9. (e)asy, if you obey!

65 24 17
                                    

"Aku ingin tidur" kata Keivel, ia mengusap rambutnya kebelakang. Matanya memandang Bevan dengan tatapan sengit, setelah itu beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar.

"Ah sepertinya aku harus tidur juga" Sambung Ken, "Ayo tidur Ken, Bevan kau juga istirahat" Ucap Steve yang diangguki Bevan. Tersisa Theo yang masih dengan posisinya menatap lilin itu.

"Kau tidak tidur?" Tanya Bevan, Theo menggelengkan kepalanya dan ia menoleh ke arah Bevan.

"Yang kau lakukan itu cukup fatal, aku tidak tahu mengapa kau mencuri lollipop itu. Tapi jangan sampai mencelakai kami hanya karna satu lollipop itu. Aku tahu, kau pasti punya alasan. Sudah, aku mau tidur"

Bevan menghela nafasnya dengan kasar, ia tahu yang ia lakukan itu salah. Pada saat itu, lilin pun mulai padam tertiup angin malam yang cukup menyanyat kulit. Bevan dengan cepat beranjak dari duduknya dan menutup jendela kamar Steve, ya.. mereka berkumpul di kamar Steve dan Ken. Mereka berdua telah tertidur, ini saatnya Bevan pergi ke kamarnya dan tidur bersama dengan Keivel dan juga Theo.

Ia melangkahkan kakinya perlahan, perasaannya sangat tidak enak dan dirinya merasa bersalah.

Ia mengurungkan niatnya dan membalikkan tubuhnya, kakinya melangkah ke arah tangga dan mulai menuruni anak tangga. Hingga akhirnya kini Bevan berada di dapur, mengambil air dingin dan disimpan disalah satu baskom dengan kain kecil di celupkan dan di peras.

"Air keran Kanada sudah dingin" Ucapnya, ia kembali ke atas dan memasuki kamar Steve.

tok tok tok

"Hey, aku tahu kau belum tidur" Ucap Bevan, tak lama dari itu Steve pun bangun dan mengganti posisinya menjadi duduk.

"Nah, tangkap!" Dengan cepat Bevan melempar kain yang sudah di rendam air dingin, begitu pula dengan Steve yang dengan gesitnya menangkap kain itu.

"Kompres rahangmu, aku lihat rahangmu agak lebam" Kata Bevan, Steve reflek memegang rahangnya, mengingat bahwa ia sempat di hantam pukulan tangan oleh pengawas saat berada di kereta. Kemudian ia tersenyum dan setelahnya mengangguk setuju.

"Mari kita bicara besok, Bevan." Kata Steve, "Ah.. soal lollipop ya? Maafkan aku ya.. kak Steve. Oh! Aku harus tidur, bye!"

Kembali ia berjalan ke arah kamarnya, dan pada saat itu Keivel mendengar suara pintu di ketuk, selanjutnya Bevan memasukki kamar itu dan melangkah ke arah kasur. Dengan berat hati Keivel pun menggeser dirinya, Bevan menidurkan dirinya dan terus menggeser sampai berada di tepi.

"Hey, kau niat tidur tidak sih? Masih lega dan kau terus menggeser tubuhmu hingga ke tepi, apakau ingin bermusuhan denganku hah?" Keivel menarik nafasnya panjang, ia memutar bola matanya malas, "Jangan merasa bersalah, jangan tidur terlalu di tepi ranjang begitu. Aku merasa seperti dimusuhi" Theo yang berpura-pura tidur menyunggingkan senyumnya mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Keivel.

"Aku sangat benci mengatakannya, tapi semoga tidurmu nyenyak"

Bevan yang membelakangi Keivel, ia meneteskan air matanya. Entah kenapa perasaannya sangat berbeda kepada teman temannya yang baru ia kenal. Ia merasa nyaman.

"Terimakasih" Kata Bevan, Keivel yang mendengarnya tersenyum tipis dan mulai memejamkan matanya.

***

Pagi ini, Ken menuruni anak-anak tangga dengan cepat dan pergi ke arah dapur.

"Tidak ada makanan? Aku harus memakan apa ya Miu?" Tanya Ken kepada boneka yang ia bawa.

OBEDIENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang