Eps.4 Aku tak akan menolaknya

481 42 11
                                    

"Ahkk astaga, gue udah gak sabar. Shitt!!"

Setelah beberapa lama menjadi pendengar diam-diam di saluran telepon miliknya dengan Kamal, setelah ia tahu bahwa gadis yang ia sukai sudah pergi, pada akhirnya ia menutup saluran telepon itu sepihak.

"Vi" panggil Vardan

"Iya tuan" jawab Novi

"Lo udah Daftarin gua di sekolah deket sini kan?" Tanya Vardan

"Sudah tuan, tapi kita harus isi formulir pendaftarannya di sekolah langsung tuan" jawab Novi

"Itu masalah gampang" jawab Vardan dengan ringan

Hari sudah berganti sore, ketiga pelayan Vardan pun akhirnya pamit undur diri karena telah puas makan, minum juga mendapatkan banyak informasi dari Yaya. Sementara itu Vardan sudah terlebih dahulu tiba di mansion mewah miliknya.

"Apa Indra, Kamal dan Pak Hanan udah pulang?" Tanya Vardan pada salah satu pelayan di kediamannya

"Belum tuan" jawab sang pelayan

Vardan pun berjalan meninggalkan si pelayan tersebut, sang pelayan pun kembali menjalani aktivitasnya. Vardan melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai atas, saat menaiki tangga ia berpapasan dengan Qilla. Qilla adalah kekasih dari saudara kembar Vardan, yaitu Virdan.

"Dimana pacar Lo?" Tanya Vardan dingin

"Ada di kamarnya, lagi tidur" jawab Qilla

Dengan segera, Vardan berlari kecil menuju kamar milik Virdan, saat ia membuka kenop pintu ia mendapati kembarannya yang tengah tertidur pulas tanpa mengenakan sehelai benang pun.

"Gila nih bocah, abis enak enak langsung kerek" umpat Vardan

"Woy anak ngent, bangun!!!" Teriak Vardan seraya menarik selimut yang menutupi tubuh Virdan

"Eughh eumhhhh.. kan kita baru selesai main sayang masa mau lagi, nanti malam lagi aja yah" ucap Virdan dengan suara khas bangun tidur seraya mengusel-usel wajahnya di bantal guling yang tengah ia peluk

"Woy anj*ng, gue Vardan bukan Qilla. Bangun janc*k" teriak Vardan seraya menarik lengan Virdan

"Paan sih ganggu mimpi indah aja" ucap Virdan kesal

"Besok kita mulai sekolah" kata Vardan to the point

"APAA?!" teriak Virdan kaget

"Iya besok kita mulai sekolah" tegas Vardan

"Maksud Lo? Kenapa kita tiba-tiba lanjut sekolah anjay" protes Virdan

"Ya, karena gue mau aja" ucap Vardan dengan santai

"Kita sekolah dimana?" Tanya Virdan

"Di Sekolah MAN X" ucap Vardan

"Bukannya itu sekolah khusus islam ya?" Tanya Virdan

"Iya, Lo bener" jawab Vardan

"Tapi ijazah SMP kita kan masih kristen Dan, Lo juga harus jadi mualaf kayak gua kalo mau masuk ke sekolah itu" jelas Virdan

"Apa keliatan ya, orang yang jadi mualaf atau ngga nya?" Tanya Vardan

"Gak terlalu sih, tapi pasti itu kan sekolah Islam Dan, Lo juga harus bisa ngaji kalo mau sekolah di sana, kalo mereka tau Lo itu kagak bisa ngaji terus ijazah Lo juga agama Lo kristen, otomatis gak bakal keterima sekolah disana" jelas Virdan seraya mengenakan baju

"Apa Lo lupa ya dek, bukannya dari dulu gua gak pernah absen pelajaran, gua selalu ikut pelajaran agama Islam di sekolah dulu? Gua juga bisa ngaji sedikit, walaupun ga selancar Lo sama Qilla" ucap Vardan

DUNIA VARDAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang