan.
"Sun dulu, baru aku buka pintunya" ucap Vardan seraya menghimpit tubuh Yaya ke pintu dan menahan pergerakan tubuhnya
"NGGAK YA NGGAKK" teriak Yaya kesal
Yaya sangat ingin marah pada Vardan, tetapi ia tak memiliki cukup keberanian untuk melawannya. Vardan yang keras kepala tak akan luluh dengan keras kepala pula, jadi Yaya lebih memilih mengalah dibandingkan melawannya.
"Sekali saja sayang.. em.." goda Vardan
"Tadi udah, jadi- emphh.." belum sempat Yaya melanjutkan ucapannya, Vardan kembali menyambar bibir Yaya dengan dengan cepat serta lebih menuntut juga tak tentu arah membuat Yaya dibuat kewalahan dan refleks memegang pipi Vardan. Membuat Vardan berseringai di sela-sela ciumannya.
"Emphh, ahh.." desah Yaya saat ia berhasil melepas pautan tersebut
"Enak hum?" Vardan mengusap bibir Yaya
"Enak darimana nya!!" Teriak Yaya
"Habisnya.." ucapan Vardan terhenti dan ia mendekatkan tubuhnya pada tubuh Yaya hingga perut mereka nyaris bersentuhan
"Kamu terlihat sangat menikmati sayang.." lanjut Vardan dengan suara bariton nya
"Hihihi, Apa aku yang pertama sayang?" Tanya Vardan membuat Yaya menatap tajam kearahnya
"Aaaa lucunya.. pasti jawabannya iya kan? soalnya aku harus menjadi orang pertama sekaligus yang terakhir pemilik bibir ini juga kamu" ucap Vardan seraya memasukan kunci pada tempatnya lalu membuka pintu.
Mengetahui pintu perpustakaan telah terbuka dengan segera Yaya melangkahkan kakinya keluar perpustakaan, tetapi tangan kekar milik Vardan terlebih dahulu menggenggam perut rampingnya membuat langkahnya terhenti seketika.
"Main tinggal-tinggal aja" protes Vardan
"So kenal" ucap Yaya sinis
Vardan terus dibuat gemas dengan sikap Yaya yang terlihat sangat tidak suka padanya, Vardan hanya terus tersenyum menanggapi semua kejulidan Yaya padanya. Vardan terus menggandeng tangan Yaya hingga ke ruang kelas.
Kini hujan sudah reda, tersisa hujan gerimis yang tak terlalu lebat, saat Yaya juga Vardan sampai di kelas, terlihat ada beberapa murid laki-laki juga perempuan yang tengah berkumpul selayaknya sebuah kelompok yang tengah mendiskusikan sesuatu.
"Shuuttt!!" Ucap salah satu murid, membuat para murid yang tadinya berkerumun jadi berpencar ke bangku mereka masing-masing.
Yaya menundukkan kepalanya malu ia sangat tidak biasa dengan kejadian ini, terlebih lagi kejadian di perpustakaan tadi membuatnya semakin tidak percaya diri. Vardan dengan langkah yang ringan (lebih ke watados sih) melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan murid-murid yang lain, ia hanya memandang lurus ke arah bangku yang ia juga Yaya tempati lalu dengan gerakan lembut ia mempersilahkan Yaya duduk di bangkunya.
Setelah Yaya berada dalam posisi duduk dengan nyaman Vardan pun bergegas duduk juga dan bergelayut manja di tangan Yaya. Namun Yaya terus menundukkan kepalanya, ia tak mengerti dengan apa yang dia alami hari ini, ia merasa tenang mendapatkan sosok Vardan yang seharian ini menjaganya tetapi hatinya merasa tidak tenang dengan sikap banyak orang disekitarnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Vardan yang mulai khawatir pada Yaya
"G-ga kenapa-kenapa" ucap Yaya gelagapan
"Emm.. aku mau peluk kamu ya~" manja Vardan
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA VARDAN [REVISI]
RandomHidup menjadi satu-satunya harapan keluarga telah membuat Vardan begitu terpuruk meratapi kejadian demi kejadian tragis yang terjadi pada anggota keluarganya. Merelakan kepergian mereka adalah hal sulit bagi Vardan, tetapi ia terus berusaha sebaik m...