Eps.6 Berhasil

350 38 8
                                    

"Kayaknya bakal ada banyak rencana kedepannya fyuhh.. sebentar lagi Vardan" gumam Vardan

Vardan beberapa kali menghisap rokoknya, dengan perasaan yang campur aduk, ia merasa tubuhnya sangat lelah. Ia ingin memejamkan matanya tetapi semakin ia memejamkan mata, semakin kacau pula pikirannya.

"Aku berharap lebih ke kamu Ya, aku harap kamu bisa menjadi apa yang aku harapkan" ucap Vardan lirih

Hatinya sedang kacau, pikiran dan tubuhnya ingin sekali beristirahat tetapi setelah semua hal yang telah berlalu terjadi seolah takdir tak membiarkan Vardan untuk beristirahat sejenak saja.

Tok Tok Tok!!

Suara pintu kamar Vardan berbunyi, sejenak Vardan terdiam, menghisap kembali rokoknya sebelum pada akhirnya ia memadamkan nyala rokok tersebut dan membuangnya. Suara ketukan pintu tersebut semakin keras terdengar setelah Vardan berjalan dengan pelan menuju pintu.

Ia melirik jam, pukul 01.45 dini hari. Setelah sampai di depan pintu, Vardan meraih kenop pintu lalu membuka pintu lebar-lebar. Ia terlihat heran dengan siapa di depannya.

"Ada apa?" Ketus Vardan dingin

"Tadi sore saya habis konsultasi dengan staf tata usaha di sekolah yang akan anda juga tuan Virdan sekolahi tuan, dan ini adalah formulir pendaftaran dari sekolah tersebut. Juga ini (seraya membawa tas berisi baju) adalah baju seragam baru anda, untuk baju olahraga dan batiknya akan diberi dari sekolahnya langsung tuan. Dan lagi mulai besok anda sudah bisa bersekolah tuan" ucap Novi

"Hmm.. ada lagi?"

"Tidak tuan, tetapi.. apa anda yakin ingin bersekolah di sekolah itu? Tapi sekolah itu terletak sangat jauh dari sini" ucap Novi

Vardan membawa formulir pendaftaran juga tas berisi baju tersebut lalu pergi ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat tanpa bicara atau menjawab pertanyaan dari Novi sepatah katapun.

Vardan memandangi kertas formulir pendaftaran tersebut, ada seutas senyum di bibirnya lalu ia isi formulir pendaftaran tersebut dengan perasaan yang campur aduk. Hingga pada saat ia mengisi bagian nama wali murid, air mata mulai mengalir keluar membasahi pipinya.

"Ma.. pa.. Vardan kangen.." ucap Vardan lirih

"Kenapa harus kalian yang pergi.. kenapa ga ajak Vardan bareng kalian"

Ia melanjutkan aktivitasnya mengisi beberapa kolom dalam formulir pendaftaran itu. Kali ini tangisannya mereda, karena ia kembali mengingat Yaya untuk kesekian kalinya.

Keadaan hatinya mulai membaik karena itu. Selesai ia mengisi formulir pendaftaran tersebut ia berbaring di ranjang king size miliknya, merebahkan tubuhnya yang lelah dan berselang beberapa saat, ia pun pulas tertidur dalam keadaan terlentang.

Pada dini hari seperti ini, adalah sebuah rutinitas harian bagi seorang Yaya yang memiliki hobi membaca buku. Seperti dini hari sebelum sebelum yang sebelum dari yang sebelum dan sebelumnya, dini hari ini juga ia tengah membaca salah satu buku novel yang ia pinjam di perpustakaan sekolahnya.

The Architecture of love, karya Ika Natassa itu lah judulnya

"Iihh gemes banget deh sama kak Raia, kenapa nggak langsung confes aja sih, iihhh gereget deh ah" ucapnya sembari berguling-guling di kasurnya.

"Jam berapa yah?" Tanya Yaya pada dirinya sendiri

"Wahh, dah jam satu lebih!! Ehh tidur Ya, tidur besok sekolah. Astagfirullah Yayaa~" decaknya pada dirinya sendiri

Yaya pun membereskan barang-barang yang berserakan, membereskan kasurnya lalu tidur, Ia berdo'a lalu memejamkan mata hendak tidur.

"Iihh tapi, aku masih penasaran sama ceritanya. Baca 1 bab lagi gak papa kali yah" Yaya bangkit dari tidurnya

DUNIA VARDAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang