Eps.8 Awas saja

227 35 2
                                    

"Pantes aja itu anak minta sekolah di sekolah ini, jadi itu alasan yang udah buat Vardan senyam-senyum sendiri?" Gumam Virdan

"Malik!!, Lo kenal anak yang sebangku sama kembaran gua itu gak?" Tanya Virdan pada Malik disebelahnya

"Hmm, gua kurang tau ya, yang gua tau nama dia Yaya dia tinggal di daerah A, dia juga adik perempuan dan tinggal bertiga bareng paman dia. Kalo pamannya dia kerja di sekolah ini jadi pengurus TU Tsanawiyah, dan adiknya juga sekolah disini. Selebihnya gua gak tau" jelas Malik

"Oh, lo tau orangnya kek gimana?" Tanya Virdan dengan mimik penasaran

"Gak tau orang gak akrab. Dia orangnya tertutup sama cowok, gua akui dia cukup pinter di beberapa pelajaran dan sopan juga.. gua juga akuin dia cantik tapi, kurang menarik" ucap Malik

"Oke lah, makasih infonya bro!"

Waktu terus berjalan, pelajaran demi pelajaran telah siswa-siswi XII MIPA pelajari, hingga saat ini mereka tengah mempelajari pelajaran Kimia, banyak diantara mereka terlihat lemah, letih, lesu karena merasa jenuh dengan pelajarannya. Terkecuali untuk seorang gadis berama Yaya, baginya pembelajaran ini adalah sebuah hal menarik untuknya.

Dengan konsentrasi yang luar biasa Yaya memperhatikan setiap kata di papan tulis juga mendengarkan penjelasan materi dengan seksama dengan tangan yang senantiasa mencatat hal penting di buku tulisnya. Hingga ia tak menyadari Vardan sedari tadi tidur dengan tangan yang menjadi tumpuan kepalanya, menatapi Yaya dengan sejuta fantasi liarnya, Ia juga merasa sangat terpukau dengan sosok Yaya disampingnya, ia ingin tahu lebih banyak hal lagi tentang Yaya.

"Kamu suka pelajaran ini?" Tanya Vardan

"Iya"

"Apa menariknya?"

"Eksperimennya, biasanya aku lihat beberapa eksperimennya di YouTube lewat komputer sekolah"

"Cuma lihat? Gak pernah coba eksperimennya langsung?"

"Pernah waktu SMP, waktu disuruh mengamati sel sel lewat mikroskop, sama eksperimen bahayanya rokok" jawab Yaya

"Sama?"

"Eksperimen kertas lakmus" Yaya menoleh menatap Vardan

"Cuma itu hmm?" Vardan semakin mendekatkan dirinya pada Yaya

"Iya karena di sekolah ini alat peraganya terbatas, jadi gak semua murid bisa lakuin eksperimen"

"Kamu mau coba eksperimen??"

"mau lah" seru Yaya seraya tersenyum kearah Vardan

Vardan yang menerima senyuman Yaya tersebut hanya bisa menggigit bibir bawahnya, ia sudah cukup gemas ingin melakukan sesuatu pada Yaya.

*Saatnya kegiatan kerohanian dimulai

Bell tanda istirahat kedua berbunyi. Semua murid bersorak bahagia dan segera berjalan menuju keluar. Ibu Zahra yang menjadi guru mata pelajaran Kimia pun hanya dapat mengelus dada dan bersabar menghadapi anak didiknya tersebut.

"Kamu mau ke mesjid?" Tanya Vardan saat bangkit dari duduknya

"Gak, aku lagi halangan"

Vardan pun kembali duduk dan menyenderkan kepalanya di pundak Yaya. Yaya yang merasa kaget pun refleks menghindar.

"Apaan sih nyender-nyender nanti kalo keliatan guru, aku bisa dimarahin" kesal Yaya

"Biarin aja, aku bakalan marahin mereka balik" Vardan memeluk perut Yaya

Yaya yang mendapat perlakuan seperti itu dari Vardan merasa risih dan takut Vardan akan macam-macam pada dirinya.

"Kenapa ngehindar terus hum??" Tanya Vardan

DUNIA VARDAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang